Rabu, 17 Desember 2008

Kebingungan dan kesedihan jelang 2009, ikutan gak ya?



Gambar dari sini


Berikan Pijar Matahari.mp3 - Iwan FalsTerhimpit gelak tertawa
Diselah meriah pesta
Seribu gembel ikut menari
Seribu gembel terus bernyanyi


Keras melebihi lagu tuk berdansa
Keras melebihi gelegar halilintar
Yang ganas menyambar


Kuyakin pasti terlihat
Dansa mereka begitu dekat
Kuyakin pasti terdengar
Nyanyi mereka yang hingar bingar


Seolah kita tidak mau mengerti
Seolah kita tidak mau perduli
Pura buta dan pura tuli


Mari kita hentikan
Dansa mereka
Dengan memberi pijar matahari
Dengan memberi pijar matahari


Terkurung gedung gedung tinggi
Wajah murung yang hampir mati
Biarkan mereka iri
Wajar bila mencaci maki


Napas terasa sesak bagai terkena asma
Nampak merangkak degup jantung keras berdetak
Setiap detik sepertinya hitam


Tak sanggup aku melihat
Lukamu kawan dicumbu lalat
Tak kuat aku mendengar
Jeritmu kawan melebihi dentum meriam


Sekarang pasti lagi banyak yang bingung, tahun depan bulan April nyoblos/nyontreng gak ya?

ada yang bilang Golput haram ada yang bilang Demokrasi haram :(

nah, tulisan ini sih gak ingin bahas masalah halal-haramnya golput, saya bukan pakarnya :D

pada posting sebelum tulisan ini, yang berisi transkrip acara Mutiara Pagi - The Power of life, ada ringkasan kisah nabi SAW.
 

Nabi melangkah dengan sabar sehingga beliau dijuluki Al Amin (orang yang benar-benar bisa dipercaya) oleh penduduk Makkah pada waktu itu.  suatu akar yang sangat kuat dan dalam.  Sehingga pada saat beliau melakukan lompatan besar, yaitu memulai dakwah kepada kaum kafir Quraisy secara terang-terangan, beliau sudah siap dengan tantangan yang akan diterima. 


Tingginya angka Golput bisa jadi merupakan indikasi bahwa partai-partai yang ada sekarang di republik tercinta ini tidak mengakar kuat di masyarakat.  Mereka bisa jadi tidak cukup memberikan setoran rekening bank emosional (istilahnya Steven Covey dalam the 7 Habits of Highly Effective People) kepada masyarakat yang akan memilih mereka. 

Masyarakat kita sudah seperti tanah yang keras, yang sudah tidak lagi bisa menyerap air.  Hati mereka sudah terlalu sakit dengan permainan politik yang tidak mereka mengerti namun dapat mereka rasakan akibatnya.  Kemiskinan, kebodohan, penyakit dan sebagainya merajalela di berbagai tempat di negeri ini.  Bahkan di tempat-tempat yang tidak jauh dari Ibu Kota seperti desa Jagabita, Parung Panjang. 

Kerasnya hati tersebut pada gilirannya membuat mereka mencari pelarian sesaat seperti rokok dan sebagainya.  Sehingga jadi mangsa empuk penebar money politic. 

Memberi perhatian pada masyarakat menjelang pemilu saja sebenarnya sama dengan menyapu kotoran ke bawah karpet.  Persoalan yang sehari-hari dihadapi rakyat seperti tingginya harga bahan pokok, pengobatan yang terjangkau dan sebagainya tidak juga terselesaikan. 

Lingkaran setan yang akut sudah terbentuk dan akan semakin bertambah parah.
 

Masyarakat kita, apalagi yang tidak berpendidikan, banyak yang terjebak pada sikap mengasihani diri sendiri.  Siapa aja yang ngasih duit paling banyak, itulah yang dipilih.  Jadi pertimbangan memilih berdasarkan pemberian hal-hal yang bersifat material semata :(


Coba bayangkan, apabila satu orang dikasih 50 ribu dan yang ikut kampanye dari suatu daerah ada 1000 orang, terus partai atau calon tersebut musti keluarin duit berapa? 50 ribu x 1000 = 50 juta! Itu baru dari satu daerah, belum lagi daerah-daerah lain.  Terus, mengembalikan modalnya darimana, kalo bukan dari korupsi? Pengusaha kaya atau Leader MLM juga tidak punya uang sebanyak itu, apalagi partai politik yang merupakan non-profit organization (organisasi yang tidak mencari keuntungan).  Saya dalam hal ini tidak memihak pada calon atau partai manapun, tapi kalo begini kapan korupsi bisa hilang dari negeri tercinta ini.  Lalu, siapa yang sesungguhnya menciptakan koruptor? Siapa yang sesungguhnya melanggengkan korupsi di negeri ini?


(pengalaman pilkada 2007, ceritanya bisa dibaca di tulisan yang ini)

Sebenarnya bukan cuma masalah golput yang perlu simpanan rekening emosional.  Kalau kita nonton infotainment, isu paling mendominasi adalah nikah cerai para artis.  Padahal terkadang mereka pacaran sedemikian heboh dan lengketnya.  Namun sayang pernikahan mereka seringkali tidak bertahan lama.  Jadi selama pacaran ngapain aja???

maka, jangan pernah berharap melakukan lompatan besar (misal: menang pemilu 2009) bila tidak merakyat (mengakar pada rakyat) dengan kuat, kalau tidak mau "nyungsep" alias gagal total dalam jangka panjang.

Mungkin kita harus menunggu lebih lama lagi sampai kita bisa mendapati orang-orang yang bersedia dengan tulus mengukur tingkat kematangan karakter dan kompetensi mereka sebelum berkata:

PILIHLAH AKU

Semoga bermafaat dan mohon maaf bila ada yang tidak berkenan

10 komentar: