"Maaf saya baru bisa membantu dengan doa"

Tentu saja itu bukan suatu yang buruk, sebagai muslim tentu kita tidak bisa meremehkan kekuatan suatu doa bukan?
Namun, sadarkah kita akan konsekwensi ucapan tersebut?
Misalnya:
1. sudahkah kita sungguh-sungguh memanfaatkan waktu-waktu yang dianjurkan untuk berdoa, seperti 1/3 malam yang akhir umpamanya?
2. Sudahkah kita menjaga diri kita dari barang-barang yang haram?
Saya pernah membaca di sebuah majalah, kisah seorang ibu yang tersadar saat mengikuti pengajian. Pulang dair pengajian, dia langsung berdoa kepada Alloh SWT
"Ya Alloh, jika diantara harta saya ada harta yang haram, tolong musnahkan, agar saya bisa bersih saat menghadap pada-Mu"
beberapa hari kemudian, rumah si ibu habis dilalap si jago merah. Pada saat semua tetangga panik, si ibu malah tenang-tenang saja. Mungkin pikir si ibu, inilah jawaban dari doa saya beberapa hari yang lalu.
Terlepas dari benar atau tidaknya cara si ibu itu berdoa, kita semua sadar betapa pentingnya menjaga diri dari harta haram. Sulit kita mengharpkan doa kita diterima bila dalam diri kita masih banyak harta haram. Apalagi jika sel-sel dalam badan kita terkandung zat-zat yang haram, baik zat-nya atau cara mendapatkannya.
3. Mendisiplinkan diri dalam mengisi waktu, mengurangi aktifitas sia-sia bahkan yang menjurus pada dosa
Masih banyak lagi
Memang tidak salah apabila kemampuan kita baru sebatas doa, namun pertanyaannya kemudian, sudahkan kita sungguh2 dalam berdoa, atau sesungguhnya kita memang tidak pernah beroda???

bagi saudara-saudaraku di Palestina, maafkan makhluk lemah ini yang tidak bisa berbuat apa-apa,
bahkan memperingatkan teman2-nya agar sedikit lebih peduli pada kalian saja tidak bisa
Astaghfirullah

sungguh rugi kita apabila pelajaran mahal ini tidak kita jadikan momentum untuk introspeksi diri
Bantuan Anda untuk rakyat Gaza bisa disalurkan KISPA. No rek. KISPA BMI no.311.01856.22 an Nurdin QQ
15 komentar: