Mula-mula, khatib mengutip isi kitab Durratun Nasihin tentang bulan Rajab, Syaban dan Ramadhan. Menurut kitab itu, Rajab sebagai bulan pembersihan dosa tubuh, Syaban bulan pembersihan hati dan Ramadhan pembersihan jiwa. Belum jelas bagi saya bagaimana memahami memaknai apa yang disbut pembersihan itu. Memang, kitab Durratun Nasihin ini sudah banyak mendapat kritikan karena adanya kisah-kisah Israilyat dan hadits-haditsnya dhoif bahkan ada yang palsu. Namun, banyak juga yang membela dan masih menggunakan kitab tersebut.
Khatib lalu mengutip isi kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al Ghazali. Khatib menyebutkan adanya tiga penyakit hati yang perlu dihindari yaitu iri dengki, sombong dan kikir. Ketiga penyakit hati tersebut memang sudah banyak diketahui orang walaupun bukan jaminan terhindar darinya. Saat menjelaskan tentang sombong, khatib mengutip kisah Firaun yang tenggelam di laut merah dan Raja Namrudz yang pasukannya dikalahkan nyamuk.
Yang jadi masalah adalah saat khatib menceritakan peristiwa runtuhnya gedung WTC di New York. Betapa gedung kembar berbahan baja dan beton yang kukuh hancur saat ditabrak pesawat. Kata khatib, saat bahan bakar pesawat itu tumpah, gedung kembar itu pun hancur luluh lantak. Oleh karena itu, jangan menyombongkan diri dengan membangun gedung tinggi, begitu kira-kira kesimpulannya. Memang, saya percaya khatib berniat baik hendak menyampaikan contoh yang relevan dengan khotbahnya. Namun, kesimpulan itu menyesatkan, setidaknya menurut saya dan mereka yang suka mengkaji teori konsirasi.

Peristiwa WTC bulan September 2001 yang lalu itu memang masih menyimpan misteri tak terpecahkan hingga saat ini dan mungkin sampai Hari Kiamat nanti. Banyak orang, apalagi yang awam akan konstruksi bangunan menganggap bahwa tumbukan pesawat penumpang komersial itu cukup untuk menghancurkan kedua menara kembar tersebut. Namun, bagi mereka yang setidaknya punya pengetahuan memadai tentang konstruksi bangunan, peristiwa itu sangat mengherankan. Tanpa harus berteori konspirasi ria, sudah cukup kiranya diperkirakan adanya campur tangan orang dalam pada peristiwa tersebut. Osama Bin Ladin tidak akan mampu mengorganisir serangan seperti itu dari persembunyiannya di daerah Afghanistan atau Pakistan. Kedua pesawat yang menabrak menara kembar tidak akan cukup kuat untuk menghancurkan kedua gedung hingga luluh lantak tanpa bantuan peledakan terkendali atau controlled demolition.
Kebohongan maha besar itulah yang dijadikan alasan bagi pemerintahan Bu(l)sh{it) laknatullah untuk menghancurleburkan Afghanistan dan Iraq. Banyak pihak yang menduga selain untuk mengeruk cadangan minyak di Afghanistan, cekungan Caspia dan Iraq, juga untuk menghidupkan kembali kartel narkoba di daerah Golden Cresent atau Bulan Sabit Emas. Konon banyak pihak termasuk pejabat CIA yang kebagian uang haram dari bisnis laknat barang najis tersebut.

Mungkin telah tiba saatnya para khatib harus menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Membuka diri dari berbagai kemungkinan dan hal-hal baru sehingga bisa menyajikan materi khutbah yang lebih segar dan berkualitas, sehingga jamaah jumat tidak lagi menjadikan khutbah jumat sebagai kesempatan untuk tidur siang berjamaah.

Semoga bermanfaat, mohon maaf bagi yang kurang berkenan
Related Post
Osama bin Ladin and Me
10 komentar: