Selasa, 30 November 2010

[Self Improvement] Lingkaran Setan Komunikasi

Kita perlu mensyukuri semakin tingginya antusiasme masyarakat untuk berbagi dalam hal materi.  Terbukti dari banyaknya bantuan yang mengalir ke beberapa daerah bencana seperti Wasior, Mentawai dan Merapi.  Namun, yang kita rasakan masih kurang adalah antusiasme untuk saling berbagi pengertian dan pemahaman.

Manusia adalah makhluk yang lebih didominasi emosi daripada logika.  Buktinya, masih banyak orang yang tidak menjalankan pola hidup sehat karena kalah dengan keinginan untuk menikmati zona nyaman.  Banyak pula orang enggan mendengarkan dengan jelas apa yang dimaksud lawan bicaranya sehingga yang terjadi adalah Salah Paham. Salah paham bisa menguras energi kita dan membuat kita dan lawan bicara menjadi frustasi.

Arvan Pradiansyah, dalam sebuah talkshow di sebuah radio swasta pernah menjelaskan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan untuk menghindari dan meminimalisir salah paham.

1. Kebutuhan emosi tertinggi dari manusia adalah DIMENGERTI dan DIPAHAMI.  Orang marah apabila lawan bicaranya tidak mengerti apa yang dia maksudkan.  Kemarahan itu disebabkan kebutuhan emosi tidak terpenuhi dengan baik.

2. Orang yang dicari oleh banyak orang adalah orang yang mudah mengerti.  Semua orang senang dengan orang yang mudah mengerti, dia mudah menerima instruksi dan mampu berempati bila ada yang minta didengarkan.  Ada dua hal yang perlu ditankap dari sebuah pembicaraan yaitu isi pembicaraan dan kondisi emosi orang yang berbicara.  Isi pembicaraan berkaitan dengan konten dan teknis pelaksanaan dan kondisi emosi berkaitan dengan empati.  Empati itu sendiri berkaitan dengan kemampuan merasakan apa yang dirasakan secara emosional oleh orang lain.

3. Investasi terbaik pertama bagi waktu kita adalah memahami. Investasi terbaik kedua bagi waktu kita adalah membuat diri kita dipahami.  Kita harus mau dan bersedia mendengarkan dan bersedia memahami lawan bicara. Orang yang hanya mau dipahami dan didengarkan adalah orang yagn egois.

4. Kita menilai dari kita dari niat kita, orang menilai diri kita dari tindakan kita.  Terkadang kita lebih berkonsentrasi pada konten, bukan konteks.  Seseorang yang menggunakan kata-kata yg salah merasa sedang dimaki-maki.  Terkadang cara lebih penting daripada konten/isi pesannya. Bahkan terkadang, cara yang  kurang efektif membuat kita bertanya "niat gak sih ngasihnya?" Maya Angelou pernah mengatakan “I've learned that people will forget what you said, people will forget what you did, but people will never forget how you made them feel.”

5. Untuk meminimalisir salah paham, tingkat kepercayaan antar komunikan harus ditingkatkan.  Peningkatan level kepercayaan bisa dilakukan dengan memperbanyak setoran kebaikan atau "Rekening Bank Emosi".  Manusia tidak akan bisa secara efektif menabung emosi apabila dia bukanlah orang yang benar-benar berniat baik untuk membina hubungan.  Awal perkenalan dan pertemuan yang menyenangkan bisa jadi merupakan setoran awal yang banyak namun apabila tidak di-maintain dengan baik, setoran itu akan terus berkurang dan berkurang hingga akhirnya habis tak tersisa.   

Salah paham ada beberapa tingkatan:

1. teknis:   instruksi atau pesan tidak dimengerti dan dipahami dengan baik.   

2. semantik: instruksi atau pesan dimengerti dan dipahami, namun salah ditafsirkan.

3. low level of trust: instruksi tidak dipahami karena tingkat kepercayaan yang memang sudah rendah. Salah paham seperti ini adlaah salah paham yang paling berbahaya karena kepercayaan yang rendah membuat hubungan seperti ladang ranjau.  Segala sesuatu bisa jadi serba salah.  

Dari prinsip-prinsip di atas, terlihat jelas bahwa komunikasi bukanlah hal yang sepele atau mudah.  Stephen Covey, penulis buku laris Tujuh Kebiasaan manusia yang sangat efektif, menyayangkan betapa sedikitnya kita berlatih dan belajar mendengarkan dan memahami.  Sehingga, komunikasi kita hanyalah komunikasi yang dangkal dan ala kadarnya saja.  Kebutuhan emosional kita untuk dipahami, didengarkan dan dihargai jarang bisa terpenuhi. Padahal, masih menurut Covey, kebutuhan itu bagi jiwa manusia adlah bagaikan oksigen bagi tubuhnya.  Tidak mengherankan apabila zaman sekarnag ini manusia begitu mudah curiga, emosi dan marah kepada sesamanya.  Jiwa-jiwa yang kering kerontang secara emosi akan mudah tersulut kemarahan bagaikan rumput kering yang sudah terbakar matahari.

Pada akhirnya, komunikasi yang tidak efektif akan menyebabkan timbulnya lingkaran setan sebagai berikut:

Komunikasi yang tidak efektif dapat menyebabkan pemahaman yang salah. Pemahaman yang salah akan menyebabkan persepsi tidak akurat.  Persepsi tidak akurat akan menyebabkan prasangka buruk. Prasangka buruk akan menyebabkan Ketidak percayaan, ketidakpercayaan menyebabkan permusuhan dan permusuhan akan membuat komunikasi tidak efektif.

Semoga bermanfaat

Referensi:

Talkshow Smart Happiness di Smart FM

Buku Tujuh Kebiasaan Manusia yang sangat efektif, Steven Covey

Senin, 29 November 2010

Kajian dan Ruqyah Massal Gratis Tema : BAHAYA SANTET DAN SOLUSINYA

Start:     Dec 5, '10 08:00a
End:     Dec 5, '10 1:00p
Location:     Masjid Attaibin Senen Jl. Kalilio IV Senen Raya Jakarta Pusat 10410
Kajian dan Ruqyah Massal Gratis

Tema : BAHAYA SANTET DAN SOLUSINYA

Pembicara : Ust Suparman Fajar, Lc

Team Ruqyah : Ust. Hasan bishri,Lc dan team klinik ghoib ruqyah syar'iyah

Hari / Tanggal : Ahad / 5 Desember 2010

Tempat: Masjid Attaibin Senen Jakarta Pusat 10410

Jl. Kalilio IV Senen Raya Jakarta Pusat 10410

Telp. 021 - 380 2239 , 7037 4645 , 0813 8185 5656 , 0815 11311 554

"kebutuhan manusia tertinggi adalah dimengerti" (Arvan Pradiansyah, smarthappyness, smartfm)

Kamis, 18 November 2010

[Bedah Film] Simbologi Yahudi dalam film Waterworld

Sudah nonton film Waterworld, yang dibintangi Om Kevin Costner? Film itu mengisahkan saat dunia tenggelam oleh lautan karena lapisan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair.  Sekelompok orang bertahan hidup di sebuah Atol atau pulau karang buatan dalam bayang-bayang teror sekelompok gangster.  Mereka menguburkan yang meninggal dari masyarakat itu ke sebuah genangan lumpur agar diserap sebuah pohon buah.  Mereka bertahan hidup dengna makan buah dari pohon itu.  Sebagian dari mereka mempercayai mitos "Dry Land" atau Tanah yang kering, tanah di mana tidak ada air menggenangi.  Namun yang lain tidak percaya, bahkan putus asa dan percaya mereka akan tinggal seumur hidup di tengah lautan maha luas tersebut.

 

Seorang pengembara datang untuk menukar barang pada mereka.  Namun, karena ada hal-hal yagn tidak bisa disetujui dan adanya salah paham, si pengembara sempat hendak dieksekusi penghuni Atol. Saat itulah, sekelompok gangster, yang dalam film itu disebut Smokers menyerang mereka.  Para Smokers hendak menculik seorang anak kecil yang memiliki tatoo di punggungnya. Tatoo tersebut bukan sembarang tatoo tapi merupakan peta petunjuk menuju Dryland.  Selebihnya, ya seperti film-film action Holywood pada umumnya.  Yang jelas sih jagoannya menang dan mereka berhasil menemukan teka-teki Dryland itu tadi.

 

Simbologi Yahudi

Tanah yang kering atau Dryland dapat diparalelkan dengan simbologi Yahudi tentang Tanah yang dijanjikan.  Tanah ini sering disebut juga dengan "a land flowing with milk and honey" atau The Promised Land.  Bangsa Yahudi, yang merupakan bagian dari Bani Israil, merindukan tanah yang dijanjikan Tuhan tersebut.  Namun, sebagian dari mereka merasa putus asa dan menyerah pada nasib menjadi budak Firaun dan kaum Mesir Kuno.  Kita bisa menyaksikan karakter Bani Israil yang sedang putus asa tersebut di film Ten Commandments, baik yang versi tahun 1956 atau yang lebih baru.


Tokoh Deacon sebagai personifikasi Dajjal

Pemimpin kaum Smokers, Deacon, adalah sesosok figur juru selamat palsu.  Dia menjanjikan Dryland atau Tanah Kering pada para pengikutnya.  Enola, si anak perempuan bertato peta, dia tunjukkan pada para pengikutnya agar mereka percaya.  Para Smokers pun mendayung kapal tanker bekas yang menjadi markas mereka dengan penuh semangat.  Padahal, misteri peta di punggung Enola belum terpecahkan dan Deacon sendiri berbohong pada para pengikutnya. 

Deacon sendiri kehilangan sebelah mata karena sebuah ledakan dalam pertempuran dengan sang Pengembara. Mirip dengan Dajjal yang disebutkan dalam suatu hadits ang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Hudzaifah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Artinya: "Dajjal itu buta matanya sebelah kiri, berambut keriting, mempunyai surga dan neraka. Maka nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka" [Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa 'ah, Bab Dzikir Ad-Dajjal 18: 60-61]
 
sumber: almanhaj

Tentang Bani Israil
 

Karena membangkang terhadap perintah Allah SWT yang diturunkan lewat Nabi Musa, Bani Israil pun ter-diaspora selama puluhan tahun sebelum mencapai kejayaan di zaman Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Namun, kejayaan mereka pun hanya berlangsung sebentar dan kerajaan mereka terbelah dua.  Kerajaan Israil di Utara dan Kerajaan Yehuda di Selatan. Kedua kerajaan itu pun terbelit konflik internal dan perseteruan antar keduanya.  Bangsa pagan pun ikut berperan dalam keruntuhan kejayaan Bani Israil.  Bahkan kerajaan Israil di Utara pun sampai hancur dan kesepuluh suku yang mendukungnya lenyap sehingga disebut The Lost Tribe of Israel.


Kembali bangsa Israil yang tersisa, suku Yehuda dan Bunyamin, tercerai berai.  Mereka pun jatuh berulang kali ke dalam cengkeraman bangsa pagan seperti Babylonia, Assyiria, Persia dan Romawi.    Penderitaan dan penjajahan yang mereka alami menyebabkan mereka merindukan seorang juru selamat yang akan mengulangi kembali kejayaan mereka di zaman dahulu.  Si pengembara, yang diperankan oleh Kevin Costner, merupakan personifikasi dari juru selamat kaum Yahudi.

 

Bani Israil disebut berulang kali dalam Al Quran sehingga para sahabat pun merasa heran.  Mereka bertanya apakah Al Quran ini diturunkan untuk nabi Musa.  Al Quran menerangkan begitu banyak tentang Bani Israil agar umat Islam mengambil pelajaran dan sejarah kehidupan mereka.  Jonru, seorang trainer kepenulisan, pernah bilang bahwa kita bisa belajar dari tulisan yang bagus tapi kita bisa belajar lebih banyak dari tulisan yang jelek. Bisa jadi hal yang sama terjadi pada sejarah Bani Israil.  Kita bisa belajar banyak dari orang baik, namun kita bisa belajar lebih banyak dari orang jahat.  Jadi, sejelek-jelek film Holywood, masih ada hal-hal yang bisa kita pelajari dari sana. Namun, pikiran harus tetap kritis dan hati selalu wasapda.  Bukankah kita tahu siapa yang ada di balik film-film tersebut?

 

Semoga bermanfaat   by Muhammad Nahar

 

Referensi

Buku:
Zionisme: Gerakan Menaklukkan Dunia, ZA Maulani

Film:

Waterworld: 1995
Ten Commandments: 1956

Situs:
 
http://www.imdb.com/title/tt0114898/
 
http://en.wikipedia.org/wiki/Kingdom_of_Israel_%28united_monarchy%29

http://en.wikipedia.org/wiki/Israelites

http://www.tragedipalestina.com/sejarah.html

http://www.almanhaj.or.id/content/2105/slash/0 

Senin, 15 November 2010

[30 Days MEME] Day 1 Your Favorite Songs

Yang namanya lagu identik dengan emosi, sama sama vibrasi energi kehidupan

Selera musik saya sendiri entah sudah berapa kali berubah

saat SD nge-fans sama God Bless, terutama Ahmad Albar, Ian Antono dkk.  Sejak beli album God Bless 88, langsung suka habis sama lagu-lagunya seperti Rumah Kita, Kisah damai yang hilang dan sebagainya.  Sebagian lagunya memang bertema kritik pada peperangan yang saat itu  banyak melanda dunia, contohnya lagu yang berjudul Bla .. bla .. bla

Hantam kiri kanan persetan
Penting tahta bertabur intan
Lagu kematian lantang dan bergema
Karena senjata ... karena bla..bal..bla..

Hantam kiri kanan persetan
Penting tahta bertabur intan
Lagu perdamaian hilang tak bergema
Karena Senjata, karena kuasa,
karena bla .. bla .. bla ..

Saat SMP beda lagi, saat itu karena gaul sama teman-teman yang dari kalangan menengah ke bawah jadi suka sama lagu2 Iwan Fals.  Suara rakyat kecil dari gang-gang kumuh, terminal becek dan berbau, lokalisasi pelacuran terdengar bersama alunan lagu.  Seakan membawa pesan dari kehidupan mereka yang serba susah dan terjepit oleh kemiskinan.  

Setelah mendekati selesai SMP, selera musik malah berubah jadi ber-metal ria .. terutama Manowar dan Gun's n Roses, lagi-lagi ketularan teman.  Karena jauh sebelumnya sudah kenal Mitologi Nordic, maka kurang lebih tahu makna lagu2 Manowar.  Setelah SMA beralih ke nasyid, waktu itu masih berupa foto kopian teks lyric nasyid, belum disimpan dalam bentuk kaset.  Anehnya, setelah selesai SMA malah senang lagu-lagu lama .. sampai sekarang.  Waktu itu radio favorit saya Delta FM, yang selalu menyayangkan lagu-lagu oldies...

Setelah jadi relawan di beberapa komunitas, lagu-lagu iwan Fals yang sempat jadi favorit waktu kecil terngiang lagi.  Berikut beberapa potongannya:



Lelaki kecil usia belasan
Rokok ditangan depan kedai tuak
Disela gurau tiga temannya
Di atas koran asyik main domino

Di lokalisasi pinggiran kota
Yang nama dosa mungkin tak bicara
Neraka poster indah
kamar remang
Engkau lahir lelaki
kecil malang

Potongan lagu Gali Gongli di atas mengisahkan tragisnya anak yang lahir dari seorang pelacur di sebuah lokalisasi.  Sejak lahir dan saat bertumbuh besar selalu disuguhi pemandangan aktifitas sehari-hari di lokalisasi tersebut.  Sehingga seakan masa depan tak berpihak lagi padanya.   Perjudian, rokok bahkan minuman keras sudah menjadi bagian dari kehidupan anak itu sehari-hari.  Saat mendengar pemaparan mbak Sinta Yudisia saat melakukan penelitian untuk membuat Novel Existere di IBF beberapa waktu yang lalu, lagu itulah yang terngiang di pikiran saya.  

Kau reguk habis semua doa doa
Dari surau depan rumah yang kau sewa
Tak terasa surya duduk di kepala
Azan subuh masih di telinga

Terdengar renyah tawa gadis sekolah
Menyibak tabir cerita lama
Didepan retaknya cermin yang telah usang
Menari dia seperti dahulu

Kisah seorang pelacur/WTS yang menyesali hidupnya.  suara anak-anak sekolah mengingatkan dia akan masa lalunya hingga dia terbawa kenangan, namun apa daya semua telah berlalu.  

Nak Berhentilah
Jangan Sekolah Bapakmu Sudah Tak Kerja
Nak Jangan Menangis
Memang Begini Keadaannya

Pangkalan Jatah Ditoko Toko dan Diparkiran
Sudah Bukan Milik Bapak Lagi

Nak Mari Berdoa
Agar Bapak Selamat Dari Penembakan
Berita Gencar
Disetiap Lembaran Koran
Tentang Dibunuhnya Para Bromocorah

Kalau yang di atas lagu tentang anak seorang bromocorah atau penjahat kelas berat.  Saat masa jaya si bapak telah berlalu, si anak dan ibunya tidak tahu harus berbuat apa.  entah besok lusa makan apa atau tinggal di mana.  Reproduksi sosial pun terjadi, walau si ibu sudah berpesan agar si anak tidak ikut jejak si bapak .. namun apalah arti pesan itu dibandingkan lingkungan yang kejam dan keras serta desakan kebutuhan yang tidak kenal kompromi.  

Pendek kata, lagu-lagu Bang Iwan sebagian besar berisi kritik sosial yagn bisa bikin merah membara telinga penguasa, apalagi yang zalim. Yang mungkin sama-sama kita kenal, dan sangat mengena pada kondisi sekarang adalah Wakil Rakyat:

Saudara dipilih bukan di lotere
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam juara he eh juara hahaha

Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Disana di gedung DPR

Dihati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam

Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”

Terkadang, makna satu lagu baru saya dapatkan setelah dewasa dan bergaul dengan para relawan kemanusiaan dari berbagai komunitas.  

Kota Adalah Rimba
Belantara Buas
Dari Yang Terbuas
Setiap Jengkal Lorong
dan Pecik Darah
Darah Dari Iri
Darah Dari Benci
Bahkan Darah Dari Sesuatu
Yang Tak Pasti

Lagu diatas berkisah tentang kehidupan keras kaum miskin kota.  Mereka seakan tak berdaya menghadapi kekejaman kemiskinan yang bagaikan serigala yang siap memangsa makanannya tanpa ampun.  

Lagu-lagu bertema kritik sosial ternyata tidak saja ada di Indonesia.  Saat saya menyaksikan film Innocent Voices, saya langsung suka dengan soundtrack film tersebut.  Lagu yagn berkisah tentang orang-orang miskin yang terpaksa tinggal di rumah-rumah kardus yang sangat tidak layak ditinggali.  Namun, mereka tidak punya pilihan sama sekali.  Lagu itu langsugn jadi salah satu lagu favorit saya.  

Qué triste se oye la lluvia en los techos de cartón
qué triste vive mi gente en las casas de cartón
Viene bajando el obrero casi arrastrando sus pasos
por el peso del sufrir,
mira que mucho ha sufrido, mira que pesa el sufrir
Arriba deja la mujer preñada
abajo está la ciudad y se pierde en su maraña
hoy es lo mismo que ayer, es un mundo sin mañana
Qué triste se oye la lluvia en los techos de cartón
qué triste vive mi gente en las casas de cartón
Niños color de mi tierra, con sus mismas cicatrices
millonarios de lombrices, y por eso
qué triste viven los niños en las casas de cartón
qué alegres viven los perros en casa del explotador
Usted no lo va a creer pero hay escuelas de perros
y les dan educación pa' que no muerdan los diarios
pero el patrón hace años, muchos años
que está mordiendo al obrero
Qué triste se oye la lluvia en los techos de cartón
qué lejos pasa la esperanza en las casas de cartón
Fuente: musica.com

ditulis dalam rangka mengikuti 30 Days MEME, Day 1: Your favorit songs.  

Semoga bermanfaat


 

 

[30 Days MEME] The Rules

Baru mau mulai, padahal udah banyak yang buat ... better late than never

semoga bisa memenuhi postingan beruntun ini, Insya Allah.  

Aturannya sih sederhana:

satu hari bikin posting berkaitan dengan topik berikut ini, enggak usah saklek ...

Day 01- Your favourite song
Day 02 - Your favourite movie
Day 03 - Your favourite television programme
Day 04 - Your favourite book
Day 05 - Your favourite quote
Day 06 - Whatever tickles your fancy
Day 07 - A photo that makes you happy
Day 08 - A photo that makes you angry/sad
Day 09 - A photo you took
Day 10 - A photo of you taken over ten years ago
Day 11 - A photo of you taken recently
Day 12 - Whatever tickles your fancy
Day 13 - A fictional book
Day 14 - A non-fictional book
Day 15 - A fanfic
Day 16 - A song that makes you cry (or nearly)
Day 17 - An art piece (painting, drawing, sculpture, etc.)
Day 18 - Whatever tickles your fancy
Day 19 - A talent of yours
Day 20 - A hobby of yours
Day 21 - A recipe
Day 22 - A website
Day 23 - A YouTube video
Day 24 - Whatever tickles your fancy
Day 25 - Your day, in great detail
Day 26 - Your week, in great detail
Day 27 - This month, in great detail
Day 28 - This year, in great detail
Day 29 - Hopes, dreams and plans for the next 365 days
Day 30 - Whatever tickles your fancy

diposting duluan untuk pengingat, nanti dikerjakan satu demi satu 

Minggu, 14 November 2010

[Renungan] Bencana dan Pengorbanan

Taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) memiliki akar kata yang sama dengan kata ‘Qurban’ atau Kurban. Ya! kurban yang kita kenal dengan cara menyembelih hewan seperti domba, kambing, kerbau, sapi, atau unta.  Kata Taqarrub dan Qurban berasal dari akar kata qaf-ra-ba, yang berarti dekat. Seperti dalam berkurban yang disyariatkan dalam ajaran Islam, bahkan jauh sebelum itu, seperti dalam kisah dua anak nabiyullah Adam As bahwa qurban adalah pola terbaik yang Allah Swt ajarkan kepada manusia untuk dapat mendekatkan diri kepada-Nya.

Sejarah membuktikan bahwa orang-orang besar yang tercatat di dalamnya adalah mereka yang suka dan rela berkorban.  Mereka mengutamakan orang lain dan siap berkorban demi tujuan besar yang mereka percayai.  Para nabi, pemimpin besar dan para pahlwanan adalah orang -orang yang rela berkorban, bahkan dengan penuh semangat.  

Pengorbanan terbesar sepanjang sejarah dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS.  Beliau rela mengorbankan anak tercinta yang lama sudah dinanti kehadirannya.  Nabi Ismail pun rela disembelih demi melaksankan perintah Allah SWT.  Namun, saat itulah Allah SWT menunjukkan Kasih SayangNya sehingga Ismail pun diganti sembeliha kambing yang besar.  Pengorbanan itu terus dikenang sepanjang masa dalma bentuk ritual pengorbanan Hewan saat Idul Adha.  

Selain pengorbanan maha besar tersebut, masih banyak contoh pengorbanan lain yang tercatat dalam sejarah.  Nabi Yusuf AS rela mengorbankan kebebasannya dan masuk penjara daripada menuruti kehendak istri dari pejabat yang membesarkannya.  Nabi Musa rela meninggalkan kehidupan mewah di Istana Firaun karena peduli pada kaumnya, Bani Israil. Nabi Muhammad SAW juga mengorbankan kehidupan yang relatif nyaman di kalangan kafir Quraisy penyembah berhala demi mendakwahkan Islam.  “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: ‘Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya Aku bertawakkal dan dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.” (At- Taubah [9]: 128-129)

Pengorbanan besar dan berat namun pemuh kemuliaan bukan monopoli para Nabi. Kaum Muhajirin dan Anshor adalah contoh lain pengorbanan yang luar biasa dalam sejarah.  Oragn-orang Madinah yang menjadi penolong kaum Muhajirin disebut kaum Anshor.  Para penduduk kota itu rela membagi harta kesayangan mereka dengan saudara-saudara barunya.  Demikian pula dengan para pahlawan bangsa yang berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan.  Mereka rela mengorbankan jiwa raganya demi lenyapnya penjajahan dari bumi nusantara tercinta ini.  

Bencana yang melanda negeri ini memang sempat tertutup pemberitaan-pemberitaan yang lain.  Mulai dari kedatangan Presiden negara adidaya nan jumawa, yang suka makan bakso, sate dan nasi goreng hingga mafia pajak seribu wajah. Namun, keadaan para pengungsi sebenarnya tidak bisa ditutupi isu apapun juga. Kehidupan mereka yang hancur berantakan dilanda bencana tidak mungkin dipulihkan hanya dalam waktu semalam.  Perlu waktu lama dan biaya yang besar untuk megembalikan kehidupan masyarakat agar pulih sperti sedia kala, bahkan kalau bisa lebih baik lagi.  Bantuan yang mereka butuhkan masih besar sehingga ladang amalnya pun besar.  Semangat berjuang dan berkorban tidak boleh kendur demi kemaslahantan sesama.  

Idul Adha adalah bagian dari ritual agama Islam yang harus dilaksanakan sesuai tuntunan syariat.  Namun, semangat berkorban harus terus ada sepanjang hayat masih dikandung badan.  Apalagi dengan adanya beragam bencana yang datang silih berganti.  Adalah bencana yang lebih besar lagi apabila semangat berkorban itu menjadi redup. Kepedulian pun hilang bagai lilin padam ditiup angin.  

Pengorbanan adalah harga yang harus kita bayar untuk mensyukuri nikmat Allah SWT yang bahkan tak dapat kita hitung.  Mulai dari udara yang kita hirup, makanan yang kita makan dan masih banyak lagi.  Sungguh, pengorbanan kita sangat tidak sebandiing dengna semua nikmat anugerahNya.  Bahkan bukan tidak mungkin di luar sana ada banyak orang yang tingkat pengorbanannya jauh lebih tinggi dari pengorbanan kita.  Arvan Pradiyansyah, dalam sebuah talkshow di radio swasta, pernah mengatakan bahwa tidak ada makan siang yang gratis di udnia ini.  Namun, kita diberi pilihan untuk menikmati dahulu atau membayar dahulu.  Membayar dulu disebut investasi dan menikmati dahulu bakal kena pembayaran di belakang yang disebut biaya.  Dan biaya selalu lebih besar daripada investasi.  Sehingga bisa kita simpulkan bahwa pilihan kita hanya dua: berkorban atau menjadi korban.  Dan menjadi korban jauh lebih berat daripada berkorban sejak awal dengan niat ikhlas hanya mengharap ridho Allah SWT. Orang yang enggan berkorban sesungguhnya sedang melakukan pengorbanan yang sia-sia.  Bahkan,  yang dikorbankan adalah dirinya sendiri.   

Semoga bermanfaat

Kamis, 11 November 2010

Hikmah di balik bencana dan aksi kerelawanan

Bencana demi bencana datang silih berganti melanda negeri ini.  Disamping menghasilkan penderitaan dan duka cita mendalam, juga membuka ladang amal yang luar biasa besarnya bagi segenap rakyat negeri ini.  Bencana menyadarkan kita bahwa di luar sana masih banyak mereka yang menderita.  Walau mungkin ada yang merupakan peringatan atau bahkan Adzab dariNya, namun hal itu tidak boleh menyurutkan kita dari membantu mereka.  Bencana juga mendidik kita untuk tidak terlalu mudah marah terhadap hal-hal kecil yang menjengkelkan dalam hidup, baik dalam keluarga, di kantor atau tempat kerja, perjalanan dan sebagainya.  Terkadang, masalah-masalah sepele seperti channel TV, ballpoint atau bahkan sendal jepit sudah cukup membuat kita marah-marah tidak karuan.  Di mana rasa syukur kita terhadap apa yang masih ada pada diri kita, paling tidak kita masih hidup dan masih sehat.  Masih bisa berbuat banyak bagi sesama, terutama yang  terkena bencana.  Bang Gaw, seorang relawan senior, pernah bilang "kita memang sudah berbuat baik, tetapi masih banyak hal baik yang belum kita perbuat".

 

Aksi Kerelawanan
 

Di sisi lain, bencana memberi kesempatan pada manusia untuk menabung pahala dan energi kebaikan sebanyak mungkin.  Penanganan bencana bukanlah proses sekali jadi namun perlu banyak tahapan seperti emergency, recovery dan sebagainya.  Banyak diantara para relawan adalah orang-orang yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Mereka tentu tidak bisa bersedekah sebanyak orang-orang kantoran atau pengusaha kaya berpenghasilan besar.  Mereka pun tidak punya ilmu agama yang cukup untuk berdakwah di mimbar-mimbar.  Ibadah harian mereka pun mungkin sangat terbatas, sekedar bisa menggugurkan ritual-ritual yang wajib saja sudah bagus.  Mereka mungkin hanya punya kekuatan fisik untuk mengevakusi korban ataupun membantu mengangkat barang-barang di posko atau pengungsian.  Bisa jadi, kesempatan mereka untuk mengumpulkan sebanyak mungkin kebaikan ada di dalam lokasi-lokasi bencana.  Setiap kali manusia berbuat kebaikan, maka kebaikan itu akan terseimpan dalam bentuk energi positif. Apabila perbuatan yang dilakukan sebaliknya, maka dia pun akan tersimpan dalam bentuk energi negatif.  Kedua macam energi itu bisa mencair dan kembali pada pemiliknya.  Energi positif dalam bentuk 4TA (harta, tahta, kata dan cinta) dan energi negatif dalam bentuk bencana dan kemalangan.

 

Terkadang ada yang membanding-bandingkan antara mereka yang terjun langsung ke lokasi bencana dengan yang hanya menyumbang dana, bahan pangan atau barang-barang.  Mereka beranggapan bahwa yang terjun ke lokasi bencana amal sholehnya lebih besar daripada yang sekedar menyumbang donasi.  Sesungguhnya, kita tidaklah mampu mengukur pahala orang lain.  Yang terbaik adalah mengetahui apa yang kita dapat lakukan dan melakukannya, walau dalam pandangan manusia tidaklah besar.  Bantuan sekecil apapun sangat berarti dalam kondisi seperti sekarang ini.  Namun penghargaan atas sekecil apapun kebaikan bukan alasan untuk hanya menyumbang lebih sedikit daripada yang kita mampu.

 

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl:97)

 

Sesungguhnya, apapun yang kita lakukan dan sumbangkan kepada para korban bencana alam tersebut adalah tindakan kerelawanan.  Kerelawanan seharusnya menjadi bagian penting dari gaya hidup kita.  Dari depan komputer kita yang tersambung ke jaringan internet saja sudah tak terhitung banyaknya aksi kerelawanan yang bisa kita lakukan.  Sekedar memberi tahu teman-teman kita mana komunitas, lembaga dan yayasan terpercaya yang bisa menyalurkan bantuan kita pun merupakan aksi kerelawanan.  Di kota-kota besar, banyak sekali orang yang sudah tergerak hatinya untuk peduli pada sesama, namun belum tahu kemana harus menyalurkan bantuan.  Mari kita bantu mereka dan sesungguhnya perbandingan yang paling akurat hanya ada pada pada Allah SWT yang Maha Mengetahui .   "A laisallahu bi ahkamil haakimiin" Bukankah Allah seadil-adilnya hakim? (Qs. At Thiin 8)

 

"Relawan yang baik adalah yang tahu persis apa yang akan dan bisa dikerjakannya. Ketika berada di lokasi bencana ia tidak bingung dan tidak banyak bertanya apa yang mesti dikerjakan, ia bisa melihat kemampuannya sendiri dan menempatkan dirinya secara tepat sesuai kemampuannya itu. Dalam hal ini termasuk para dermawan yang secara ikhlas dan sadar diri tidak terjun langsung ke lokasi bencana lantaran khawatir justru merepotkan tim yang tengah bekerja." Kutipan dari tulisan Bayu Gawtama itu menyadarkan kita bahwa tidaklah terlalu penting di posisi mana kita berada. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana tanggung jawab dan peranan kita dalam posisi tersebut.  Biarpun kita berada jauh dari lokasi bencana namun apabila kita terus bekerja dan menyumbangkan segala yang kita mampu dan punya, maka sesungguhnya kita pun bagian dari para relawan itu.  Semoga Allah SWT yang Maha mengetahui lagi Maha Menilai diri kita membalas dengan balasan yang terbaik dunia dan akhirat. Amiin

 

--------------------------------

 

Kehidupan sering berlaku

dengan cara yang sulit kita mengerti

maksudnya.

 

Tetapi, jika hati kita ikhlas,...

kita akan melihatnya sebagai

CARA TUHAN MENUNTUN KITA

MENUJU JALAN YANG LURUS,

jalan yang diberkati nikmatnya kedamaian

dan kesejahteraan,

dan nikmatnya kewenangan

memimpin kehidupan yang bernilai.

 

Karena ini semua

adalah atas kehendak Tuhan,

marilah kita berlaku lebih patuh.


Mario Teguh

untuk teman-teman yang ingin belajar menjadi seorang Relawan, silahkan menuju album yang satu ini

[Renungan] Bencana dan Interaksi Energi

Nikola Tesla noted: "A single ray of light from a distant star falling upon the eye of a tyrant in bygone times may have altered the course of his life, may have changed the destiny of nations, may have transformed the surface of the globe, so intricate, so inconceivably complex are the processes in Nature."

Nicola Tesla



Beragam pendapat tentang bencana mewarnai hari-hari kita belakangan ini.  Mulai dari pendapat yang mengatasnamakan agama dengan mengutip dalil-dalil kitab suci sampai yang materialistik murni.  Ada pihak yang mengatatakan bahwa Tuhan menghukum manusia karena dosa-dosa mereka dengan adanya baencana-bencana ini.  Ada pula yang berpendapat bahwa semua ini hanyalah kebetulan semata. Tidak ada hubungan sama sekali dengan dosa dan kesalahan manusia.  Sebagaimana banyak orang, terutama yang tak bertuhan, yang berpendapat bahwa alam semesta ini terjadi secara kebetulan.  Jarang sekali ada orang yang menyadari adanya interaksi energi di dalam kehidupan.  Manusia pada umumnya menganggap dirinya sebagai entitats yang terpisah dari alam dan manusia lainnya.  Erich Fromm menyebut fenomena tersebut sebagi keterasingan atau "alienation".  Secara materi, manusia memang terpisah dari lingkungannya, namun sebagai entitas energi dia tidak terpisahkan sama sekali.  Manusia adalah bagian dari energi yang saling berinteraksi dalam bentuk vibrasi atau getaran. SEbagaimana energi alam mempengaruhi manusia, manusia pun mampu mempengaruhi energi alam melalui semua perbuatan tangannya.

 

Manusia telah mengubah wajah dunia sedemikian rupa selama ratusan bahkan ribuan tahun. Bangunan - bangunan megah dan besar didirikan di berbagai tempat di muka bumi ini.  Sebagian bangunan itu hanya diperuntukkan bagi kesenangan dan kebanggaan semata.  Mulai dari istana megah tempat tinggal para penguasa zalim, piramida raksasa yang hanya digunakan untuk menguburkan jasad sang Firaun sampai dengan Mall-mall megah di kota besar.  Semua itu adalah perangkap energi yang menyebabkan vibrasi energi menjadi terhambat.  Bumi yang semakin tua semakin dibebani beban yang makin berat.

 

Sementara itu, banyak gunung-gunung yang diledakkan dan diambil batu-batunya untuk dibuat jalan dan bangunan. Saat saya dan beberapa teman relawan berkunjung ke suatu daerah miskin yg terletak tidak jauh dari jakarta, seorang relawan lokal bercerita tentang keadaan gunung-gunung di sana.  Kata relawan lokal tersebut kira-kira lima tahun lagi gunung - gunung itu akan habis karena terus menerus diambil bebatuannya. Padahal, gunung-gunung adalah pasak-pasak yang menopang permukaan bumi hingga bisa stabil dan nyaman untuk ditinggali makhluk hidup.  Wajah bumi pun semakin lama sekamakin berubah, jauh dari saat dia pertama kali diciptakan.  Dan perubahan pada wajah bumi itu tentu mempengaruhi keseimbangan energinya hingga makin rentan terhadap bencana alam.  Mungkin, sekali lagi mungkin, rumah tempat tinggal kita berdiri di atas batu-batu gunung tadi.  Batu-batu yang seharusnya tetap menjadi penopang bagi keseimbangan materi dan energi bumi tercinta ini.

 
Setiap kali manusia berbuat kebaikan, maka kebaikan itu akan terseimpan dalam bentuk energi positif. Apabila perbuatan yang dilakukan sebaliknya, maka dia pun akan tersimpan dalam bentuk energi negatif.  Kedua macam energi itu bisa mencair dan kembali pada pemiliknya.  Energi positif dalam bentuk 4TA (harta, tahta, kata dan cinta) dan energi negatif dalam bentuk bencana dan kemalangan. Kita tidak tahu pasti apa sajakah yang pernah terjadi di wilayah bencana tersebut.  Bisa jadi banyak orang yang menabung energi negatif karena menzalimi sesama dan alam semesta.   Sehingga, atas izin Allah SWT, terjadilah pencairan banyak energi negatif sekaligus dalam bentuk bencana.  Kita tentu telah mengetahui bahwa kezaliman telah terjadi hampir di seluruh tempat di muka bumi ini. Ditambah lagi dengan ketidakpedulian orang pada sesama manusia.  Mereka yang berbuat maksiat, zalim dan jahat dibiarkan saja, yang penting tidak mengganggu saya.

Sesungguhnya, dalam setiap kemaksiatan akan selalu ada pihak yang terzalimi.  Ada orang tua yang prihatin pada anak-anaknya kecanduan narkotika atau minuman keras yang dijual bebas.  Ada guru atau pendidik yang kesulitan mendidik dan mengajar anak didiknya karena mereka enggan belajar.   Ada istri yang suaminya  berselingkuh atau lebih suka jajan di tempat-tempat pelacuran dan sebagainya.  Semua itu membuat pencairan energi negatif bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.  Mulai dari kecelakaan kecil yang hanya menyebabkan sedikit korban terluka hingga bencana masif yang melenan ratusan atau bahkan ribuan korban jiwa.  Sehingga, pesan Ebiet dalam lagunya sangat penting untuk kita simak dan ambil hikmahnya ".. yang terbaik hanyalah, segeralah bersujud mumpung kita masih diberi waktu .... "

Allah SWT tidak ingin kita mengeluh dan merintih namun Dia ingin agar kita memaksimalkan apapun yang dianugerahkan kepada kita agar kita bangkit dan berprestasi. Semua yang menjadi kehendakNya adalah pendidikan bagi kita semua. Sebagimana kata Rabb menurunkan kata-kata Tarbiyah atau pendidikan, Murabbi atau pendidik dan Mutarabbi atau peserta didik.  Akal memang tidak selalu bisa mencari penyebab dari semua ini, karena akal yang menuntut untuk dipuaskan adalah akal yang diperbudak ego dan hawa nafsu. Akal yang sehat adalah akal yang selalu mencari hikmah di balik setiap peristiwa dan memanfaatkan peristiwa2 itu demi kebaikan sesama dan pengembangan diri yang optimal.  Akal yang diterangi cahaya nurani yang jernih bersumber dari hati yang selalu berbaik sangka atau khusnudzon kepadaNya.

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al Baqarah:32)

Semoga bermanfaat

Senin, 08 November 2010

Louis Amstrong i Michael Moore




Ini dia ... Video yang seharusnya diputar saat menyambut Obama .. just enjoy it, if you can Sir .. HA HA HA HA "diabolical laugh"