Senin, 30 April 2012

http://myshant.multiply.com/journal/item/652/

http://myshant.multiply.com/journal/item/652/
menyebarluaskan rencana lelang utk kesembuhan mbak Imazahra

[Copy Paste] Pidato Presiden Bullshit, eh Bush


PIDATO PRESIDEN BUSH TENTANG INDONESIA ~

Sifat : Rahasia
Waktu : Rahasia
Tempat : Rahasia
Ehm ehm...
Kepada yang terhormat Direktut CIA, FBI, Direktur Bank Dunia, ADB, IMF, CEO Haliburton, Exxon Mobil, Freeport, Bangkir2 Internasional, dan semua yang telah membantu kami membiayai perang Irak, Afganistan, serta menyebarluaskan kakuasaan Imperium global, Direktur media dan televisi CNN, ABC, NBC, yang telah membantu propaganda kita, kami ucapkan terima kasih.

Hari ini adalah hari yang sangat penting karena pada hari ini saya akan melaporkan keadaan Indonesia, negeri yang mayoritas penduduknya islam, yang dulu kita takuti itu, sekarang sama sekali tak berdaya di hadapan kita.

Karena kini tak ada satupun yang perlu kita takutkan dari negeri itu, laporan Intelejen mengatakan bahwa tak ada satupun bahaya potensial yang akan menggangu kepentingan kita di negeri itu.

Kita tidak perlu takut kepada angkatan bersenjata mereka, karena senjata yang mereka gunakan adalah kiriman dari negeri kita, lihatlah ketika kita jatuhkan embargo senjata, tentara- tentara mereka seperti maung ompong ha ha ha ha (penonton tertawa), yang lebih lucu lagi kemarin presidennya sendiri yang memelas pada kita untuk menghentikan embargo itu ha haha. (penonton tertawa).. kasihan-kasihan.

Tak perlu takut pada generasi mudanya, rupanya faham materialisme, budaya konsumtif, hedonisme, individualisme, yang kita ajarkan itu lewat iklan-iklan kita, tayangan-tayangan televisi kita, film- film kita, propaganda-propaganda kita, sudah tertanam pada hati dan pikiran sebagian besar dari mereka, jangankan memikirkan negeri atau umatnya lebih- lebih agamanya, kini mereka hanya memikirkan kesenangan diri mereka sendiri, bayangkan saja Negara semiskin itu penduduknya menempati urutan tertinggi dalam urusan berbelanja baju ke Singapura, mengalahkan jepang, australia, dan cina sekalipun. ha ha ha (penonton tertawa ).

Tak perlu takut tentang pelajar- pelajarnya, karena mahasiswa- mahasiswa terbaiknya selalu kita rekrut dan kita pekerjakan di perusahaan- perusahaan minyak atau tambang kita, dan kita menyuap mereka dengan gaji yang besarnya sama dengan loper koran di negeri kita ha ha ha. ( penonton tertawa ).


Bayangkan orang-orang terbaiknya hadirin. Tak perlu takut kepada pemimpin politik dan pejabatnya, karena sebagian besar dari mereka adalah orang yang gila jabatan dan sangat mudah untuk di suap, untuk uang dan jabatan, mereka bisa kita minta untuk
melakukan apa saja sesuai keinginan
kita. ha ha ha ha ( penonton tertawa ).

Tunggu,tunggu, Ada kabar yang lebih menggembirakan lagi, menurut laporan Intelejen yang saya terima, bahwa umat islam di sana telah terkotak-kotak menjadi banyak kelompok dan golongan. Tiap-tiap kelompok menjatuhkan yang lain dan mengganggap kelompoknya yang lebih baik dari yang lain, ada bibit kebencian yang besar di antara mereka yang dapat kita manfaatkan. sangat mudah bagi Intelejen kita yang berpengalaman untuk mengadu domba diantara mereka.

Hutang mereka sudah sangat besar dan hampir mustahil bisa mereka bayar, 22% APBN mereka habis untuk membayar hutang kepada kita, sehingga mengurangi anggaran pendidikan mereka, kesehatan mereka, dan pelayanan sosial mereka. Sehingga di negeri itu banyak penduduknya yang kelaparan, miskin, sakit dan tak mampu berobat, ini merupakan keuntungan bagi kita. Karena semakin lama jika kondisi tidak berubah, maka akan tercipta generasi yang lemah dari negeri itu. Yang tidak akan mampu melawan kita, seperti yang selama ini kita harapkan.

Kekayaan negeri mereka hampir semuanya kita kuasai, lebih dari 96 % ladang minyak mereka telah kita miliki, tambang batu-bara, tembaga, emas, yang beroperasi di negeri itu hampir semuanya adalah milik kita. Lebih dari itu mimuman-minuman, makanan- makanan, buku-buku, walau banyak yang ngopi, komputer-komputer, software-soffware mereka, walau
banyak yang ngebajak, bahkan odol dan sabun yang mereka gunakan adalah produksi perusahaan2 kita. Ha ha ha (penonton tertawa),

Indonesia merupakan ladang dollar kita yang harus tetap kita pertahankan bagaimanapun caranya, 200 juta lebih penduduk negeri itu merupakan konsumen bagi produk-produk perusahaan kita.
Singkat kata Indonesia telah kalah dari kita baik dari segi Ekonomi, militer, politik, budaya, teknologi, dan lain-lain.

Untuk menjaga agar kondisi ini tetap berlangsung, maka saya sarankan agar lebih mengefektifkan promosi budaya konsumtif dan hedonisme kepada mereka, kepada agen-agen CIA agar
memecah belah umat islamnya, tebarkan kecurigaan dan fitnah di antara mereka, biar mereka terus
berkelahi dan tidak punya waktu untuk melawan Imperialisme kita, terus rekrut generasi muda terbaiknya agar bekerja untuk perusahaan-perusahaan kita, sehingga tidak akan banyak gerakan yang menentang kita.


Sebelum mengakhiri pidato ini, saya ucapkan terima kasih atas kerja sama yang luar biasa ini, kepada seluruh pihak yang telah ikut serta membantu usaha kita, perusahaan-perusahaan Multinasional, Televisi dan Media masa, Bank Dunia, IMF, CGI, Negara-Negara sekutu, Economic Hit Man, Mafia
Berkeley, yang terhormat pejabat korup indonesia. Dan lain-lain, dan lain-lain.

Sekian dan terima kasih.

NB : sifat sangat rahasia, boleh di buka
kepada publik 25 tahun yang akan
datang.
tidak tahu kebenarannya juga masih diRAHASIAkan!!

Sumber : Rahasia juga, eh facebook ding 

Minggu, 29 April 2012

Korean Pop (K-pop) Penjajahan Budayakah?


http://wasathon.com/gaya_hidup/read/korean_pop_kpop_penjajahan_budayakah/
Ada apa di balik K-Pop, penjajahan budayakah atau?

silakan menuju link di atas

semoga bermanfaat

SURAT TERBUKA UNTUK WAPRES

Pak Wapres yang terhormat, saya sudah membaca berita tentang pernyataan Bapak mengenai volume suara adzan.  Mungkin pak Wapres menyamakan antara adzan dengan puisi atau karya seni sastra yang disampaikan dengan bahasa lembut mendayu-dayu hingga membuat pendengarnya terlena.  Sehingga, menurut logika dan nalar pak Wapres, orang akan tersentuh hati sanubarinya dan akan menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.  Semoga saya tidak salah menduga arah pembicaraan pak Wapres.  

Pak Wapres, Adzan adalah bagian dari syariat Islam yang sudah jelas ketentuannya.  Tujuan Adzan adalah menyeru dan memanggil kaum muslimin untuk melaksanakan sholat wajib lima waktu. Adzan bukan puisi yang ditujukan untuk menyentuh hati sanubari manusia agar terenyuh perasaannya sampai meneteskan air mata, bukan itu.  Walaupun bisa saja ada orang yagn tersentuh hatinya dan mendapat hidayah dan petunjuk dengan perantaraan adzan.  Tidak ada ketentuan syariat yang mengatur keras atau lemahnya volume adzan.  Adzan justru harus diteriakkan dengan lantang sebagai bagian dari ghirah dan izzah kaum muslimin aga emreka bagnkit dan melaksanakan sholat yagn telah tiba waktunya.  Perlu pak Wapres ketahui, izzah dan ghirah inilah yang dibenci musuh-musuh Islam, termasuk yang sekarang sedang giat-giatnya mengeruk kekayaan alam negeri kaya raya ini.  

Jika kita ingin menyentuh hati manusia, terlebih dahulu kita harus memahami apa yang ada dalam pikrian dan perasaan mereka.  Mungkin ada puisi atau karya -karya sastra yang bisa dipergunakan untuk keperluan tersebut, tapi yang jelas bukan Adzan.  Lagipula, apakah pak Wapres memahami seperti apa isi hati sanubari sebagian besar anggota masyarakat kita? Banyak yang sudah apatis dan tidak peduli lagi dengan masa depan bangsa ini.  Yang penting, apa yang ada di depan mata sikat saja jangan sampai keduluan yagn lain.  Maka tidak mengherankan apabila ada orang-orang yang senang minta dibuatkan bon kosong untuk memark-up jumlah uang yang akan digantikan oleh bagian keuangan dari tempat kerja mereka.  Ada juga yang minta dibuatkan sertifikat palsu agar bisa mendapat pekerjaan, padahal yang bersangkutan tidak kompeten sama sekali di bidang itu. Masih banyak lagi contoh-contoh yang lain, Pak Wapres.  

Jadi pak Wapres, suara adzan yang keras itu masih terlalu lemah untuk mendobrak hati sanubari Bangsa Indonesia yang kotor seperti pembuangan sampah dan keras seperti batu karang. Apatah lagi kalau harus diperkecil volumenya, makin tidak tersentuh lagi hati-hati sanubari tersebut.  Yang benar-benar harus dilakukan kini adalah penegakan Hukum yang tegas dan seadil-adilnya.  Jika sudah memungkinkan, kenapa tidak sekalian ditegakkan hukum yang telah digariskan dalam Al Quran dan Sunnah Rasul.  Jika ada yang mencuri, termasuk mark up anggaran atau pakai bon kosong, dan bukan karena terpaksa karena tidak makan beberapa hari, maka tidak usah ragu pak Wapres, POTONG SAJA TANGANNYA. Jika ada pembunuh yang membunuh dengan sengaja tanpa alasan yang dibenarkan syariat dan tidak mendapat pengampunan dari keluarga korban, kenapa tidak DIPENGGAL SAJA KEPALANYA? Jika ada yang berzina padahal sudah menikah, kenapa tidak DIRAJAM SAJA SAMPAI MATI?  ketimbang mengurusi adzan yang sudah jelas ketentuannya dalam syariat.  

Saya sebagai rakyat biasa hanya bisa berdoa agar pak Wapres selalu dalam lindungan Allah SWT dan tidak sedang menari dengan irama gendang tabuhan musuh-musuh Islam dan ummat Islam, yang pak Wapres sendiri juga bagian dari umat tersebut.  Pak Wapres, ummat ini sudah sangat menderita, lahir dan batin.  Keinginan untuk memeluk agama yang mereka yakini, yaitu Islam, dengan sepenuh hati seringkali berbenturan dengan peraturan dan perundang-undangan negara dan kepentingan kapitalis tak berbudi dan tanpa hati nurani.  Apalagi bagi mereka yang sudah sangat memahami Islam, baik aqidah maupun hukum-hukum syariat di dalamnya, jauh lebih berat lagi tekanan batinnya.  

Hanya tulisan ini yang bisa saya buat, semoga Allah SWT yang Maha Kuasa atas segala sesuatu berkenan menyampaikan isi surat ini, entah bagaimana caranya, kepada pak Wapres yang terhormat.  

Semoga bermanfaat

Jauhilah kebiasaan menggunjing, karena menyebabkan tiga bencana: pertama, doa tak terkabul. Kedua, amal kebaikan tak diterima. Dan ketiga, dosa bertambah (Riwayat Ali bin Abi Thalib)

Jumat, 27 April 2012

Demokrasi itu MAHAL, Jendral!!

Dalam sebuah talkshow di stasiun TV Swasta, salah satu narasumber menyatakan bahwa demokrasi itu sangat mahal.  Kita bisa bayangkan betapa besar biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kampanye seorang calon / kandidat yang hendak menduduki kursi kekuasaan, apakah itu legislatif, executive atau yang lainnya (jika ada).  Apakah itu tingkat RT / RW, kabupaten, propinsi hingga negara.  Entah berapa rim kertas habis hanya untuk mencetak poster dan pamflet berisi foto si calon beserta visi misinya serta hal-hal lain yang perlu disampaikan.  Tidak cukup hanya di atas kertas, di TV dan radio pun iklan si calon juga muncul.  Itu yang jujur saja sudah makan biaya yang luar biasa besarnya.  Apalagi kalau sudah masuk ke wilayah abu-abu yang berpotensi melanggar ketetapan syariat seperti pembagian uang dan barang dengna tujuan meraih simpati, meningkatkan popularitas dan mempengaruhi rakyat untuk memberikan pilihan pada diri si calon.  

Namun yang seringkali kita saksikan sesudah pemimpin baru terpilih atau incumbent berkuasa kembali, tidak banyak perubahan yang kita saksikan.  Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin, persis seperti lirik lagu.  

Satu hal yang mugnkin dilupakan banyak orang adalah bahwa demokrasi memang hanya mementingkan kuantitas dan bukan kualitas.  Di kertas suara yang sudah dicontreng atau dicoblos, kita tidak bisa menentukan seberapa tinggi tingkat pendidikan yabng memilih.  Apakah dia adalah seorang profesor doktor dengan wawasan yang luas dan ilmu yang dalam atau orang sekelas hanya preman pasar yang gak tahu apa-apa soal politik negeri ini.  Apakah dia seorang yang sudah lulus S3 alias doktor atau S3 yang satu lagi, yaitu SD - SMP - SMA.  Apakah dia seorang dewasa yang bisa mengendalikan emosi atau ABG labil yang masih mudah dipengaruhi orang lain, apalagi tokoh2 idola yang lagi ngentrend macam girls band atau boys band itu.  Masih banyak kemungkinan lain.  

Sehingga, untuk memperkenalkan dan mempromosika partai atau calon yang diusung dan digadang-gadang, tim sukses harus menyesuaikan dengan bahasa yang dimengerti banyak orang.  Talkshow di TV mungkin efektif buat yang melek politik dan ekonomi, tapi untuk rakyat miskin tentu dangdutan lebih bisa diterima.  Urusan yang nyanyi dangdut berpakaian ketat, mengumbar aurat atau berdandan menor itu urusan lain.  Apalagi untuk kalangan ABG labil, hadiah tiket gratis nonton boyband asal luar negeri tentu lebih disukai daripada diskusi tentang bagaimana si calon kalau udah kepilih nantinya.  

Sedikit ilustrasi di atas tentu sudah cukup untuk memberi gambaran bagi kita betapa mahalnya harga sebuah sistem bernama Demokrasi.  Lalu, darimana duit untuk meng-cover semua itu? Kurang tahu juga sih, mungkin dari KORUPSI atau dari pengusaha-pengusaha yang berkolusi dengan pihak-pihak berkuasa atau dengan para kandidat yang sudah punya persetujuan sebelumnya.  Darimanapun asalanya, tetap saja tidak membuat harga yang harus dibayar untuk menjalankan demokrasi jadi murah.  Dan yang jadi korbannya siapa lagi kalau bukan rakyat miskin, lagi lagi rakyat miskin.  

Memang, apapun yang berasal dari peradaban Barat memang mahal.  Tidak mengherankan jika negara dunia ketiga yang latah mengikuti Barat tertatih tatih bagai orang yang sudah terluka kakinya tapi dipaksa terus berlari.  Rakyat makin lama makin miskin, hanya dibelai sesekali dengan BLT atau dihibur dengan pertunjukan monkey politic alias politik Topeng Monyet yang terus ditayangkan di TV.

Akhrinya, yang bisa saya ingat adalah tulisan dari guru saya, ustadz Ahmad SArwat Lc yang membandingkan antara pesta demokrasi dengan permainan anak-anak jaman dulu, yaitu hompimpa.  Biar sajalah para calon yang bersaing itu saling berhompimpa dan yang menang biar saja memimpin. Toh kurang lebih sama saja kan, dipilih mayoritas rakyat yang gak kenal sama pemimpinnya sama dipilih dengan metode hompimpa tadi?

Semoga bermanfaat, mohon maaf untuk yang kurang berkenan

Selasa, 24 April 2012

"Jangan salah pilih, pilihlah orang yang ada kualitas dan kwantitasnya" demikian kata seorang calon ketua/pejabat. Padahal yang dipilih kan cuma dia, koq pakai kata "kwantitas" piye toh iki?

[Lomba Dadakan] Belajar Berjiwa Besar

God, grant me the serenity to accept the things I cannot change,
Courage to change the things I can,
And wisdom to know the difference.

The Serenity Prayer

Multipy ini adalah situs jejaring sosial pertama yang saya kenal. Di sinilah saya mengasah kemampuan saya menulis, dari yagn tadinya bahasanya kaku dan patah-patah, hingga seperti sekarang ini (penilaian atas tulisan saya serahkan kepada para pembaca saja deh, biar lebih objektif)

Yang namanya bersosialisasi itu memang perlu jiwa besar, keyakinan dan keberanian.  Apalagi kalau sudah menyangkut SARAP (Suku, Agama, Ras, Anatomi dan Politik).  Kelima hal tersebut di atas memang bisa jadi sumber konflik dan perdebatan tak berujung pangkal, dan saya sendiri sempat beberapa kali mengalami.  Selain itu, terkadang masalah pribadi dan antar pribadi pun bisa mempengaruhi eksistensi seseorang di Multiply, sebagaimana pernah saya tuliskan dalam tulisan yang ini.  

Bahkan, sempat juga terpikir untuk meninggalkan Multiply ini, namun ternyata di dalam hati masih merasa ada yang perlu disampaikan.  "Listen to your heart, when it's calling for you" begitu tersebut dalam lyric sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Roxette, begitulah kira-kira apa yang saya alami.  Sehingga, walau sempat beberapa kali terpikir untuk meninggalkan Multiply dan segala yang ada di dalamnya, saya merasa bahwa saya masih harus tetap bertahan di sini.  

Jiwa yang besar membuat kita mampu memahami segala macam kenyataan yang ada di depan mata tanpa melakukan denial atau penyangkalan.  Kita percaya bahwa Allah SWT tidak akan menjadi apapun yang ada di dunia ini secara sia-sia.   Apalagi bukankah kita telah membenarkan pernyataan Allah dalam surah Al-Imran ayat 191 : “Tidaklah Kau jadikan semua ini sia-sia belaka.” Akan selalu ada nilai-nilai pendidikan di dalam setiap kejadian dalam kenyataan, betapapun pahit dan getirnya.  Sementara keyakinan dan keberanian membuat kita mampu bertindak untuk memperbaiki apapun yang ada dalam jangkauan kita.  Namun terkadang kita tidak cukup bijak untuk membedakan mana yang bisa kita perbaiki dan mana yang tidak.  

Nge-blog dan bersosialisasi di Mutliply, bagi saya, adalah salah satu cara mengasah ketajaman nurani dan melatih ketrampilan mengolah data dan merangkai kata.  Berkat belajar di Multiply ini, sekarang saya dan seorang teman sedang mempersiapkan sebuah buku yang Insya Allah akan terbit dalam waktu dekat.  Semoga bisa segera dinikmati oleh para MPers dan para penggemar buku dan bisa menjadi amal shaleh bagi kami berdua.  Mohon doa dari teman-teman Mpers dan para pembaca sekalian, aamiin

Diikutsertakan dalam lombanya mbak Feb yang ini

Semoga bermanfaat 

Senin, 16 April 2012

Keajaiban Buku Mimpi


http://wasathon.com/resensi-buku/read/keajaiban_buku_mimpi/
“Tidak pernah ada cita-cita yang terlalu tinggi, yang ada hanyalah upaya yang tak setinggi cita-cita”

Menurut Rangga Umara kesuksesan itu tidak hanya dibentuk dalam pikiran, namun perlu divisualisaikan dalam bentuk tulisan. Kesuksesan yang kita raih berawal dari mimpi-mimpi yang kita bangun. Untuk memudahkan kita mengingat mimpi-mimpi itu, maka setiap orang sebaiknya memiliki buku mimpi. Tulislah apa saja yang menjadi mimpi kita, lalu buatkan langkah-langkah untuk mencapainya. Evaluasi kembali jika tidak berhasil, apa yang menjadi kendala atau hambatan untuk meraihnya. Kemudian selaraskan diri kita dengan mimpi yang ingin kita dapatkan tersebut. Kira-kira gambaran secara umum inti dari isi buku tersebut.

selanjutnya sila ke link :)

[Sosial] Generasi Instant Pemuja Kesenangan

"Kita usahakan agar mereka tidak merasa terjajah, baik secara pemikiran maupun tingkah laku.  Sehingga, satu saaat mereka akan sadar uang dan sadar waktu"  demikian kata seorang pengurus Komunitas Anak Langit di Tangerang saat diliput oleh sebuah stasiun TV Swasta.  Komunitas ini memperhatikan dan mengurusi anak-anak jalanan di daerah Tangerang dan sekitarnya.  Mereka bermarkas di bantaran kali Cisadane, dalam bangunan kayu nan sederhana.  Kata-kata yang diucapkan kakak pengurus komunitas tersebut mengingatkan kita pada anak-anak yang seringkali menyambangi warnet-warnet yang ada games online-nya.  Games online seperti Ragnarok, Cross Fire, Counter Strike, Point Blank, Audition Ayodance, Warcraft III dan sebagainya memang sangat digemari oleh anak-anak SD dan SMP, bahkan SMA.  Bahkan ada diantara mereka yang hampir setiap hari menyambangi warnet-warnet tersebut untuk bermain.   Sampai para operator, termasuk yang belum lama bekerja di warnet-warnet itu, bisa segera hafal nama, muka dan karakter mereka.  Tidak tanggung-tanggung pula, terkadang ada diantara mereka yang bisa menghabiskan waktu antara 3 sampai 5 jam sekali main.  Seakan-akan, permainan-permainan online itu telah menjadi kebutuhan paling utama dalam hidup mereka.

Anak-anak itu seakan tidak sabar dan sulit menahan hasrat untuk segera memainkan permainan virtual yang ada di computer-computer tersebut.  Mereka terkadang datang masih dengan pakaian seragam sekolah.  Seakan ada deep and powerfull sense of urgency dalam diri mereka untuk segera melarutkan diri ke dalam "dunia lain" yang ada dalam komputer-komputer tersebut.  Apabila belum kebagian giliran main, mereka terus menerus bertanya pada operator kapan komputer nomor sekian dan sekian selesai.  Tidak peduli apakah si operator sedang senggang sehingga mudah mengecek computer tertentu atau sedang sangat sibuk melayani klien lain yang minta print out dan sebagainya.  Seakan tidak ada sedikitpun tenggang rasa pada operator yang sedang kerepotan dengan permintaan klien warnet yang lain.  Entah apakah yang seperti itu sudah sampai ke tingkat yang sama dengan “sakaw" karena ketagihan narkotika atau belum.

Keluarga dan sekolah bahkan kegiatan ibadah keagamaan serta hal-hal lain yang sesungguhnya lebih bermanfaat seakan-akan tidak menjadi prioritas dalam kehidupan mereka.  Ada yang pagi sebelum masuk sekolah siang sudah tenggelam dalam permainan itu dan sorenya balik lagi ke warnet untuk main lagi.  Ada juga yang sampai bolos dan lebih memilih main games online daripada belajar di sekolah.  Ada pula yang malah main beberapa jam padahal sudah hampir masuk waktu sholat yang relative singkat seperti Maghrib.  Sudah hampir dipastikan, waktu sholat saat itu akan terlewatkan.  Yang lebih menyedihkan lagi, terlewatnya waktu sholat wajib itu seakan akan dilalui tanpa ada rasa berdosa atau bersalah sedikitpun.  Yang penting bagi mereka, main games online jalan terus.  Terkadang, ada orang tua yang bahkan sampai menelepon atau mendatangi warnet-warnet tersebut untuk mencari anaknya.

Yang tidak kalah memperihatinkan adalah adalah tingkah laku dan akhlak mereka.  Entah apakah kekasaran itu karena games-games online yang sebagiannya penuh kekerasan itu atau lebih karena pengaruh lingkungan.  Anak anak itu seakan belum puas kalau belum membodoh-bodohi teman-teman mereka.  Kata-kata kasar seperti (maaf) dongo, bego, goblok dan yang serupa dilontarkan tanpa ada beban moral sama sekali.  Nama-nama penghuni kebon binatang dan nama benda yang (maaf) dibuang orang sebagai sisa metabolisme tubuh seringkali pula terlontar dari mulut kecil mereka.  Semua itu seakan terlontar tanpa beban sama sekali.  Bahkan terkadang ada juga yang sampai berkelahi di dalam atau sekitar warnet.

Bercermin dari refleksi yang dikemukakan kakak pengurus komunitas Anak Langit di awal tulisan ini, anak-anak penggemar game online itu sangat mungkin termasuk mereka yang terjajah baik secara pemikiran maupun tingkah laku.  Mereka bisa jadi termasuk yang terintimidasi baik oleh anak yang lebih besar atau bahkan orang dewasa.  Mereka pun sangat mungkin terintimidasi oleh prestasi akademik mereka sendiri, pada nilai-nilai yang mereka dapatkan di sekolah.  Tentu sulit bagi kita mengharapkan mereka akan mampu berkonsentrasi dan menyerap pelajaran-pelajaran yang diberikan di sekolah.  Sangat mungkin saat berada di kelas, pikiran dan jiwa mereka justru terpatri di warnet.  Mereka mungkin lebih memikirkan bagaimana agar bisa memenangkan permainan-permainan elektronik itu daripada berkonsentrasi dan menyimak pelajaran di sekolah.

Hal itu bisa menyebabkan terjadinya vicious circle atau lingkaran setan yang tidak berkesudahan.  Saat prestasi akademis mereka menurun, mereka pun semakin merasa tertekan baik oleh sekolah, keluarga maupun masyarakat.  Dan pelarian dari ketidaknyamanan emosional akibat perasaan terjajah itu apa lagi jika bukan permainan games online yang biasa mereka mainkan.  Saat bermain itulah mereka merasakan kelegaan sesaat dari berbagai tekanan.  Baik yang timbul tuntutan atas prestasi akademik atau dari berbagai intimidasi mereka yang lebih dewasa.  Dalam dunia yang "lain" itu mereka dapat menjadi tentara-tentara yang gagah dengan senjata mematikan di tangan.  Kehidupan sehari-hari, yang mungkin kurang menyenangkan bagi mereka, terlupakan sudah saat tenggelam dalam permainan itu.  Mungkin hanya di "dunia lain" itulah mereka merasa dipahami, dihargai dan diberi cukup apresiasi.

Steven Covey, penulis buku laris The 7 Habits of Highly Effective People dan The 8th Habit, menyatakan bahwa kebutuhan jiwa untuk dipahami secara empatik sama pentingnya seperti oksigen bagi tubuh manusia.  Arvan Pradiyansyah, penulis buku You are not Alone dan beberapa buku laris lainnya, mengatakan bahwa kebutuhan emosional tertinggi manusia adalah dipahami.  Anak-anak yang merasa terjajah dan terintimidasi, yang tidak merasa dipahami dengan baik dan tidak cukup dihargai akan mencari pelarian dan pelampiasan.  Salah satu bentuk pelampiasan itu adalah dengan bermain games online.   

Anak anak adalah cermin, cermin dari kehidupan itu sendiri. Mungkin banyak diantara kita yang masih ingat dengan dongeng Emperor's New Clothes atau Baju Baru sang Kaisar.  Seorang Kaisar yang senang berganti-ganti baju kebesaran suatu ketika ditipu dua orang penipu.  Mereka mengatakan bahwa pakaian yang akan mereka buat hanya bisa dilihat orang pintar dan cerdas.  Pada saat dipamerkan, seorang anak berteriak dan mengatakan bahwa sang Kaisar telanjang.  Tingkah laku anak-anak di warnet itu seakan menelanjangi kita semua akan tingkah laku kita sendiri.  Tinggal kini apakah kita akan jujur dengan apa yang terefleksikan dari cermin cermin kecil itu ataukah kita akan terus bersembunyi di balik sejuta satu dalih yang muncul dari ego dan pikiran kita sendiri.

Children, little children
we've tried to do our best
we are, little children,
we make mistake like all the rest

Repost dari blog yang ini

Minggu, 15 April 2012

Komunitas Wasathon Sebuah Kebutuhan


http://wasathon.com/humaniora/read/komunitas_wasathon_sebuah_kebutuhan/
Tafsir tentang ummatan wasathon amat beragam. Namun, dalam pengertian sederhana, konsep ummatan wasathon bisa diartikan sebagai sebuah komunitas umat Islam yang berada di tengah-tengah, tidak berada pada titik ekstrem tertentu dan selalu mengedepankan keseimbangan, baik dalam pemikiran, pemahaman maupun pengamalan atas ajaran Islam yang diyakininya.



Dalam khazanah pemikiran Islam kontemporer, wacana tentang ummatan wasathon ini sepertinya kurang mendapatkan perhatian. Yang paling marak justru muncul perdebatan yang seru mengenai radikalisme agama atau liberalisme agama dimana kemudian berkembang ke berbagai ranah seperti sosial, politik maupun budaya. Soal radikalisme banyak mendapatkan kritik yang tajam, begitu juga tentang liberalisme tak kalah mendapatkan respon kontra terhadapnya dengan argumen dan massa yang besar. Seperti ditandai dengan demonstrasi ribuan orang menentang paham liberal ini.

selanjutnya sila ke link :)

Senin, 09 April 2012

Sulitnya Menjadi Orang yang Berjiwa Besar


Menjadi orang yang berjiwa besar memang tidak mudah

Namun hidup menuntut demikian

Perbedaan pandangan, konflik, pertentangan prinsip

baik di dalam diri maupun di luar, pada kehidupan nyata

bahkan permusuhan yang timbul dari hal-hal sepele sekalipun

Semua terkadang tidak bisa dihindari

Semua memerlukan kebesaran jiwa, keberanian yang tinggi dan keyakinan yang teguh

sayang, selama hampir 5 tahun di MP ini, ternyata semua hal tersebut belum juga bisa saya miliki

sehingga, saya sekarang ini sedang mempertimbangkan untuk menghentikan semua aktifitas saya di dunia maya baik di MP, FB, Twitter, beberapa milis dan lain sebagainya

Entah untuk sementara atau untuk selamanya

Temans, jika masih ada hal-hal yang masih mengganjal, hutang yang belum terlunasi atau persoalan yang belum selesai, please feel free untuk kirim PM, mumpung MP ini masih ada

Mungkin MP ini, kopiradix.multiply.com, akan segera tamat riwayatnya

dan saya sebagai admin pengelolanya mungkin akan pergi entah kemana


Mohon maaf untuk yang kurang berkenan

gambar dari sini dan dari sini

Minggu, 08 April 2012

A little love that slowly grows and grows, not one that comes and goes, that's what I want from you

Menjadikan Moral Sebagai Komando

http://wasathon.com/opini_anda/read/menjadikan_moral_sebagai_komando_/
“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”

Bung Karno



Kiranya ungakapan mantan Presiden pertama RI itu patut kita renungkan sekarang ini. Terkhusus untuk para pejabat bangsa ini, apakah mereka tidak kenal lagi istilah kebajikan di negeri ini? Apakah mereka enggan atau bahkan tidak mau berbuat kebajikan? Apakah mereka sudah melupakan pelajaran tentang kebajikan yang didapat dibangku sekolah?

[Dunia Ghoib] Sihir dan Interaksi Energi bagian 1

Salah satu dosa besar yang bisa mencelakan pelakunya di dunia dan akhirat adalah sihir.  Sihir adalah sejenis interaksi energi.  Tidak speerti mukjizat, karamah ataupun maunah, sihir bisa dipelajari, dilatih dan dipraktekkan.  Namun, semua itu tentu ada persyaratan yagn harus dipenuhi dan harga yang harus dibayar.  Orang yang ingi menjadi ahli sihir harus merendahkan dirinya pada para jin yang akan membantunya selama mempraktekkan sihir.  Dengan kata lain, si kandidat penyihir itu harus menyesuaikan vibrasi energinya dengan para jin.  Energi manusia tidak memungkinkan untuk melakukan sihir.  Bahkan, ketidakmampuan manusia melakukan sihir sesungguhnya adalah bukti kemuliaannya sebagai makhluk yang dipilih sebagai khalifah di muka bumi.  Namun, ego dan hawa nafsu manusia yang selalu ingin dipuaskan menyebabkan sebagian manusia bersekutu dengan jin untuk memperoleh keingannnya melalui jalan sihir.  Kalau di Nusantara ini ada istilah pesugihan, maka di Barat ada istilah "sell your soul to the Devil".  Cara merendahkan diri dan vibrasi energi tersebut antara lain membaca mantra-mantra tertentu, menggunakan jimat, melakukan ritual sesat dan lain sebagainya.  Dengan melakukan hal-hal tersebut, seorang calon ahli sihir telah merendahkan dirinya menjadi budak para jin tersebut. "Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan." (Al-Jin 72:6)

Salah satu kisah para tukang sihir yang paling terkenal dalam sejarah adalah kisah para tukang sihir Firaun saat berhadapan dengan nabi Musa.  Para tukang sihir tersebut adalah bagian yang paling penting dalam pemerintahan firaun.  Merekalah yang membuat rakyat menganggap Firaun sebagai Tuhan sehingga untuk urusan gaji, tunjangan dan kesejahteraan tentu saja mereka dapat yang paling banyak dan paling menyenangkan.  Namun, sesudah dikalahkan oleh Nabi Musa, melalui mukjizat beliau yang terjadi atas izin Allah SWT, para tukang sihir itu pun tunduk.  Mereka juga menyatakan keimanan mereka pada Allah SWT dan mengakui Musa AS sebagai Nabi. Mereka pun sama sekali tidak takut pada ancaman Firaun.  

Apakah yang menyebabkan mereka serta merta meninggalkan profesi paling bergengsi dalam pemerintahan Firaun tersebut, meninggalkan semua fasilitas mewah yang disediakan dan dengan gagah berani menghadapi hukuman mengerikan yang ditimpakan pada mereka? Di luar faktor hidayah yang memang merupakan hak prerogatif Allah SWT, ada faktor penting yang bisa menjadi motivasi mereka meninggalkan profesi terkutuk tersbut.  Saat berhadapan dengan Nabi Musa, mereka menyadari bahwa yang ditunjukkan Nabi Musa adalah benar mukjizat dan bukanlah sihir.  Mereka bisa merasakan perbedaan energi antara mukjizat Nabi Musa dan sihir mereka sendiri.  Biasanya, orang-orang yang menjadi ahli sihir adalah mereka yang peka terhadap perubahan energi, baik faktor bakat ataupun karena latihan.  Pengunduran diri para ahli sihir tersebut sangat mengguncangkan dan menggoyahkan kekuasaan dan kepercayaan diri Firaun. Ditambah lagi beragam bencana mengerikan yang melanda Mesir, Firaun pun tidak punya pilihan lain kecuali membiarkan Bani Israil meninggalkan negerinya.  

Ironisnya, kaum Bani Israil yang dibela Nabi Musa malah melestarikan sihir tersebut.  Sebagian dari mereka ada yang diam-diam membawa catatan-catatan ilmu sihir tersebut saat meninggalkan negeri Mesir.  Tentu dalam keadaan terburu-buru hendak melarikan diri keluar dari Mesir, Nabi Musa dan Nabi Harun tidak akan sempat melakukan razia terhadap catatan-catatan sihir tersebut.  Mereka harus segera keluar dari Negeri Mesir sebelum Firaun berubah pikiran.  Dan benar memang, setelah beberapa Bani Israil berjalan cukup jauh dari Mesir, Firaun pun memerintahkan tentaranya mengejar mereka.  Allah SWT pun memberikan pertolonganNYa hingga Nabi Musa, Nabi Harun dan Bani Israil selamat menyebarangi laut Merah sementara Firaun dan para tentaranya tenggelam di sana.

Keengganan Bani Israil untuk mengikuti Musa dan Harun serta mental terjajah mereka mulai terlihat saat mereka minta dibuatkan patung untuk disembah. Saat dalam perjalanan, mereka melihat sekelompok orang sedang menyembah berhala dan meminta Musa membuatkan bagi mereka berhala yang serupa.  Nabi Musa sangat marah mendengar permintaan itu. Marahnya seorang Rasul semata-mata karena Allah. Marah karena Tuhannya yang Mahasuci, dan dia cemburu kalau Tuhannya dipersekutukan oleh kaumnya! Maka,diamelontarkan perkataan yang sangat cocok untuk menampik permintaan yang aneh itu.   “Musa menjawab, ‘Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan).” (QS. Al-A’raf: 138).  Musa a.s. masih menerangkan kepada kaumnya akan buruknya akibat permintaan mereka itu, dengan menjelaskan akibat buruk yang bakal menimpa kaum yang melihat-lihat sedang menyembah berhala-berhala itu yang hendak mereka ikuti.  “Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akal batal apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 139).  Musa AS pun dengan tegas menolak permintaan tersebut dengan berkata “Musa menjawab, ‘Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat.” (QS. Al-A’raf: 140).  Namun sayang, bukannya belajar dari teguran Nabi Musa, mereka malah terus berusaha mencari Tuhan selain Allah SWT. Saat Musa AS pergi ke gunung Sinai untuk menerima wahyu, kaumnya malah membuat patung anak sapi yang serupa dengan salah satu dewi pagan Mesir, Hathor.  Setelah selasai dibuat mereka pun bersuka ria, menari berputar-putar dan melampiaskan hawa nafsu mereka.  Akibat perbuatan dosa tersebut, Bani Israil pun selama bertahun-tahun hidup dalam penindasan bangsa-bangsa penyembah berhala seperti Assyiria, Babylonia dan Persia.  Kehidupan mereka menjadi berat dan mengenaskan, lebih dari saat ditindas Firaun di Mesir.  Mereka pun makin jauh tenggelam dalam kesesatan sehingga makin banyak diantara mereka yang menekuni dan mendalami ilmu-ilmu sihir.

Saat Nabi Sulaiman berkuasa sebagai seorang Raja, beliau melarang segala macam bentuk sihir.  Semua kitab sihir disita dan dikuburkan di bawah singgasana beliau sehingga jika ada setan dari golongan jin yang ingin mengambilnya, dia akan mati terbakar.  Selain faktor mukjizat, singgsana yang setiap hari diduduki Nabi Sulaiman tentu mengalami interaksi energi dengan pemiliknya.  Vibrasi energi di singgasana tersebut dan di ruangan tempatnya berada tentu tidak akan kondusif bagi makhluk-makhluk jahat bervibrasi energi rendah seperti jin.  Namun, sesudah Nabi Sulaiman wafat, para tukang sihir di kalangan Bani Israil dengan bantuan kaum jin, bisa mengambil kembali catatan-catatan sihir tersebut dan mengembangkan ilmu sihir di kalangan mereka.  Sihir warisan bangsa Mesir Kuno tersebut dikembangkan sehingga menjadi cikal bakal ajaran Kabbalah, ajaran mistik kaum Bani Israil, yang hingga kini masih dipelajari sebagian kaum Yahudi.  

Bersambung

Selasa, 03 April 2012

Ensiklopedia Alloh

http://wasathon.com/resensi-buku/read/ensiklopedia_alloh/
Sang penulis, Abu Fikri Insani, nama pena dari Yanuardi Syukur, anggota Forum Lingkar Pena (FLP), mengajak kita semua untuk sejenak mengakrapi siapa Tuhan kita. Yang boleh jadi kita hanya sering mendengar namaNya, tapi tak benar-benar mengenalNya.

selanjutnya sila ke link

Teknik Emotional Freedom Technique untuk para veteran perang Iraq dan Vietnam

Minggu, 01 April 2012

Yang Terbaik untuk Ibu Kita

http://wasathon.com/kisah_inspirasi/read/yang_terbaik_untuk_ibu_kita/
Sepucuk pesan dari sahabat
saya terima...


'Sayapku' dah patah, kalo bisa, aku ingin waktu diputar semula, aku ingin menciumnya memeluknya dengan erat, aku rindu pada kata nasehatnya Yon's, aku kangen sekali sama bundaku, perginya tanpa pamit meski aku disisinya, tapi dia tetap juga pergi tanpa pamit waktu aku bangun sekitar jam 5.30 pagi, bundaku dah pergi, masih banyak janjiku padanya yang belum lunas.


Saya sempat terdiam beberapa saat membaca pesan itu. Ya, ibu seorang sahabat saya telah meninggal dunia, pergi kesisiNya. Teman saya itu tinggal di Malaysia , jadi saya belum kesampaian untuk mendatangi rumahnya dan ikut berta’ziah. Seperti biasa, hanya kata-kata penghibur yang bisa saya berikan untuk membuatnya bangkit dan bersemangat lagi.

selengkapnya sila ke link

Belajar Kesetiaan dari Pak Wajat

http://wasathon.com/kisah_inspirasi/read/belajar_kesetiaan_dari_pak_wajat___/
Suatu sore, ada seorang ibu yang berkunjung ke ruang kerja saya. Ibu Ade namanya. Kebetulan sekali, ia sedang ada keperluan dengan atasan saya. Setelah urusannya selesai. Ia ingin pamit pulang. Tiba-tiba langkahnya terhenti, karena hujan deras. Lalu, Ia menghampiri saya dan terjadilah percakapan diantara kami.



Entah apa awalnya, hingga kami saling menceritakan keluarga masing-masing. Ia bertanya kepada saya, “orang tua mu masih lengkap kan?” katanya pada saya. Tinggal ibu, jawab saya pada beliau. Ayah saya sudah meninggal, sejak saya di sekolah menengah pertama. Lanjut saya.

selengkapnya sila ke link

Cara Islami Melawan Panguasa Dholim

http://wasathon.com/humaniora/read/cara_islami_melawan_panguasa_dholim/
Beberapa hari ini, begitu marak aksi-aksi demonstrasi terkait dengan rencana kenaikan harga BBM. Tak hanya di Jakarta, aksi-aksi tersebut juga berlangsung di berbagai kota atau daerah di Indonesia. Tak hanya BBM yang disorot, tetapi juga kepemimpinan dari presiden SBY yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat kecil.



Terkait dengan kritik terhadap pemimpin yang dholim, dalam artian tidak berpihak kepada rakyat kecil, bahkan cenderung menyengsarakan rakyatnya sendiri tentu banyak ragamnya. Sebagai seorang muslim, tentu kita mesti melihat yang demikian ini dengan benar. Bagaimana cara yang Islami dalam melawan penguasa yang dholim. Terkait dengan hal ini, setidaknya ada tiga cara yang bisa dilakukan:

selengkapnya sila ke link