1. Bunuh Diri secara fisik: BD fisik bisa langsung seperti menjatuhkan diri dari gedung yang tinggi, minum racun yang keras atau menggunakan senjata. Namun, ada juga bunuh diri fisik yang pelan-pelan. Memakan maknana yang tidak sehat, apalagi dalam jumlah banyak dan terus menerus. Tidak menjaga kesehatan, enggan berolah raga dll
2. Bunuh Diri Mental: Bunuh Diri seperti ini adalah mengkhianati janji pada diri sendiri. berjanji berhenti merokok, tetapi diingkari. Berjanji bangung lebih pagi, dingkari dsb. Maka cepat atau lambat, secara mental/bawah sadar ktia sulit untuk percaya pada diri sendiri. Belajar terlalu banyak hal dalam satu saat juga merupakan bunuh diri mental. Terlalu perfeksionis dalam segala juga bisa merupakan bunuh diri mental.
3. Bunuh Diri Sosial: Tidak menjaga kepercayaan pada orang lain. Apabila ada orang yang terus menerus mengingkari janji, tidak memegang amanah dan kepercayaan. Rekening bank emosional (istilah Covey) makin terkuras habis. Lama-kelamaan orang sulit mempercayai orang seperti itu. Bunuh diri seperti ini bisa juga disebut bunuh diri profesional.
4. Bunuh Diri Finansial: Orang yang lebih besar pengeluarannya daripada pendapatannya adalah orang yang sesungguhnya sedang bunuh diri.
5. Hal-hal lain yang menyebabkan bunuh diri, seperti patah hati, putus cinta, kecewa dan sebagainya. Hal ini terutama disebabkan keterikatan kita pada hal-hal material dan keinginan yang terlalu besar untuk memiliki sesuatu/seseorang (cenderung pada Mentalitas To Have, bukan mentalitas To Be)
Penyebab utama bunuh diri adalah ego kita sendiri. Ego cenderung pada kenikmatan sesaat dan tidak peduli penderitaan jangka panjang. makan enak tidak peduli kesehatan, malas berolah raga, enggan menjaga amanah, semua asalnya dari ego.
Bunuh diri hakikatnya adalah akumulasi perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran negatif. Martin Seligman, peneliti mahzab Positive Psichology menyebut hal ini sebagai learned helplessness atau ketidakberdayaan yang dipelajari (tanpa sadar).
Agar terhindar dari bunuh diri jenis apapun kita perlu:
1. Memperkuat mental dengan:
Komitmen pada diri sendiri dan memenuhi komitmen-komitmen itu secara bertahap. Komitmen itu harus meliputi tiga hal yaitu:
belajar - berlatih - berjuang
Kita juga harus melatih Free will (kehendak bebas) kita dengan menanyakan pada diri sendir:
Hal benar apa yang harus saya lakukan sekarang?
Komitmen yang kuat dan free will yang terlatih akan memperbesar wadah diri kita. Wadah yang tadinya hanya sekecil gelas, menjadi sebesar ember, danau dan akhirnya seperti lautan.
Rumus Tekad yang kuat = Keinginan x kesiapan belajar x kesiapan menghadapi masalah
2. Namun, untuk menjaga diri kita agar tidak terjerumus dalam bunuh diri, kita juga perlu dukungan orang lain. Keluarga, suami/istri, teman dan sahabat semua bisa menjadi dukungan bagi kita. Lingkungan yang baik juga kita perlukan untuk terhindar dari bunuh diri. Karena itu, kita jadikan pekerjaan kita sebagai berkah dan manfaat sebesar-besarnya bagi sesama. Jangan sampai tujuan akhir hidup dan pekerjaan kita hanya untuk diri kita sendiri.
3. Dan pada akhirnya, hanya kepada Allah SWT kita menyembah dan meminta pertolongan, termasuk agar terhindar dari bunuh diri jenis apapun.
Semoga bermanfaat
Sumber: Mutiara Pagi, The Power of Life di radio Trijaya FM
Narasumber: Pak Supardi Lee
6 komentar: