Jumat, 20 Agustus 2010

Kenapa Jadi Orang Terlalu Baik Bisa Merugikan - Yahoo! Indonesia News

http://id.news.yahoo.com/viva/20100820/tls-kenapa-jadi-orang-terlalu-baik-bisa-34dae5e.html
ternyata segala sesuatu yg berlebihan tidak baik

[Flash Fiction] Sepasang Pedang Kayu

Kedua lelaki berbeda usia itu saling berhadapan, mereka berdua masing-masing memegang sebilah pedang kayu.   Mereka seakan tak peduli deburan ombak yang menghiasi pantai malam itu.  Keduanya saling bertatap tajam,

Tiba-tiba, teriakan keras seakan memecah sunyi malam itu, mengalahkan deburan ombak pantai tersebut.  Kedua lelaki itu saling menyongsong satu sama lain dengan pedang kayu mereka.  Sekejap kemudian, suara kayu beradu terdengar silih berganti, memecah kehingan malam di pantai tersebut.  

Sang pemuda, walaupun lebih muda dan kuat, tidak bisa mengimbangi permainan lelaki tua itu.  Beberapa kali sang pemuda terpukul pedang kayu lawannya, masih untung bukan bagian yang vital.  Si tua rupanya tidak ingin menyakiti sang pemuda lebih daripada yang diperlukan.  Orang tua itu ingin mendidik si pemuda, bukan membunuhnya.  Namun, benturan pedang kayu orang tua itu sepertinya sudah cukup untuk melumpuhkan perlawanan si pemuda.  

"Jahe tua memang pedas rasanya ...." kata si pemuda sambil memuntahkan darah seraya berlutut. Gumpalan darah itu pun larut ke dalam pasir pantai.  

Si pemuda bangkit kembali walau dengan susah payah dan bersiap meneruskan pertarungan.  Tubuhnya bergetar menahan rasa sakit yang menjalari seluruh tubuhnya.  

“Bangun” kata petarung yang lebih tua “kau belum siap”

“Tapi ayah …. “ protes si pemuda.  

Emotional content .. not anger” kata ayahnya “Remember that

“Apa perbedaan antara kedua hal tersebut?” kata si pemuda sambil menghapus darah di bibirnya?

“Sulit untuk dijelaskan .. kau akan mengerti saat dewasa nanti” kata sang ayah.

Si pemuda pun membisu, sehening malam di pantai itu.  

----------------------------------------------------------

Cerita ini ditulis untuk mengikuti lomba Flash Fiction di MP mbak Intan.
dengan Tema: Ayah dan Anak

Yang ingin tahu apa itu Flash Fiction, silahkan mampir ke situs ini

Cerita ini terinspirasi oleh  film silat djadoel berjudul Enter The Dragon yang dibintangi Bruce Lee dan sebuah drama Korea, judulnya lupa ...  serta komik silat karya Tony Wong, Long Hu Men alias Perguruan Naga Harimau

Sahabat Peduli - Bertahun-Tahun Lebaran Begitu-Begitu Aja? Kita Bikin Yang Beda Yuuk..!

http://pelangiers.multiply.com/journal/item/36/Bertahun-Tahun_Lebaran_Begitu-Begitu_Aja_Kita_Bikin_Yang_Beda_Yuuk..
Mensyukuri nikmat Allah bisa dengan bersedekah, berikut salah satu peluang amal sholeh pasca Ramadhan, semoga bermanfaat

Kamis, 19 Agustus 2010

[Renungan Kemerdekaan] Merdeka dari Mall, mungkinkah?

Jakarta telah berkembang menjadi salah satu kota metropolitan yang sangat bsar.  Nuansa hiruk pikuk kapitalisme menyelimuti keseharian warga penghuninya setiap hari.  Konsumerisme adalah bahan bakar mesin ideologis bernama kapitalisme.  Iklan-iklan dan promosi-promosi seakan menjadi minyak pelumas dari mesin ideologis tersebut.  Segala hal tersebut menjejali bawah sadar para penghuni Kota Jakarta tanpa hentai setiap hari.  Para perodusen bertarung mati-matian untuk memperebutkan kue bernama keuntungan material yang berasal dari kantong para konsumen. Harta yang diperoleh dengan kerja keras habis ludes tak bersisa akibat terbuai bujuk rayu para produsen barang dan jasa pengekor ideologi kapitalisme tersebut.  Promosi dan iklan seakan janji suci yang tak terbantahkan akan kesejahteraan dan kenyamanan hidup duniawi yang fana dan sementara ini.  

Untuk mendistribusikan sekaligus memasarkan barang-barang itu, dibuatlah berbagai tempat perbelanjaan yang membuat para pengunjungnya betah berlama-lama.  Selama berada di mall-mall tersebut, pikiran dan jiwa mereka terus menerus dipengaruhi oleh segala macam promosi yang ada.  Pendingin udara yang memenuhi seluruh Mall seakan melindungi para pengunjungnya dari sengatan terik mentari yang membakar bumi di luar sana.  Perbandingan antara Mall dengan taman kota sudah sulit untuk diperhitungkan lagi.  Taman-taman kota di Jakarta mungkin bisa dihitung dengan jari, sedangkan jumlah mall mungkin harus dihitung menggunakan kalkulator atau komputer yang canggih.  Taman kota hanya fragemen-fragmen kecil dari keseluruhan ruang di ibukota ini sedangkan Mall sudah memenuhi sekian puluh persen tanah yang ada.  Padahal, taman kota adalah tempat wisata yang murah meriah.  Bagaikan ibu yang memeluk anak-anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa membeda-bedakan status sosial, kekayaan, ras dan sebagainya.  Sedangkan Mall adalah seorang pesolek angkuh yang hanya mau melayani mereka yang berstatus sosial tinggi atau yang berkantung tebal entah uangnya halal atau haram.   Sementara itu, tidak jauh dari pusat-pusat perbelanjaan tersebut, anak-anak jalanan mencoba mengais-ngais sedikit remah-remah peradaban.  Mereka menjadi ojek payung bila hujan tiba, ada pula yang mengemis sekedar meminta belas kasihan para pengunjung mall yang tentunya punya uang banyak itu.  

Ciri orang-orang yang sudah terjajah peradaban materialistik adalah lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan.  Mereka lebih senang menggunakan harta hasil kerja keras mereka untuk memenuhi keinginan hawa nafsu duniawi mereka.  Padahal, menurut Kang Zen, Keinginan" yang terpenuhi seringkali justru menghadirkan banyak masalah baru, sedangkan "Kebutuhan" yang terpenuhi akan menyelesaikan banyak permasalahan. Boleh jadi, jika 30% saja terpenuhi dari semua keinginanmu maka bersiap2lah mendapatkan masalah 3 kali lipat lebih berat dari biasanya. Allah SWT berfirman: "Boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu.. (Q.S. 2:216)".  Banyak dari mereka juga enggan membantu orang lain memenuhi kebutuhan hidup orang lain.  

Sebaliknya, salah satu ciri orang-orang yang sudah terlepas dari belenggu materialisme adalah kesungguhan mereka dalam ber-shadaqoh, walaupun tidak selalu berwujud pengeluaran harta.  Shadaqoh berasal dari kata sadaq yang berarti membenarkan.  Maksud dari istilah tersebut adalah orang-orang yang mengeluarkan hartanya untuk membuktikan kebenaran janji Allah SWT dalam Al Quran.  Mereka juga bershadaqoh dengan waktu, tenaga dan segala yang mereka miliki.  Salah satu faktor pembebas mereka dari penjajahan materialisme adalah pemahaman yang benar tentang infaq. Infaq berasal dari kata nafaqa yang berarti mengeluarkan, infaq berarti pengeluaran atau belanja.  Pengeluaran atau belanja untuk diri sendiri disebut nafaqa yang menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia menjadi nafkah.  Sedangkan, pengeluaran harta untuk membantu orang-orang yang membutuhkan disebut Infaq.  

Para penjajah asing mungkin secara formal sudah tidak ada lagi di negeri kaya raya ini. Namun, penjajahan yang dilakukan sesama bangsa seakan langsung muncul sesudah para penjajah asing itu pergi.  Kemerdekaan yang sudah dianugerahkan oleh Allah SWT melalui darah, keringat  dan air mata para pahlawan seakan-akan tidak berharga sama sekali.  Kemerdekaan itu seakan-akan legitimasi untuk memperturutkan segala macam yang diinginkan hawa nafsu dan ego manusia.  Selama manusia Indonesia masih terjajah oleh paham kapitalisme materialistik itu, maka "kamp-kamp konsenterasi" bernama Mall itu akan terus ada dan memenuhi mungkin sebagian besar tanah di Jakarta dan kota-kota lainnya di bumi nusantara tercinta ini.

Memang, negara yang terjajah oleh bangsa lain saat ini mungkin hanya Palestina dan Iraq. Palestina dijajah kaum Zionist Laknatullah dan Iraq dijajah Amerika, si Polisi Dunia.  Namun, hampir semua bangsa di dunia ini sebetulnya sedang dijajah saudara sebangsanya sendiri.  Penjajahan tersebut berwujud ketidakpedulian dan keegoisan serta memperturutkan hawa nafsu pribadi.  Penjajahan memang tidak selamanya tidak menyenangkan.  Para penduduk Gaza dan wilayah-wilayah lain di Palestina malah bisa lebih dekat pada Allah SWT selama dijajah Zionis sedangkan di negeri kita banyak yang berpaling dari agama karena dijajah Mall dan kapitalisme


Semoga siapapun yang membaca tulisan ini tergerak untuk memerdekakan minimal dirinya sendiri dari penjajahan yang enak itu serta memutuskan rantai ketidakpedulian pada sesama, minimal yang membelenggu dirinya sendiri.  

Referensi:

Jumlah Mall di Jakarta sudah tidak ideal

Menyikapi Kebutuhan Keinginan dan Tawakkal


Note: untuk yang ingin segera infad dan bersedekah, silahkan catat nomor berikut, pasti diperlukan kalau lagi niat infak atau sedekah: 021-7414482 atau SMS 0813 15 6000 78 (ACT), Insya Allah siap dijemput. atau langsung ke rekening BCA 676 030 3818 - Permata Syariah 0971 001 224 atas nama Yayasan Aksi Cepat Tanggap

Ladang Amal Ramadhan 2010:

Baksos Multiply Indonesia 2010 di LP Wanita Pondok Bambu, dengan tema: MULTIPLY INDONESIA GOES TO LAPAS, info klik di sini

Pesantren Kilat Edufasting by Komunitas Lebah di PESANTREN KILAT KOMUNITAS LEBAH (EDUFASTING) tgl 28-29 agustus 2010 di hostel Pradana SMK 57 & Jl Margasatwa, Ragunan, Jaksel. Info klik di sini

LEBAY (Lebaran Bareng Anak Yatim) bersama Aki Nini pemetik daun teh di Desa Tugu, Bogor by Yayasan Sahabat Peduli Generasi Mandiri.  Insya Allah akan dilaksanakan tanggal 12 September 2010, H+3 Lebaran. Info klik di sini


Semoga bermanfaat,  

Senin, 16 Agustus 2010

Ceramah Singkat

http://ceramahsingkat.blogspot.com/
ada yang diminta kultum atau mengisi pengajian, silahkan cari bahan di situs tersebut. semoga bermanfaat

Senin, 09 Agustus 2010

di Multiply koq tidak bisa langsung upload foto ke jurnal/blog ya, akhirnya fotonya mampir dulu ke Photobucket lalu baru dikerek ke MP via direct link

[Sosial] Tangan Kecil dan Sekerat Daging

Hari telah malam saat saya berjalan di sebuah jalan yang banyak dipenuhi penjual makanan dan minuman. Saat melewati seorang pedagang kebab, saya memutuskan untuk makan di sana. Pada saat si pedagang sedang mempersiapkan makanan pesanan saya, tiba-tiba beberapa anak-anak lewat di sana. Beberapa diantara mereka berkerumun dekat si penjual kebab. Tiba-tiba, sebuah tangan mungil terulur dan mengambil sekerat daging yang sedang dipersiapkan si penjual. Rupanya, daging lezat nan berasap itu membuat si anak tidak bisa menahan diri. Suatu kelezatan yang menggoda siapapun yang melihat dan mencium aromanya. Anak-anak yang lain, sambil bercanda, berseru pada si pengambil daging dan menyuruhnya mengembalikan keratan tersebut. Apalagi ditambah teguran keras si penjual sehingga nyali anak itu menciut dan terpaksa mengambilkan keratan daging yang diambilnya. Lalu, dia bergabung kembali dengan teman-temannya dan pergi sambil bercanda ria, menghibur hati yang kecewa karena gagal merasakan sedikit kelezatan duniawi yang menawan itu.

Teringat kembali akan kuliah kerelawanan yang pernah disampaikan  Pak Ahyudin, Presiden ACT, tentang orang-orang di beberapa daerah yang terserang gizi buruk. Apabila kita makan coklat di daerah tersebut, bungkus bekas coklat itu akan jadi rebutan anak-anak. Demikian pula makanan lainnya. Fenomena ini sangat membahayakan. Bisa menjadi ancaman loss generation. Sebuah taruhan bagi harga diri dan eksistensi masa depan bangsa. Apalagi jumlah masyarakat miskin saat ini sangat banyak, tidak kurang dari 60 juta jiwa. Sementara penderita gizi buruk sudah mencapai 13 juta jiwa (WFP, dikutip dari artikel di situs ACT).

Sekelebat kejadian yang mungkin terlihat biasa bagi kebanyakan manusia. Seorang anak miskin yang mengambil makanan yang bukan haknya karena terdorong rasa lapar dan tekanan ekonomi.

Hidup telah menjadi sedemikan berat bagi sebagian besar anak bangsa penghuni zamrud katulistwa ini. Rentangan pulau-pulau yang dipenuhi hasil bumi melimpah dan tanah pertanian nan subur ternyata dihuni jutaan orang miskin yang harus mengerat sisa-sisa peradaban. Peradaban yang sama dengan peradaban yang memanjakan segelintir orang berduit dengan kemewahan, pemborosan dan ketidakpedulian.

Betapa sejarah menunjukkan bahwa manusia hampir tidak pernah belajar dari sejarah itu sendiri. Begitu banyak peristiwa-peristiwa mengerikan, yang berawal dari ketiadaan empati pada sesama, hanya menjadi catatan tanpa ruh yang menggugah dan menggentarkan. Begitu banyak darah yang tertumpah sia-sia seraya membentuk catatan hitam berbau anyir tentang penindasan manusia atas sesamanya. Baik dalam bentuk penjajahan atas bangsa lain maupun penindasan terhadap bangsa sendiri. Revolusi Prancis hanya salah satu diantara kejadian-kejadian tersebut, termasuk juga kerusuhan bulan Mei 1998, seakan lenyap dari ingatan. Sebagaimana lenyapnya rasa kepedulian dan empati pada sesama.

Entah kapan manusia akan menyadari bahwa bisa jadi sebagian bear orang lain adalah anugerah baginya. Sesama manusia adalah kesempatan yang diberikan Allah SWT untuk menambah timbangan amal kebaikan di akhirat dan energi positif keberuntungan di dunia. Tidak selalu sebagai lawan yang harus dibenci atau musuh yang harus dimusnahkan.

Mungkinkah kita perlu mengikuti saran Om Ebiet G. Ade, yaitu bertanya pada rumput yang bergoyang.

Mungkin Tuhan mulai bosan
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang

Semoga bermanfaat

Mari kita jadikan momentum Ramadhan 2010 ini sebagai momen pembentukan pribadi dan pengembangan kepedulian pada sesama. Mohon dimaafkan atas segala kekurangan dan kekhilafan yang terjadi atas kelemahan saya sebagai manusia biasa.

Sabtu, 07 Agustus 2010

[Transkrip] Sukses dalam Bersinergi

Acara: Mutiara Pagi - The Power of Life edisi 08 Agustus 2010

Manusia memiliki kompetensi, latar belakang, pendidikan yang berbeda-beda. Semua manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan.

Sinergi berarti mampu memanfaatkan kelebihan kita untuk memperkuat kelemahan orang lain dan sebaliknya. Bisa juga berarti menggabungkan kekuatan kita dgn kekuatan orang lain agar tercipta kekuatan yang lebih besar. Kelemahan yang tertutupi dan kekuatan yang bertambah besar itu lebih memungkinkan ktia mencapai prestasi yg lebih tinggi.

Sinergi tidak menafikan adanya perbedaan-perbedaan. Sinergi justru menyatukan dan memadukan perbedaan-perbedaan itu sehingga tercipta suatu kesatuan kerja yagn lebih baik dariapda kerja sendiri.

Sinergi yang baik didukung core competence masing-masing. Kelebihan yang ditonjolkan harus khas dan unik, shingga apabila digabungkan dengan keleibhan yang lain akan mewarnai sinergi tersebut. Walaupun ada pihak yang lebih dominan (atasan, pemilik perusahaan atau pemimpin) namun kelebihan dari pihak yang kurang dominan tetap terserap dab mampu mewarnai sinergi itu.

Sinergi dapat diwujudkan dalam hubungan kerja, bisnis, rumah tangga, organisasi sosial dan lain sebagainya.

Persyaratan terwujudnya sinergi:

1. Motivasi: niat harus baik utk hargai orang lain. Niat baik dan kesediaan memepercayaai orang lain bisa menjadi faktor pendorong dan fondasi yang kuat dalam suatu sinergi

2. Tujuan: menyatukan kepentingan, memperkuat kekuatan.

3. Komitmen: sesuatu yang kita ingin capai harus dikomitkan bersama. Ikatan batin dan formal saling menguatkan komitmen.

4. Pengoptimalan kekuatan, mendelegasikan aktifitas kita sesuai dengan kelebihan yang dimiliki orang yang bersinergi tersebut. Distribusi kekuatan yagn optimal membuat sinergi menjadi kuat. Tetapi, apabila orang-orang yang bergabung gagal dalam distribusi, sinergi bisa melemah.

5. Toleransi, pelibatan pihak lain. ada perbedaan perlu toleransi. tanpa toleransi sinergi tidak tahan lama. kesediaan kita utk mengakui ada kepentingan, gaya dll sejauh tidak melampaui prinsip yang benar. berbeda keinginan, cara kerja, gaya hidup dll masih bisa diterima sejauh prinsip tidak dilanggar.

6. Sabar: utk capai ssuatu spare utk menuggu waktu utk meraih pencapaian pd titik terbaiknya. perubahan-perubahan transisi agar sinergi berjalan dgn baik.

Faktor penghambat sinergi:

1. Tiba2 tidak aada kesamaan tujuan. ingin mempercepat pekerjaan yang lain memperindah hasilnya.

2. Ada pihak yg egois dan tidak toleran pada orang lain. tidak mbuat orang lain merasa terlibat berkontribusi. orang lain tidak merasa berharga lagi.

3. Tidak mampu mendistribusikan tg jawab dan hak secar benar pada mitrasinergi. ada yang kebnayakan kerjaan yg lain hanya sedikit. hak pun demikian ada ygn merasa tidak dierplakuan adil.

4. Tidak bersungguh-sungguh menempuh proses. tidak seketika jadi, tidak melakukan dgn sungguh2 ada kemungkina merasa lelah dan frustasi.

Terapi mengatasi gangguan atau yang mengganggu sinergi:

1. Bicara dengan yang bersangkutan agar berpartisipasi

2. Lokalisir gangguan, tidak berpartisipasi dalam sinergi inti. ditempatkan sbg support team.

3. Tindakan tegas, pemecatan, pemutusan keterlibatan dalam sinergi atau bahkan tindakan hukum

Salah satu syarat kesuksesan adalah sikap dan mental ingin terus bersinergi dengan orang lain untuk saling memberi manfaat sebesar-besarnya.

Semoga bermanfaat

Narasumber: Bapak Ahmad Juwaini

Acara Mutiara Pagi - The Power of Life adalah hasil kerjasama Radio Trijaya 104,6 FM dengan Institut Kemandirian, suatu lembaga jejaring Dompet Dhuafa Republika yang mengajarkan ketrampilan Wirausaha dan Teknis secara gratis. Alamat Institut Kemandirian: Kompleks PT Panasonic/Yayasan Matsushita Gobel, Gedung Techno School Lt. 3, Jl. Raya Bogor, Km 29, Jakarta Timur. Telp: 021-88710408, 91261823