Selasa, 07 Februari 2012

[Book Excerpt / Cukilan Buku] Sedikit tentang Hati

Hari Valentine yang katanya hari kasih sayang itu oleh sebagian aktivis malah diperingati dengan mencanangkan Hari Menutup Aurat Nasional.  Puluhan aktivis pun membentangkan spanduk untuk menghimbau para saudara perempuan (laki-laki juga) mereka untuk menutup aurat.  Sebagian dari foto-foto aksi mereka bisa dilihat di Facebook.  

Ada istilah yang seringkali dipakai para perempuan yang belum sepenuhnya menutup aurat mereka, yaitu "jilbab hati".  Padahal, hati atau qolbun itu sendiri berasal dari kata dalam bahasa Arab yang bermakna berbolak balik.  Manusia tidak mampu msembolak balik hatinya sendiri, apalagi hati orang lain.  Hanya Allah SWT sajalah yang mampu melakukan hal tersebut karena Dialah Sang Pemilik seluruh hati yang ada dalam diri dir manusia.  Sehingga, bagaimana mungkin hati bisa dijilbabi?

Sedikit tentang hati, saya ingin share sedikit dari buku yang saya tulis bersama seorang teman.  Memang, yang akan saya share ini dari bab tentang Hal-hal yang dapat menghalangi orang lain dari memaafkan sesamanya yang bersalah padanya.  Namun, karena menyinggung soal hati dan cukup nyambung sama kegiatan tersebut.

Untuk lebih jelasnya, berikut saya share excerpt / potongan dari naskah buku tersebut, semoga bermanfaat

------------------
F.    DENDAM

... to the last I grapple with thee; from hell's heart I stab at thee; for hate's sake I spit my last breath at thee.
Captain Ahab

    Kata kata mengerikan itu diucapkan oleh Captain Ahab, tokoh rekaan Herman Melville dalam novelnya yang terkenal, Moby Dick. Ahab, sang kapten kapal Pequod, terobsesi untuk membalas dendam pada Moby Dick, paus putih raksasa yang memakan sebeleh kakinya hingga putus. Sang kapten pun terpaksa memakai kaki palsu dari kayu. Ahab tidak bisa melupakan dendamnya pada Moby Dick.  Akibatnya, seluruh pelayaran tersebut malah menjadi ajang perburuan si ikan paus putih.  Semua pihak, baik pemilik, awak kapal dan kapten Ahab sendiri, mengalami kerugian yang luar biasa besarnya.  Saat bertemu dengan si paus putih, sang kapten terjerat oleh tali harpoon di lehernya dan terbawa ke dalam lautan.  Bahkan kapal Pequod sendiri pun hancur ditabrak Moby Dick dan semua penumpangnya, kecuali Ishamel, tewas tenggelam di lautan. Moby Dick sendiri hanya menderita beberapa luka yang tidak terlalu parah.

    Dendam adalah sisi lain dari kesombongan yang jarang disadari oleh banyak orang.  Sebagaimana kesombongan pertama di alam semesta ini dilakukan oleh Iblis, dendam pertama pun dilakukan oleh makhluk yang sama.  Bahkan, bukan hanya pada Nabi Adam namun juga pada seluruh anak cucu keturunan beliau. Padahal, Nabi Adam dan anak cucunya tidak punya kesalahan sedikitpun pada Iblis.  Allah subhanahu wa-ta’ala menjelaskan sifat buruk Iblis itu dalam Al Quran “Iblis berkata: ‘Karena Engkau (wahai Allah) telah menghukumku tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka (yaitu anak cucu adam) dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari depan dan belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapatkan kebanyakan mereka sebagai orang-orang yang bersyukur’” (Al-A’raf: 16-17).

    Dendam membalut hati bagaikan aspal melapisi jalanan.  Tanah yang dilapisi aspal tidak bisa dimasuki oleh air.  Begitu pula hati orang yang penuh dendam tidak akan mudah menerima nasihat dan memaafkan orang yang bersalah.  Hati atau qalbu memiiki vibrasi energinya sendiri yang hanya bisa dibolak-balik oleh Pemiliknya yaitu Allah subhanahu wa-ta’ala.  Seringkali orang berkata “Jika Allah subhanahu wa-ta’ala membukakan hati saya, maka saya akan memaafkan dia.” Masalahnya, mana mungkin Allah subhanahu wa-ta’ala akan membukakan mata hati orang tersebut kalau dia sendiri tidak mau membersihkan dirinya dan menyucikan jiwanya.  Sama saja dengan orang yang sholat namun tidak berwudhu terlebih dahulu.    Sholat yang dikerjakan orang tersebut tidak sah dan Allah subhanahu wa-ta’ala tidak akan menerimanya.  Orang yang penuh dendam jiwanya sangat kotor bagaikan rumah yang sudah lama tidak dibersihkan.  Ruang hati orang yang terjajah oleh dendam pribadi akan seperti rumah yang ruangan-ruangannya kotor, penuh debu dan kotoran sehingga tidak bisa ditempati manusia.   Sebaliknya, binatang-binatang seperti tikus atau kecoa suka bertempat tinggal di sana.  Tentu saja sulit mengharapkan adanya kebaikan besar, seperti tindakan memaafkan, bisa muncul dari ruang hati seperti itu.  

------------------
Saya sendiri tidak tahu apakah naskah lengkap buku itu akan diterbitkan dan kapan terbitnya. Mohon doa rekan-rekan MPers sekalian biar bisa terbit dan bermanfaat untuk para pembacanya

1 komentar: