Minggu, 16 September 2012

Ketika Hubungan terlanjur Retak

Interaksi antar manusia biasanya memang lebih diwarnai emosi daripada logika. Kekuatan "rasa" terkadang lebih dalam dan dominan daripada kekuatan pikiran. Sehingga, interaksi antar manusia tidak selalu dirasakan nyaman oleh kedua belah pihak, bahkan seringkali keadaan menjadi tegang, melelahkan dan menyakitkan.

Banyak sekali penyebab kerusakan hubungan yang semuanya membuat orang tidak nyaman secara emosional. Janji yang tidak ditepati, amanah yang tidak ditunaikan atau kurang sempurna, keputusan yang diambil mendadak dan lain sebagainya. Apapun yang membuat orang merasa tidak nyaman secara emosional berpotensi merusak hubungan.

Dengan rentannya sebuah hubungan menjadi rusak, maka apakah yang harus dilakukan seseorang apabila hubungannya dengan orang tertentu, seperti pasangan hidup (suami/istri), anak, orang tua, rekan kerja dan lain sebagainya? Apakah cukup hanya dengan meminta maaf? terkadang iya, namun seringkali tidak. Perasaan yang terluka dan ego yang mendominasi seringkali menghalangi orang untuk memperbaiki suatu hubungan.

Jarang kita menyadari betapa rapuhnya emosi itu. Betapa rentannya emosi menjadi liar tak terkendali bagai api yang melahap hutan atau perumahan atau malah membeku bagai padang es yang dingin menggigit.

Note: Berhubung MP mau ditutup ya nulisnya singkat2 ajah

3 komentar: