Selasa, 31 Januari 2012

Video si tukang sampah

Tukang Sampah London vs Tukang Sampah Indonesia, lebih tangguh siapa?

Siapa bilang orang Indonesia selalu kalah dari orang-orang luar negeri, baik yang bule ataupun non bule? BBC London telah membuktikan bahwa dalam profesi-profesi tertentu, orang Indonesia ternyata jauh lebih tangguh dari orang luar negeri.  Salah satunya adalah tukang sampah.  Ternyata tukang sampah Indonesia jauh lebih tangguh dari tukang sampah di luar negeri.  Salah satu dari para tukang sampah yang tangguh itu adalah Imam Syafii.  Imam Syafii setiap hari bergelut dengan tumpukan sampah yang menggunung di daerah Kawi Buntu, Kelurahan Guntur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.  Di daerah yang sebagian besar wilayahnya sudah tergusur untuk pembangunan gedung-gedung perkantoran dan perbelanjaan itulah dia tinggal bersama keluarganya.  Dia tinggal di rumah yang terbuat dari tripleks bekas dan berdampingan dengan tumpukan dan gerobak-gerobak sampah.  Padahal, hanya beberapa ratus meter dari sana, sebuah Mega Proyek Superblok sedang giat-giatnya dibangun.  Sebuah surga dunia bagi mereka yang berkantong tebal dan berduit banyak, bukan yang pekerjaannya mengangkut sampah seperti Imam Syafii.  Sungguh suatu ironi yang pedih menyayat hati siapapun yang masih bernurani.

Namun, entah mimpi apa semalam, si tukang sampah ini mendapat tamu istimewa.  BBC memilih Imam Syafii untuk menjadi partner bagi bintang tamu mereka dalam acara dokumenter "The Toughest Place to be a Bin Man" atau tempat paling menantang untuk menjadi seorang tukang sampah.  Tamu itu bernama Wilbur Ramirez, seorang berkulit hitam dan berbadan gempal yang berprofesi sebagai tukang sampah di London.  Selama 10 hari, Wilbur membantu Syafii dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari mengangkuti sampah.  Selama itu pula tamu kehormatan ini menelusuri "daerah pegunungan" (karena jalan-jalan di sana menggunakan nama-nama gunung seperti Bromo, Kawi, Merbabu, Lawu, Tangkuban Perahu dan sebagainya) yang sehari-hari jadi wilayah operasi Imam Syafii.  Selama "magang" bersama Imam Syafii itulah Wilbur mengalami sendiri betapa beratnya bekerja menjadi tukang sampah di Indonesia.  

Betapa tidak, jika di London para tukang sampah menggunakan kendaraan yang dilengkapi AC dan penghancur sampah, di Indonesia para tukang sampahnya menggunakan "kereta kencana" untuk mengangkut sampah.  "Kereta kencana" yang dimaksud tentu saja berbeda dengan yang dipergunakan para raja dan bangsawan yang ditarik kuda-kuda yang gagah perkasa.  "Kereta kencana" alias gerobak sampah itu harus ditarik sendiri oleh si tukang sampah sepanjang jalan di daerah tempatnya beroperasi.

Wilbur pun terbengong-bengong melihat Imam Syafii yang sehari-hari bekerja tanpa alas kaki.  "Mungkin kulit di telapak kakinya setebal kulit badak" demikian komentar tukang sampah dari London tersebut.  Wilbur pun lebih kaget lagi saat melihat Imam Syafii naik ke atas gerobak sampah dan menginjak-injak sampah untuk mendapat ruang muat lebih banyak.  "Apa dia tidak takut kena kaca atau beling" pikir tukang sampah dari luar negeri itu.

Selama bekerja, Wilbur menyaksikan sendiri betapa rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia dalam menjaga kebersihan.  Di London, para tukang sampah hanya perlu mengambil sampah yang sudah terbungkus rapi dalam plastik.  Sampah yang organik dan yang non organik pun sudah terpisah sehingga bisa ditangani dengan mudah oleh para tukang sampah.  Namun, di Indonesia pemisahan kedua sampah tersebut belum jadi budaya.  Hampir di setiap rumah yang mereka singgahi sampahnya tercampur antara sampah yang organik dan non-organik.  Wilbur terheran-heran melihat got atau saluran air kotor yang terbuka, tidak seperti gorong-gorong di London yang tertutup rapat.  Dia lebih terperanjat lagi saat Imam berkubang di got tersebut untuk mengambil sampah yang menyumbat aliran air kotor.  Tidak mengherankan, selama magang 10 hari bersama Imam, Wilbur sampai kehilangan 10 kilogram berat badannya.  Wilbur benar-benar telah mengakui kehebatan dan ketangguhan para tukang sampah di Indonesia karena dia menyatakan kapok bekerja sebagai tukang sampah di sini.  

Sebaliknya, Imam Syafii pun tidak mampu menyembunyikan perasaan iri yang ada dalam hatinya pada Wilbur.  Penghasilan Imam Syafii per bulan tentu jauh lebih rendah dibandingkan penghasilan Wilbur.  Jika sebulan Imam Syafii penghasilannya tidak sampai 1 juta, Wilbur bisa menghasilkan beberapa kali lipat, padahal profesi mereka sama. Sehingga, sebagaimana diberitakan detiknews dot com, jika Wilbur bisa punya mobil maka Syafii beli sendal saja susah.  Suasana kerja, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja dan prospek karir mereka pun jauh berbeda.  Bagai bumi dan langit.  Sehingga, ketika BBC memberi Imam "uang lelah" sebesar 1.5 juta rupiah, dia tidak terlalu gembira.  Masih perlu dilihat, apakah nasib Imam Syafii jadi berubah seperti Briptu Norman dengan chaiya-chaiya-nya atau tetap sama saja.  Menyusuri jalan-jalan di kelurahan Guntur mengangkut sampah  tanpa pernah ada kejelasan apakah nasibnya akan menjadi lebih baik di masa depan atau tidak?

Sungguh ironis.  

Note: sorry no pic, takut kena SOPA PIPA ACT

Yang mau nonton silakan mampir ke

The toughest Place to be a Bin Man Part 1

The toughest Place to be a Bin Man Part 2

Senin, 30 Januari 2012

Yaah, kebongkar deh aibnya daerah tempat tinggalku .. :((((

[Opini] Xenia maut, cukupkah dengan tugu?

Ketika seorang pengamat tata kota mengajukan usul pembangunan tugu peringatan peristiwa Xenia maut di halte depan Tugu Tani, pro dan kontra pun bermunculan.  Ada yang setuju dengan alasan agar orang tidak mudah melupakan peristiwa tragis tersebut.  Ada pula yang mengatakan bahwa tugu itu akan menjadi peringatan agar orang lebih waspada terhadap bahaya miras dan narkoba.  Namun tidak sedikit pula yang menolak.  Pihak yang menolak beralasan bahwa tugu adalah cikal bakal penyembahan berhala.  Ada juga yang mengatakan bahwa jika setiap tempat terjadi kecelakaan dibangun tugu, maka entah akan ada berapa banyak tugu di ibu kota ini.  

Alasan agar orang tidak mudah melupakan peristiwa penabrakan tragis itu pun diragukan banyak pihak.  Terbukti nama-nama para pahlawan yang dijadikan nama jalan pun tidak banyak membawa kebaikan dan perbaikan di negeri ini.  Tidak sedikit orang di negeri ini yang tidak mengerti, memahami apalagi menghayati sejarah perjuangan para pahlawan tersebut.  Ditambah lagi sejarah yang kita ketahui sekarang ini seringkali merupakan produk yang sudah dimanipulasi pihak penguasa demi kepentingan kekuasaan.  Sehingga, banyak orang yang tidak banyak tahu sejarah bangsa ini yang sesungguhnya. 

Bangsa yang besar, kata Bung Karno, adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.  Menghargai jasa para pahlawan tentu bukan dengan mendirikan tugu atau patung mereka, tetapi dengan mengisi kemerdekaan ini dengan usaha dan karya-karya terbaik yang kita mampu.  Insya Allah, perjuangan para pahlawan tersebut benar-benar ikhlas dan tulus demi kemerdekaan bangsa ini.  Mereka telah berjuang dan telah mengorbankan segala yang mereka miliki.  Mereka tidak ingin dibuatkan tugu, patung atau diabadikan dalam nama jalan-jalan di kota-kota.  Yang mereka harapkan hanya agar hasil perjuangan mereka tidak disia-siakan.  Mereka pasti berharap generasi yang hidup di alam kemerdekaan ini akan memanfaatkan anugerah maha besar ini dengan sebaik-baiknya. 

Namun, kenyataan yang kita saksikan saat ini sungguh bertolak belakang dengan idealisme tersebut.  Kemerdekaan yang dianugerahkan Allah SWT berkat perjuangan para pahlawan yang berurai air mata, berpeluh keringat dan bersimbah darah seakan tidak ada artinya lagi.  Hampir di seluruh tempat di negeri ini kita saksikan fenomena generasi instant yang hanya memuja kesenangan sesaat belaka.  Baik mereka yang masih bergantung pada kedua orang tuanya atau yang sudah bisa mandiri dalam mencari nafkah.  Hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu dan harta demi kepuasan pribadi tanpa berempati pada orang lain.  Mulai dari yang sekedar makan-makan di berbagai restoran cepat saji, keluyuran di mall-mall atau bermain games online di rumah atau warnet sampai dengan mereka yang berfoya-foya dengan miras dan narkoba di tempat-tempat hiburan.  Kecelakaan tragis di depan Tugu Tani beberapa waktu yang lalu hanya puncak dari gunung es kesemrawutan dan kerusakan peradaban.  Suatu kerusakan yang merajalela bagai kanker ganas yang menggerogoti bangsa ini. 

Bercermin dari paparan di atas, adalah suatu kenaifan apabila kita hanya membangun tugu untuk mengenang para korban kecelakaan itu.  Tugu raksasa sebesar Monas saja tidak mampu menggugah bangsa ini untuk lebih baik dalam mengisi kemerdekaan yang dianugerahkan kepadanya.  Tugu itu, jika pun jadi dibangun, hanya akan menjadi monumen mati hampa makna yang hanya bisa diam seribu bahasa.  Tugu tersebut lebih tepat dimaknai sebagai sebuah batu nisan di atas kuburan kematian hati nurani sebuah bangsa bernama INDONESIA.  

Semoga bermanfaat, mohon maaf bagi yang kurang berkenan

M. Nahar

http://wasathon.com

 

Related article: Xenia maut dan pencabutan perda miras 

Selasa, 24 Januari 2012

"Volunteer Gathering 2012, "Membangun Karakter Melalui Kerelawanan" Ayo Gabung!

Start:     Feb 11, '12 08:30a
End:     Feb 11, '12 11:30a
Location:     Gedung Diknas, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta.
Seorang sahabat pernah bilang, “Orang-orang yang mau jadi relawan itu adalah orang yang datang dari planet lain”. Sahabat lain menyebut “Orang Gila” untuk orang-orang yang masih bisa menyempatkan diri untuk berbagi dan peduli kepada orang lain melalui gerakan kerelawanan. Ya, Aneh, Gila, Makhluk Asing atau apalagi sebutan bagi para relawan ini, yang pasti relawan selalu ada. Kenapa disebut Aneh dan gila? Mungkin mereka yang menyebut begitu melihat fenomena bangsa ini yang sudah sangat individualis, tidak peduli dengan urusan orang lain, mementingkan diri sendiri, sementara ternyata ada orang-orang yang masih memikirkan kehidupan orang lain. Aneh bukan?

Bagaimana tidak disebut “gila” disaat bencana terjadi semua orang sibuk menyelamatkan diri dan keluarganya, para relawan ini justru mendatangi wilayah bencana. Bertarung dengan maut menyelamatkan orang-orang. Ia meninggalkan keluarganya, pekerjaannya, sejenak melupakan kesenangan di kota, lalu berlumur lumpur, berbasah banjir dan berhadapan dengan kobaran api. Gila kan?

Aneh lagi, disaat orang lain berlomba-lomba untuk menghabiskan uang mereka untuk belanja, nongkrong di café, seliweran di Mall, sementara para relawan ini mau mengeluarkan uang dari kantong sendiri untuk berpanas-panasan, berpeluh lelah dengan beragam aktifitas sosial kemanusiaan. Coba bayangkan, sudah lelah, panas berkeringat, menguras tenaga, masih harus keluar uang juga. Benar-benar aneh kan orang-orang yang seperti ini?

Tapi faktanya, siapa yang aneh? Mereka yang disebut relawan yang memiliki jiwa berbagi atau justru orang-orang yang sama sekali jauh dari dunia kepedulian. Bagaimana sebenarnya hakikat kita sebagai makhluk sosial, saling membutuhkan antara satu dengan lainnya. Apakah kita benar-benar bisa hidup sendirian, meski dengan harta berlimpah dan kekuasaan tertinggi?

Hidup kita bagaikan bola karet yang bila kita lempar pelan kea rah dinding akan memantul pelan juga ke arah kita. Namun bila bola itu dilempar cepat, akan cepat pula ia memantul ke arah kita. Jadi apa yang kita peroleh sangat tergantung apa yang kita berikan. Para relawan ini mengerti betul bahwa apa yang mereka berikan dalam beragam aktifitas kerelawanan, semua akan berbalik pada dirinya, meski dalam bentuk yang berbeda.

Disadari atau tidak, mereka yang mendedikasikan diri, waktu, energi dan pikirannya untuk berbagi dan peduli, telah secara langsung membentuk karakter diri mereka sendiri. Disiplin, saling menghargai, senang membantu, mendahulukan kepentingan orang lain, rendah hati, jujur, adalah contoh-contoh karakter yang disadari atau tidak telah tertanam di jiwa para relawan. Jika memang demikian, tentu dibutuhkan banyak aktifitas kerelawanan agar lebih banyak memberi kesempatan orang lain menjadi relawan.

VOLUNTEER GATHERING 2012 ini mengambil tema “Membangun Karakter Melalui Kerelawanan”, akan menghadirkan tokoh yang tak asing di dunia sosial kemanusiaan, yakni Erie Sudewo, peraih penghargaan Social Entrepreneur of The Year, 2009, dari Ernst and Young.

Selain mendapatkan pencerahan dari Mas Erie, panggilan akrab Erie Sudewo, para relawan pun akan mendapatkan informasi lengkap dari berbagai komunitas sosial yang akan berbagi profil dan ragam programnya yang akan menjadi pilihan bagai para relawan untuk berkiprah. Jadi diharapkan banyak komunitas yang hadir di Volunteer Gathering ini, agar semakin banyak alternatif program bagi para relawan.

Dari kegiatan ini, diharapkan terjadi sinergi yang hebat antar berbagai komunitas dalam menjalankan program-program sosial kemanusiaannya. Tidak ada lagi persaingan, tidak ada lagi merasa lebih hebat, lebih baik, dan tidak lagi kita sendiri-sendiri dalam menjalankan program. Kalau ada program yang sama dan bisa dijalankan bersama-sama, kenapa harus sendiri? Sekarang lah saatnya kita bersama, karena tujuan kita pun pasti sama, untuk Indonesia yang lebih baik.

Selain itu, terbentuk pula sebuah jaringan komunikasi dan informasi antara komunitas dan relawan untuk beragam info dan aktifitas sosial kemanusiaan, sehingga para relawan dengan mudah mendapatkan informasi kegiatan dan bagaimana bergabung.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Volunteer Gathering akan dilaksanakan Sabtu, 11 Februari 2012, Pukul 08.30 – 11.30 WIB dan bertempat di Gedung Diknas, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta.

Siapa yang boleh ikut?

Siapa saja, relawan maupun calon relawan, atau mereka yang mau tahu apa saja kegiatan relawan dengan berbagai program sosial kemanusiaannya.

Registrasi dan informasi

Pastikan Anda mendapat informasi lengkap terkait acara ini, dan setiap peserta diharuskan melakukan registrasi dengan menghubungi nama-nama di bawah ini :

Tini Yuliati, 081310875261

Irma Darina 021-92826980, 081808155008

Bayu Gawtama, 087878771961

Senin, 23 Januari 2012

Bakal ada film horror baru?

Mobil Xenia maut dan Pencabutan Perda Miras

Tabrakan maut kembali terjadi, tidak tanggung-tanggung 9 orang kehilangan nyawa. Mobil bermerek Xenia yang dikemudikan seorang perempuan yang sedang mabuk menabrak orang-orang yang sedang berada di halte bis dekat Tugu Petani di daearah Jakarta Pusat.  Menurut beberapa sumber berita, pengemudi mobil dan ketiga kawannya mengonsumsi minuman keras dan obat-obat terlarang.  Hasil test di kepolisian menunjukkan bahwa tubuh mereka positif mengandung metamphetamine .  Malam sebelum kejadian, mereka berpesta minuman keras dan obat-obat terlarang dan saat menyetir mobil, si pengemudi dan ketiga temannya belum tidur.  Bahkan, menurut situs kompas.com, mobil tersebut bahkan dilarikan dengan kecepatan 100 km per jam .

Beberapa waktu sebelum kejadian tragis tersebut, perhatian masyarakat tertuju pada pro dan kontra Pencabutan Perda Miras.  Beberapa lembaga Negara pun saling tuding satu sama lain karena kerasnya reaksi sebagian masyarakat beserta tokoh-tokoh dan ormas-ormasnya.  Ormas Islam yang memprotes pencabutan perda Miras itu pun dituding beberapa pihak sebagai orang-orang yang anarkis dan mau menang sendiri serta memakasakan kehendak.  Para anggota Ormas-Ormas Islam itu dianggap sering melakukan pengerusakan dan pelanggaran HAM karena sering menuntut penutupan kafe atau tempat-tempat hiburan yang menjual minuman keras.

Mungkinkah kejadian tabrakan maut itu adalah peringatan dari Allah SWT atas arogansi manusia menghalalkan miras / khamar? Sebagian orang mungkin akan mengatakan bahwa kejadian tabrakan maut itu hanya kebetulan belaka.  Apa hubungannya pencabutan peraturan-peraturan yang melarang miras dan sejenisnya dengan tabrakan? Pakai bawa-bawa nama Tuhan lagi.  Apalagi menurut mereka yang sudah terlanjur menganggap Tuhan sebagai sosok khayalan, atau jikapun ada, tidak terlalu banyak berperan dalam kehidupan manusia.  Bukankah manusia punya akal yang dapat dia pergunakan untuk menyelesaikan masalah-masalahnya.  Untuk apa Tuhan  dan agama dibawa-bawa.  Bukankah agama hanya urusan spiritual dan pribadi masing-masing orang yang tidak seharusnya dibawa-bawa ke ruang public?  Mereka belum paham bahwa Islam memiliki aturan-aturan yang jelas dan tegas mengenai zat-zat yang memabukkan, yang dalam terminology syariat disebut Khamr.  

Dalam Islam, definisi khamr adalah segala sesuatu yang memabukkan, baik mengandung alkohol atau tidak.  Saat Rasulullah SAW masih berada di tengah-tengah ummat, untuk mengetahui apakah suatu minuman atau apapun bersifat khamar atau tidak, yang dipakai metode langsung .   Yaitu jika minuman itu diminum oleh orang yang tidak pernah mabuk (bukan pemabuk) apakah dia akan mabuk atau tidak.  Jika mabuk, maka itulah khamar yang haram untuk dikonsumsi, didistribusikan dan diperjual belikan kepada siapapun.  Suatu definisi yang jelas, sederhana dan mudah untuk dipahami manusia selugu dan sebodoh apapun.  Asalkan akalnya masih waras dan hati nuraninya masih hidup.  

