Pengenalan diri kita terkadang bersifat subjektif namun dengan berlalunya waktu, ditambah pertimbangan, ujian dan interaksi dengna orang lain, kita akan bisa lebih objektif terhadap diri kita sendiri.
Apabila kita hanya mengenal diri melalui diri sendiri saja, kita bisa jadi egois sehingga kita terjebak dalam kesombongan. Kita perlu bantuan orang lain agar pandangan tentang diri kita menjadi lebih objektif. Namun, mengenal diri melalui orang-orang lain saja bisa membuat kita tergantung pada orang lain, tidak memiliki keyakinan tentang diri kita sendiri. Kedua pendekatan tersebut kita perlukan agar kita bisa lebih objektif terhadap diri kita sendiri. Paling tidak, kita mengetahui apa yang ktai inginkan sehingga kita bisa mendayagunakan potensi dan energi yang kita miliki untuk mendapatkan apa yang sangat kita inginkan itu. Apabila kita tidak mengetahui apa yang kita inginkan, kita tidak akan memliliki utuajan. Oarng yang tidak punya tujuan biasanya jadi malas dan mudah menyerah. Sekali mengerjakan satu hal, apabila gagal, dia tiak mau mencoba lagi dan menyerah. Akhirnya kita kehabisan energi, waktu dan lain sebagianya. Potensi kita pun pada akhirnya tidak tergarap dengan maximal.
Dengan mengenal diri kita, kita juga bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan kita. Keinginan adalah hal-hal bisa ditunda, kebutuhan tidak bisa ditunda. Makan adalah ekbutuhan, tetapi makan enak dengan harga 200 ribu per porsi itu keingann yang bisa ditunda, bahkan tidak dilaksanakan. Ekbutuhan hanya cukup utk bertahan hidup keingian tidak terbatas.
Apabila kita memiliki banyak keinginan, kita harus hati-hati agar semua keinginan tersebut menimbulkan konflik kepentingan. Hal itu membuat kita jadi bingung. Lebih baik salah daripada ragu atau bingung. Salah satu cara menggunakan skala prioritas. Yang mana dulu yang harus dibereskan. Sangat penting menganggap penting orang lain yang mengkritik karena bukan tidk mungkin berkat kritikann2 itu membuat kita lebih dewasa.
Memang tidak ada orang yang bisa mengenali dirinya 100% terutama karena faktor usia. Kehidupan seorang manusia seperti perjalanan jauh, dimana orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak meungkin mengingat segala detil yang ada di dalam perjalanan tersebut. Namun, kita bisa mengenali tonggak-tonggak atau tanda-tanda yang ada dalam perjalanan kita dalam bentuk pengalaman-pengalaman yang mengesankan. Kita juga bisa merekam saat-saat yang mengesankan itu dalam bentuk catatan harian atau blog.
Sumber: Acara The Power of Life, Trijaya FM - Senin 14 Juli 2008 jam 5 - 6 pagi
Narasumber: Bapak Zainal Abidin - Institut Kemandirian
Semoga bermanfaat, acara The Power of Life adalah hasil kerjasama Radio Trijaya 104,6 FM dengan Institut Kemandirian, suatu lembaga jejaring Dompet Dhuafa Republika yang mengajarkan ketrampilan Wirausaha dan Teknis secara gratis. Alamat Institut Kemandirian:Kompleks PT Panasonic/Yayasan Matsushita Gobel, Gedung Techno School Lt. 3, Jl. Raya Bogor, Km 29, Jakarta Timur. Telp: 021-88710408, 91261823
5 komentar: