Al-Qashah, 28:77. … berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Sore ini saya mendengar kabar duka, seorang supir dari tetangga meninggal dunia karena tabrak lari. Sebagaimana namanya, tabrak lari adalah suatu tindakan yang tidak bertanggung jawab. Semua orang yang mendengar kata tabrak lari tentu menyalahkan si pengendara kendaraan tersebut, baik roda dua, empat atau berapapun rodanya.
Namun, sebenarnya apakah ada orang yang sengaja ingin melakukan tabrak lari? Memang, mungkin metode ini bisa jadi merupakan teknik membunuh yang cukup baik karena semua orang pasti akan menganggapnya sebagai kecelakaan. Tetapi tentu saja sebagian besar pengguna kendaraan di, mulai dari jalan tol sampai jalan kampung bukankah pembunuh sadis berdarah dingin. Mereka adalah manusia biasa yang punya kelebihan dan kekurangan. Sama-sama manusia berjasad dan memiliki jiwa dan emosi. Bisa saja saat mengendarai mobil, mereka dalam keadaan lelah, tertekan dan sibuk dengan pekerjaan yang tidak mengenal waktu dan perasaan.
Terkadang, korban atau keluarga korban itulah yang menzalimi pelaku penabrakan secara berlebihan. Karena merasa diri sebagai korban, mereka menuntut pelaku penabrakan secara berlebihan. Pengendara kendaraan pelaku penabrakan bisa jadi memang bersalah. Pelaku memang harus mengganti kerugian dan kerusakan yang timbul akibat perbuatannya. Namun, ganti rugi yang tidak proporsional dan tidak memperhitungkan kondisi dan kemampuan pelaku juga merupakan kezlaiman tersendiri.
Memang, orang-orang yang terbentuk dari peradaban dengan sistem sosial yang zalim akan cenderung menzalimi sesama. Segala kejadian diekspoitasi agar menguntungkan diri sendiri walaupun dalam jangka pendek semata.
Sesungguhnya, kezaliman apapun pasti akan kembali kepada yang melakukannya. Islam mengajarkan penganutnya apabila dizalimi untuk membalas seadil-adilnya dan/atau memaafkan. Islam mengajarkan bahwa di atas kebaikan yang setara ada kebaikan yang lebih tinggi. Kebaikan ini disebut ihsan, artinya berbuat kebaikan kepada mereka yang tidak pantas diberi kebaikan, bahkan yang menzalimi kita.
Bisa jadi timbul pertanyaan, apakah itu artinya kita memberi terlalu banyak pada mereka yang zalim pada kita? Mungkin sepintas terlihat seperti itu, namun sesungguhnya semua kebaikan kembali kepada yang melakukannya. Dan yang paling penting, kita tentu ingin agar Allah SWT berbuat Ihsan pada kita. Apabila Dia menegakkan keadilanNya dengan seadil-adilnya, bukan tidak mungkin peluang kita untuk masuk surga selamat dari neraka akan tertutup rapat bagai pintu besi yang dilas sehingga hampir tidak bisa dibuka.
Dari Jarir bin Abdullah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah tak bakalan menyayangi siapa saja yang tidak menyayangi manusia." (HR. Bukhari)
Al-Baqarah, 2:224. Jangahlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlah di antara manusia. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
Semoga bermanfaat dan kita terhindar dari kezaliman dan menzalimi orang lain
Related post: Berbuat baiklah sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik kepadamu
Sore ini saya mendengar kabar duka, seorang supir dari tetangga meninggal dunia karena tabrak lari. Sebagaimana namanya, tabrak lari adalah suatu tindakan yang tidak bertanggung jawab. Semua orang yang mendengar kata tabrak lari tentu menyalahkan si pengendara kendaraan tersebut, baik roda dua, empat atau berapapun rodanya.
Namun, sebenarnya apakah ada orang yang sengaja ingin melakukan tabrak lari? Memang, mungkin metode ini bisa jadi merupakan teknik membunuh yang cukup baik karena semua orang pasti akan menganggapnya sebagai kecelakaan. Tetapi tentu saja sebagian besar pengguna kendaraan di, mulai dari jalan tol sampai jalan kampung bukankah pembunuh sadis berdarah dingin. Mereka adalah manusia biasa yang punya kelebihan dan kekurangan. Sama-sama manusia berjasad dan memiliki jiwa dan emosi. Bisa saja saat mengendarai mobil, mereka dalam keadaan lelah, tertekan dan sibuk dengan pekerjaan yang tidak mengenal waktu dan perasaan.
Terkadang, korban atau keluarga korban itulah yang menzalimi pelaku penabrakan secara berlebihan. Karena merasa diri sebagai korban, mereka menuntut pelaku penabrakan secara berlebihan. Pengendara kendaraan pelaku penabrakan bisa jadi memang bersalah. Pelaku memang harus mengganti kerugian dan kerusakan yang timbul akibat perbuatannya. Namun, ganti rugi yang tidak proporsional dan tidak memperhitungkan kondisi dan kemampuan pelaku juga merupakan kezlaiman tersendiri.
Memang, orang-orang yang terbentuk dari peradaban dengan sistem sosial yang zalim akan cenderung menzalimi sesama. Segala kejadian diekspoitasi agar menguntungkan diri sendiri walaupun dalam jangka pendek semata.
Sesungguhnya, kezaliman apapun pasti akan kembali kepada yang melakukannya. Islam mengajarkan penganutnya apabila dizalimi untuk membalas seadil-adilnya dan/atau memaafkan. Islam mengajarkan bahwa di atas kebaikan yang setara ada kebaikan yang lebih tinggi. Kebaikan ini disebut ihsan, artinya berbuat kebaikan kepada mereka yang tidak pantas diberi kebaikan, bahkan yang menzalimi kita.
Bisa jadi timbul pertanyaan, apakah itu artinya kita memberi terlalu banyak pada mereka yang zalim pada kita? Mungkin sepintas terlihat seperti itu, namun sesungguhnya semua kebaikan kembali kepada yang melakukannya. Dan yang paling penting, kita tentu ingin agar Allah SWT berbuat Ihsan pada kita. Apabila Dia menegakkan keadilanNya dengan seadil-adilnya, bukan tidak mungkin peluang kita untuk masuk surga selamat dari neraka akan tertutup rapat bagai pintu besi yang dilas sehingga hampir tidak bisa dibuka.
Dari Jarir bin Abdullah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah tak bakalan menyayangi siapa saja yang tidak menyayangi manusia." (HR. Bukhari)
Al-Baqarah, 2:224. Jangahlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlah di antara manusia. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
Semoga bermanfaat dan kita terhindar dari kezaliman dan menzalimi orang lain
Related post: Berbuat baiklah sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik kepadamu
2 komentar: