
Rating: | ★★★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Action & Adventure |
Akhirnya nonton juga nih film yang satu ini, padahal kemarin malam kehabisan tiket
kalau masalah tokoh-tokoh sih udah lumayan kenal, lantaran waktu kecil juga mainan favoritnya ya GI Joe ini, termasuk film kartunnya. Walaupun ada beberapa juga yang kurang familiar.
Awalnya saya kira gak terlalu jauh dari versi kartunnya, ya ada tembak-tembakan dan sebagainya. Standar film action Holywood deh
Baru awal-awal saya udah terperangah, Gila ini psycho banget ya. Berhubung lagi demen banget sama karya-karya Erich Fromm, ya langsung deh manteng gak bekutik kaya orang ditodong
Sejarah? Ho ho ho, baru mulai aja sudah disuguhi scene sejarah yang mengerikan (sejarah apa dan kayak apa nonton sendiri ya, ntar gw dibilang spoiler lagi). Walaupun cuma sebentar, tetapi sangat menentukan pengertian kita tentang film ini. So, jangan dilewatkan ya
Teknologi militer: super canggih pokoke, saya gak bisa jelasin soalnya, selain supaya gak spoiler, emang gak paham (secara gw gaptek gitu loh). Cuma yang saya tahu ya, kalau sampai ada benerannya, gak kebayang deh berapa milyar atau trilyun biayanya. ya mungkin kaya lagu Pesawat tempurnya Iwan Fals yang dulu pernah ngetop itu
Teori konspirasi? apalagi ini sih gak usah ditanya. Walaupun mungkin hanya bisa dideteksi oleh orang-orang tertentu yang sudah terlatih (atau memang memiliki ketertarikan terhadap bidang itu)
Bayangin gini aja deh, kalau saya punya produk dan ingin jadi kaya dengan menjual produk tersebut, maka yang saya butuh adalah Pasar, Tul gak?
Tetapi, kalau prduk saya gunanya hanya untuk membunuh, merusak dan menghancurkan, maka Pasar yang saya butuhkan adalah PERANG, lebih besar dan luas sekalanya, ya makin baik. Makin lama durasinya, ya makin baik juga. Kan supaya saya tetap kaya, perlu ada sustainable profit alias gimana caranya agar duit masuk terus. Jadi kalau bisa ya perangnya jangan berhenti, bahkan jangan pernah berhenti. kalau ada korban dari orang-orang yang tidak berdosa ya emangnya gw pikirin, just business nothing personal.
Bahkan kalau perlu, jual tuh senjata-senjata kepada kedua (atau lebih) belah pihak yang sedang bertikai. Nah, konspirasi apa yang lebih gede dari penjualan senjata kepada pihak-pihak yang saling bertikai.
demikian deh kira-kira isi kepala si James McCullen XVIII, yang udah jualan senjata dari jaman kakek buyutnya. Si kakek buyut ini udah jualan senjata sejak abad ke 17, jadi kebayang gak sih pengalaman makhluk sadis haus darah dalam urusan jualan alat-alat pembunuh.
Kalau dalam teorinya Erich Fromm, orang kaya gini disebut memiliki Hoarding Orientation, yang suka numpuk-numpuk harta gak peduli halal atau haram, merugikan orang lain atau tidak. Mungkin mirip-mirip pendusta agama yang ada dalam Surat Al Maun, yaitu orang-orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (apalagi dia juga yang bikin banyak anak jadi yatim dan orang-orang jadi miskin, apa gak lebih gede tuh dosanya)
Yang demen action sih gak bakalan kecewa, porsinya ada kali 75 persen lebih gebuk-gebukan dan tembak-tembakan. Namun, di film ini physical fights secara mengejutkan diimbangi dengan hampir sempurna psychological inner struggle dan inter-personal conflict yang berat dan melelahkan bagi para tokohnya. Kalau di Star Wars kan (kalau gak salah) antara Luke Skywalker dan bapaknya, Darth Vader alias Anakin Skywalker. kalau di sini, konflik serupa ada lebih dari satu dan lebih kompleks. Cinta, dendam, kekecewaan, kemarahan terpendam dan sebagainya semua ada, tinggal tunggu meledaknya saja.
kalau Kisah cinta gimana? Ada, beneran deh, wong saya nonton sendiri koq. Namun, sekali lagi kisah cinta tersebut dibumbui dengan sengatan psikologis yang kental.
Yang jelas, ini salah satu film Holywood yang full psycho, bisa dibilang beda deh dengan yang lain
Yang jelas, gak usah terlalu worry kalau pada belum nonton kartunnya, gak terlalu berhubungan koq. Walaupun tentu saja ada feeling yang beda kalau udah familiar sama versi serial kartunnya, kaya saya, he he he.
Jumlah tokohnya juga lebih sedikit daripada versi mainan atau serial kartunnya (Ya iyalah, kalau tidak nanti jadi crowded alias penuh dong). Ketidakhadiran para gangster Dreadnoks juga sama sekali tidak mengurangi nilai film ini. Suatu hal yang tadinya sempat bikin kecewa, namun kekecewaan itu sudah terobati sekarang.
Namun, jika teman-teman perlu bekal sebelum nonton, saya sarankan sedikit baca-baca, googling kalau perlu tentang psychology, terutama karya-karya Erich Fromm (Erich Fromm lagi, gak ada yang lain ya? He he he, maklum idola) atau yang sejenisnya. Baca sejarah konflik di Eropa terutama Prancis dan Inggris. Biar kebayang lebih jelas bagaimana lihai dan liciknya klan McCullen dalam "menciptakan pasar" untuk produk-produk mereka (Baca: mengadu domba dan membuat macam-macam konspirasi supaya terjadi konflik atau perang). Edisi Koleksi Angkasa juga OK banget untuk dijadikan referensi.
Pelajaran moral dari film ini, menurut saya, adalah:
Manfaatkan waktu damai yang kita miliki saat ini, karena saat-saat indah ini mungkin tidak akan berlangsung lama. Selalu saja ada orang-orang yang ngiler melihat keuntungan yang bisa diperoleh dari "bisnis darah manusia" seperti si Destro. Sebagai konsekwensinya, mereka membutuhkan perang. Peperangan yang dahsyat dan panjang, yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Jangan sampai kita menyesal kenapa kita tidak beramal sholeh pada saat keadaan masih (relatif) damai.
Saya tutup review ini dengan mengutip kata-kata Erich Fromm (lagi-lagi Erich Fromm) dalam karyanya To Have or To Be.
One of the sick elements in our economy is that it needs a large armament industry. Even today, the United States, the richest country in the world, must curtail its expenses for health, welfare, and education in order to carry the load of its defense budget. The cost of social experimentation cannot possibly be borne by a state that is making itself poor by the production of hardware that is useful only as a means of suicide. Furthermore, the spirit of individualism and activity cannot live in an atmosphere where the military bureaucracy, gaining in power every day, continues to further fear and subordination.
by the way, mudah-mudahan si Destro juga ikut baca buku itu, minimal kutipan di atas.
semoga bermanfaat, buat yang mau nonton selamat nonton ya.
Insya Allah tokoh-tokoh dan aspek-aspek lain dari film ini akan saya bahas di lain kali di postingan yang lain
7 komentar: