Start: | Aug 6, '11 3:00p |
End: | Aug 6, '11 4:30p |
Location: | Ruang Ibadah Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran baru Jakarta Selatan. |

Bedah Buku : "Buku Sejarah Nasional Persektif Baru."
Oleh : DR. Adian Husaini
Tafsir al-Azhar QS al-Maidah ayat 57-63, Prof. HAMKA, membuat uraian khusus tent...ang rangkuman strategi misionaris Kristen dan Orientalis dalam menyerang Islam.
HAMKA, antara lain mencatat: “Diajarkan secara halus apa yang dinamai Nasionalisme, dan hendaklah Nasionalisme diputuskan dengan Islam.
Sebab itu bangsa Indonesia hendaklah lebih mencintai Gajah Mada daripada Raden Patah. Orang Mesir lebih memuja Fir’aun daripada mengagungkan sejarah Islam…”. (Lihat, HAMKA, Tafsir al-Azhar -- Juzu’ VI, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), hal. 300.)
Uraian Hamka ini sangat menarik. Di dalam buku Tafsir yang ditulis di dalam penjara Orde Lama di era 1960-an tersebut, HAMKA sudah menorehkan keprihatinan yang mendasar tentang pendidikan sejarah di Indonesia.
Camkan kata-kata Buya HAMKA ini: Sebab itu bangsa Indonesia hendaklah lebih mencintai Gajah Mada daripada Raden Patah.”
Pengajaran sejarah yang lebih membesar-besarkan warisan Hindu – ketimbang Islam – semacam itu memang dilakukan dengan perencanaan yang matang.
Tentang keruntuhan Kerajaan Majapahit, ditulis: “Suatu tradisi lisan yang terkenal di Pulau Jawa menyatakan bahwa Kerajaan Majapahit hancur akibat serangan dari pasukan-pasukan Islam di bawah pimpinan Raden Patah (Demak).” (hal. 49).
Opini apa yang ingin disampaikan dengan paparan semacam ini ?
Mudah ditebak! Bahwa, di masa lalu, Indonesia pernah mencapai kejayaan, pernah bersatu, pernah hebat, yakni di bawah Kerajaraan Majapahit. Lalu, datanglah Islam, dengan tokohnya Raden Patah, menyerbu Majapahit dan runtuhlah Majapahit! Jadi, Islam bukanlah faktor pemersatu bangsa, tetapi Islam datang untuk menghancurkan persatuan yang diperjauangkan oleh Gajah Mada. Karena itu, Raden Patah digambarkan sebagai penghancur prestasi Gajah Mada yang berhasil menyatukan Nusantara! Wallahu a’lam bil-shawab.
Cobalah tanyakan kepada siswa atau anak-anak kita, apakah mereka lebih kenal dan kagum pada Gajah Mada atau Raden Patah? Sekitar 50 tahun lalu, Buya Hamka sudah menulis dalam Tafsirnya tentang fenomena pendidikan sejarah di Indonesia tersebut!
Hadirilah,!!!
Bedah buku, Sejarah Nasional Perspektif Baru.
oleh : DR. Adian Husaini
tempat : Ruang Ibadah Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran baru Jakarta Selatan.
Waktu : 15:00 s/d 16:30 WIB
Hari, Tanggal : sabtu, 6 Agustus 2011
7 komentar: