Senin, 28 September 2009

[Renungan] Bulan Syawal atau bulan "saya awal"?

Sahabat sekalian,

Belum lama kita semua merayakan hari raya Idul Fitri, suatu hari yang seringkali dianggap hari kemenangan, hari di mana ktia semua Insya Allah kembali kepada fitrah kita yang sesungguhnya, ........

Kegembiraan kita di hari raya idul fitri memang sesuatu yang wajar, bahkan kegembiraan itu adalah nikmat yang harus disyukuri.  Kegembiraan kita di hari raya tersebut adalah bagaikan wisuda atau kelulusan kita dari sekolah atau perguruan tinggi, begitu besar kebahagiaan kita saat itu telah melalui hari-hari yang panjang penuh perjuangan.   Sekali lagi, tidak ada yang salah dari semua kegembiraan itu, ...

Namun, semua itu bukanlah akhir, ... perjuangan dan perjalanan kita masih panjang dan berat. jangan sampai kita seperti orang-orang yang merayakan kemenangan sebelum perang berakhir.  

Sesudah kelulusan itu, mari kita bertanya pada diri sendiri:

Apa yang sudah kau pelajari selama Ramadhan, apa yang dapat kau jadikan bekal untuk jihadmu di masa yang akan datang.  Akankah kau jadikan bulan Syawal ini benar-benar menjadi bulan peningkatan kualitas dirimu atau malah kembali seperti semula, bulan "saya awal" alias "aku masih seperti yang dulu"

Sahabat,

mari kita jaga nilai-nilai Ramadhan kita pada sebelas bulan setelah itu.  Jangan sampai semangat ibadah kita hanya pada bulan Ramadhan, itupun terkadang hanya malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir di dalamnya.  Kita adalah manusia yang dianugerahi kemampuan berlatih dan belajar dari Allah SWT.  

Iqro bismirabbika ladzi khalaq ........ bacalah dengan nama Rabb-mu yang menciptakan, demikianlah wahyu pertama yang diterima oleh Nabi kita tercinta, Nabi Muhammad Sallalahu alaihi wassalam, yang hakikatnya pelajaran bagi kita juga.  Membaca bukan hanya buku tetapi kehidupan kita sendiri, merenung dan bertanya apa yang telah saya lakukan dan mengapa saya melakukan hal tersebut.  Bila qolbu kita masih hidup, sungguh pertanyaan itu akan membuat air mata kita berlinang.

Air mata penyesalan yang hangat seraya menyucikan jiwa.  

Semua ibadah dalam Islam mengandung nilai-nilai pendidikan, bukan sekadar mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya atau sekedar menggugurkan kewajiban.  Nilai pendidikan dalam ritual ibadah itulah sebenarnya ruh tarbiyah dalam Islam agar umat pemeluknya menjadi khalifah yang berkarakter agung mewakili Rabbnya di muka bumi ini.  Nilai pendidikan itulah yang menjaga jiwa kita dari segala macam kemungkaran dan kejahatan yang hawa nafsu manusia, tanpa kecuali, cenderung kepadanya.    

Sahabat,

jika kita beribadah tanpa menyerap nilai-nilai pendidikan di dalamnya, bukan tidak mungkin pahala yang kita kumpulkan habis sudah untuk membayar kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa yang kita perbuat, baik karena sengaja atau tidak, baik yang disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan atau kurangnya kekuatan jiwa kita.  

Rasullah pernah mengingatkan para sahabat beliau, yang hakikatnya mengingatkan kita juga, bahwa orang yang muflis atau bangkrut sesungguhnya adalah mereka yang memiliki banyak pahala namun habis untuk membayar dosa-dosanya, terutama dosa pada sesama manusia. 

Apabila pahalanya sudah habis namun masih banyak pihak yang menuntut keadilan pada orang tersebut, maka dosa orang2 yang dia zalimi akan dialihkan kepadanya.  

Nauzubillah min dzalik

Bagi mereka yang pada waktu Ramadhan kemarin kurang maksimal ibadahnya, tidak ada alasan untuk berputus asa karena rahmat Allah Insya Allah akan selalu meliputi kehidupan kita.  Allah SWT sendiri selalu mengingatkan hamba-hambaNya agar tidak pernah berputus asa dari rahmatNya.  

"Katakanlah: Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
QS Az Zumar ayat 53

Baik di dalam ataupun di luar Ramadhan, mari kita jadikan setiap saat menjadi saat-saat yang indah, saat kita mencintai Allah SWT, memberkahi sesama dan memperbaiki diri terus-menerus (Loving God, Blessing Others, Self Improvement) agar jangan sampai kita menjadi orang-orang yang merugi dunia dan akhirat.

Insya Allah

1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
(QS. Al Ashar 103:1 - 3)

Sekali lagi, mari kita jadikan bulan ini benar-benar bulan Syawal, .......... bukan bulan "saya awal"

Semoga bermanfaat, mohon dimaafkan atas segala kesalahan  

3 komentar: