Rabu, 19 Desember 2007

Perbuatan Maksiat dan Global Warming



Akhirnya UNFCCC di Nusa Dua, Bali berakhir juga.  Walaupun tentu saja hasilnya sama sekali tidak memuaskan.  Uncle Sam alias AS tetap saja ngotot tidak mau pasang target pengurangan emisi.  Sudah deh! Nggak usah bicara lagi soal si Uncle Sam yang sakit jiwa itu! Sekarang kita lihat apa yang kita bisa lakukan untuk terus menjaga bumi kita yang udah tua dan sakit-sakitan ini.

Dalam tips-tips mengatasi Global Warming, tema yang mendominasi adalah penghematan energi, seperti jangan gunakan kendaraan pribadi apabila tidak perlu, matikan peralatan listrik yang tidak diperlukan dan sebagainya.  Hal ini merupakan hal yang sangat baik.  

Namun, pernahkah kita merenungi tujuan kita menggunakan energi? Sebab, sulit kita menghemat energi yang masih tersedia di bumi ini apabila karakter kita adalah karakter pemboros.  Pemborosan sesungguhnya identik dengan memperturutkan hawa nafsu dan kemaksiatan.  Berikut ini saya hanya akan menyampaikan beberapa contoh:

1.    Kita semua tahu betapa besar energi listrik yang disedot diskotik dan kasino/tempat perjudian setiap malam (dan siang).  Betapa luar biasa besarnya energi listrik yang disedot oleh Mall, bioskop dan tempat-tempat hiburan berlebihan lainnya, yang semua lampunya saja menyala siang dan malam.  Banyak pula bangunan-bangunan tersebut yang berdiri di tempat yang seharusnya menjadi tempat resapan air.  Apakah kita masih suka mengunjungi tempat-tempat tersebut padahal tidak benar-benar perlu?   

2.    Pada saat menggunakan kendaraan pribadi atau umum, pernahkah kita menanyakan pada diri kita sendiri apa tujuan kepergian saya kali ini? Apakah saya hendak melakukan kegiatan yang mengandung ketaatan, mengandung kemaksiatan dan dosa atau sekedar kegiatan yang sia-sia? Bukankah salah satu ciri orang beriman adalah orang yang bersedia meninggalkan hal-hal yang sia sia, seperti yang di-firmankan Alloh SWT dalam Surat 023. Al Mu'minuun ayat 3  dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna?

3.    Menurut pemberitaan Metro Realitas yang pernah saya saksikan, 90% Villa di Puncak tidak memiliki izin pembangunan.  Seandainya tempat di mana villa-villa tersebut di bangun tetap dipertahankan sebagai daerah dengan pohon-pohon yang dapat menyerap dan menyimpan air serta menyerap gas-gas rumah kaca yang berlebih tentu saja masalah Global Warming ini bisa dikurangi.  Bahkan Villa-villa tersebut lebih banyak digunakan untuk berbuat mesum dan maksiat dibandingkan kegiataan yang bermanfaat seperti training atau pengajian.  Saya pernah mendapat informasi bahwa villa-villa di daerah Kaliurang, Jogjakarta, disewakan kepada anak-anak yang masih sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan maksiat pada saat para pemiliknya tidak ada di tempat.  Maka, apakah kita masih suka ke Puncak dan tempat-tempat sejenisnya hanya untuk tujuan-tujuan yang tidak bermanfaat bahkan berdosa?  

4.    Apakah peralatan elektronik yang kita miliki (TV, radio, komputer, HP dan sebagainya), kita pergunakan untuk hal-hal yang mendekatkan kita kepada 4JJI SWT atau malah membuat kita terlena dengan segala macam kemaksiatan?

Tentu saja masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang dapat kita ajukan pada diri kita sendiri atau orang-orang yang kita sayangi dan cintai, agar kita bisa berkontribusi menjaga kelangsungan hidup bumi kita yang sudah tua dan sakit-sakitan ini.

Mari kita bayangkan, berapa banyak energi yang bisa dihemat apabila sebagian besar manusia, apalagi yang beragama Islam, bersedia meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat yang, selain menimbulkan banyak dosa, juga memboroskan energi dan menambah beban yang harus ditanggung lingkungan serta membawa bencana bagi kita semua.    

Semoga bermanfaat.


Minggu, 02 Desember 2007

Yang jaga warnet bisa bahasa Spanyol

bahasa spanyol

Hari ini (Ahad, 2 Desember 2007) anak-anak dari SMP Lab School datang ke rumah saya karena mereka mau belajar masak kue sama ibu saya.  Saya pada saat itu belum mengetik brosur Kursus Bahasa Spanyol yang akan diadakan lagi di rumah.  Saya lalu pergi ke suatu warnet (karena rental yang biasa saya gunakan tutup) dekat rumah.  Setelah selesai ngetik (sambil browsing sedikit, supaya enggak rugi) saya minta di-print sama bapak yang jaga.  "Judulnya Bahasa Spanyol, Pak!" kata saya.
 Saat saya tanya berapa harganya, apa jawab si Bapak? "¡Tres mil!” (artinya 3000).  Lalu si Bapak tanya lagi ”¿Habla español, señor? (bisa bicara bahasa Spanyol, Pak?).  Saya jawab ”Sí” (artinya Ya, malu donk kalo bilang No).  Supaya kelihatan keren, saya tanya lagi ” ¿Dónde estudia español?” (di mana Bapak belajar Spanyol).  Dia jawab di Malaysia.
   Saya sendiri kurang tahu apakah Bapak itu yang jaga warnet atau yang punya.  Yang jelas saya senang punya ”sparing partner” dalam berlatih bahasa Spanyol.

 

Isi brosur yang tadi saya ketik seperti ini:

Akan dibuka:

Kelas Bahasa Spanyol Dasar untuk bulan Januari 2008 (Paket 30 jam)= 15 pertemuan

Pendafaran/Kursus:

Jalan Ungaran No. 26, Kel. Guntur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan 12980

Telepon: (021)8307257, (021)8308631

Hari: Selasa – Kamis

Jam: 16:00 – 18:00

Biaya Kursus: Rp. 500.000,-

Yang mau lihat denahnya, Klik di sini.