Ajaran Islam mencegah segala pintu kerusakan agar tidak terbuka.  Islam pun memberikan solusi untuk mengatasi kejahatan dan memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi baik di tingkat personal, inter-personal ataupun social kemasayarakatan.  Solusi perbaikan personal terletak pada taubatan nasuha atau taubat yang sunggu-sungguh.  Solusi perbaikan inter-personal terletak pada permintaan maaf dan pemberian maaf serta penghalalan dari mereka yang pernah dizalimi hingga silaturahim yang terputus bisa terjalin kembali.  Namun, jika solusi tersebut belum bisa menyelesaikan masalah dan memperbaiki kerusakan yang ada, maka huddud atau hukum syariat seperti hukum cambuk, qisash, rajam dan sejenisnya pun harus ditegakkan seadil-adilnya.  Sayangnya, karena kurangnya pengetahuan tentang ilmu syariah, hukum yang tegas dan keras namun efektif untuk membuat jera para pemabuk itu enggan diterapkan di negeri Indoensia ini.  Padahal, Indonesia adalah engera dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.  Sungguh merupakan suatu ironi yang menyedihkan sekaligus memalukan.     
 
Selain itu, system ekonomi yang bersifat kapitalistik serta cenderung memihak pada pemilik modal pun ikut berperan.  Ekonomi kapitalisme dengan segala keserakahannya hanya peduli pada pengerukan keuntungan sebanyak-banyaknya.  Mereka tidak peduli berkah atau tidak, halal atau haram, manfaat atau mudharat.  Yang penting, barang yang dijual laku dan uang pun  masuk sebanyak banyaknya.  Walaupun yang dijual minuman keras dan bahan-bahan yang mengandung zat-zat yang memabukkan dan mengancam kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan orang lain. 

Tragedi tabrakan maut mobil Xenia yang menewaskan 9 orang itu seakan mengingatkan kita akan besarnya bahaya zat-zat memabukkan yang dalam Islam disebut khamar tersebut.  Entah sudah berapa kali terjadi dan entah sudah berapa banyak korban yang jatuh, baik yang meninggal dunia atau terluka dan trauma.  Tidak tahu pula, berapa banyak lagi korban yang harus jatuh sebelum akhirnya manusia sadar akan kesalahan, kesombongan dan keserakahannya selama ini.  Saya, anda, mereka dan kita semua bisa jadi korban kecelakaan-kecelakaan maut seperti itu.  Orang-orang yang sangat kita cintai bisa jadi terluka atau terbunuh karena para pengemudi mabuk yang tidak bertanggung jawab itu.  Namun, apakah mereka yang berkepentingan akan bisnis haram tersbut juga akan merasaakn perignatan itu, entahlah.  Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang. 

Semoga bermanfaat
 

Rabu, 18 Januari 2012

Beranda | wasathon.com

http://wasathon.com/
salah satu media online terbaru, silakan berkunjung semoga bermanfaat

Bedah buku The Paradise Journeys dan Workshop Traveling Murah, Praktis dan Asyik

Start:     Feb 4, '12 1:00p
End:     Feb 4, '12 3:00p
Location:     Toko Buku Leksika Kalibata City


Ikuti Bedah buku The Paradise Journeys
dan Workshop Traveling Murah, Praktis dan Asyik

Buat kamu-kamu yang hobi traveling dateng ya:

Hari/Tgl: Sabtu 4 Februari 2012
Waktu: Pukul 13.00-15.000
Tempat: Toko Buku Leksika Kalibata City
Pembicara: Muthia Esfand (Penulis) & Akbar Tri Kurniawan (Penulis)

Yang menarik neh 40 pendatang pertama dapat bukunya (seharga 43 ribu) GRATIS

Konfirmasi kedatangan ketik: Nama dan email kirim ke 0821 2314 7969

Minggu, 15 Januari 2012

[Berita Duka] Bp. Hasanudin Harefa

Berita Duka dari milis Relawan Pelangi
 
Innalillahi wa inna ilaihi Roji'un,
semoga Allah menerangkan & melapangkan kuburnya, menerima semua amal baik, menghapus segala kesalahannya dan Allah tempatkan ditempat terbaik di sisiNya. Aaamiin. Telah wafat Bp. Hasanudin Harefa pada hari senin, 16 Januari 2012 dini hari jam 05.30 salah seorang yang memfasilitasi dakwah muslim di pedalaman Nias Selatan.

berikut photo waktu membantu pengobatan sekaligus penyerahan program 1000mukena++


Komunitas Lebah - Cerdas Tanpa Batas

Senin, 02 Januari 2012

[Renungan] Tangan

Malam malam nyimak tweet-nya Ust Yusuf Mansur, kaget juga baca kontent tweet-tweet tersebut.  Gak nyangka bakal nemu yang beginian (note: kebawa sama ustadz Yusuf Mansur, jadi pakai gaya bahasa kaya begini deh)

Intinya sih, ada orang yang tangannya senantiasa dipakai untuk kebaikan, ngasih sedekah, membelai rambut anak yatim.  Kalaupun memegang, yang dipegang harta yang halal, kalaupun membelai yang dibelai istri sendiri yang emang udah sah dan halal baginya.  Gak pernah tuh tangan dipakai untuk yang haram dan maksiat serta dosa.  Eh, ternyata masih aja tuh tangan bisa terkilir bahkan sampai ada yang bahunya sampai patah.  Ada juga yang semalaman gak bisa tidur saking sakitnya.  

Nah, kata ustadz Yusuf Mansur lebih lanjut, (nih pake bahasa sendiri ya, intinya sih kurang lebih sama)

- bagaimana dengan tangan yang suka tanda tangan surat atau kwitansi palsu?
- bagaimana dengan tangan yang suka ketok palu, padahal kasusnya memenangkan yang salah?
- bagaimana dengan tangan yang suka main gaple, banting kartu, kocok dadu bahkan yang sampai benar2 berjudi?
- bagaimana dengan tangan yang suka nyopet, megang pisau untuk nodong dan kejahatan sejenis lainnya?
- bagaimana dengan tangan yang suka megang atau membelai yang tidak halal baginya, kekasih gelap, selingkuhan, dan sejenisnya, eh sama pasangan yang sah malah suka main pukul, main tabok, main gampar, main tempeleng sembarangan?
- bagaimana dengan tangan yang suka nunjuk-nunjuk sambil disertai kata-kata kasar nan nyakitin, mentang-mentang sama bawahan?
- bagaimana dengan tangan yang suka nyekek botol minuman keras, baik yang lokal, impor atau oplosan? baik yang merek bir, vodka, topi miring, cap tikus dan entah apa lagi merek dan namanya.
- bagaimana dengan tangan yang suka nyuntikin narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya?
- bagaimana dengan tangan yang entah ngapain lagi, ngeri deh bayanginnya

Padahal sering kali orang-orang kaya gini belum sepenuhnya kena adzab di dunia, kalaupun kena masuk penjara malah ketagihan gak kapok-kapok.  Bahkan udah jadi rahasia umum, penjara malah jadi semacam "training center" buat para penjahat pemula.  Mereka malah bergaul dengan para bromocorah, residivis dan yang lebih pengalaman dalam dunia kejahatan.  Sehingga, keluar dari penjara banyak yang malah jadi penjahat kambuhan.  Kalau udah gini, untuk membalas kezaliman tangan tangan tadi, terpaksa diselesaikan di alam sesudah alam dunia, yaitu di dalam kubur dan di akhirat. Siksaannya kayak apa, entahlah.  Yang pasti sih bakal mengerikan dan seimbang dengan kejahatan dan kezaliman mereka di dunia ini.  

Nauzubillah min dzalik kalau sampai kita kena yang kaya gitu, baik di dunia apalagi di akhirat

Semoga bermanfaat,