Kamis, 24 April 2008

KONSEP RAS UNGGUL

Those who cannot learn from history are doomed to repeat it.
George Santayana



Tulisan ini terinspirasi oleh film “300” yang saya lihat sekitar setahun yang lalu di Ciwalk, Bandung.  Tadinya ragu mau posting yang kayak gini, namun atas nama amar ma'ruf nahi munkar saya posting juga.  Selamat membaca.

Konsep Ras Unggul

Photobucket

Konsep “Ras Unggul” sudah ada pada bangsa-bangsa penyembah berhala atau bangsa-bangsa pagan, sejak berabad-abad yang lalu.  Contoh bangsa-bangsa tersebut diantaranya, bangsa Mesir Kuno, Babilonia, Persia-Media, Kartago/Carthage, Sparta, Romawi, bangsa-bangsa barbar Eropa seperti bangsa Hun, Visigoth, Goth dan bangsa Viking di Eropa Utara, bangsa Indian Aztec dan Inca di Amerika Selatan, bangsa Tartar dan Mongolia di Asia Tengah dan sebagainya, termasuk bangsa Arab Jahiliyah sebelum datangnya Islam.  Konsep ini menyatakan bahwa bangsa yang berasal dari ras tersebut adalah bangsa yang lebih unggul dari bangsa-bangsa lain, sehingga merasa berhak melakukan penjajahan dan penindasan.  Keunggulan itu, menurut kepercayaan mereka, adalah karena mereka lebih berhasil dalam perjuangan mempertahankan hidup daripada bangsa-bangsa yang lain.  Kepercayaan seperti ini menimbulkan rasa saling curiga dan tingkat kepercayaan yang rendah.  Permusuhan dan pertempuran dapat terjadi setiap saat.

Photobucket

Al Qur’an dalam Surat Toha ayat 24 menegaskan bahwa orang-orang yang berpaling dari peringatan Alloh SWT, seperti bangsa-bangsa pagan tersebut, akan berada dalam kehidupan yang sempit di dunia ini.  Kehidupan yang sempit bukan berarti tidak memiliki kekayaan karena banyak dari bangsa-bangsa tersebut bisa membangun bangunan-bangunan besar dan kota-kota yang megah serta mengumpulkan harta benda berharga yang luar biasa banyaknya.  Namun, karena paradigma ras unggul tadi menimbulkan sikap sombong dan permusuhan, muncul rasa tidak suka pada bangsa-bangsa lain.  Dengan demikian, bangsa tersebut memiliki banyak musuh.  Rasa aman dan keberkahan telah diangkat oleh Alloh SWT dari kehidupan mereka sehingga mereka selalu dirundung ketakutan akan diserang oleh musuh-musuh mereka dan mereka  seakan-akan hidup di atas bom waktu yang bisa meledak setiap saat.

Dari manakah sesungguhnya konsep Ras Unggul ini muncul? Siapakah yang pertama kali memproklamirkan diri sebagai makhluk yang berasal dari Ras Unggul? Pada saat penciptaan manusia, Alloh SWT memerintahkan para malaikat dan jin bersujud kepada Nabi Adam AS, manusia pertama yang diciptakan olehNya.  Semuanya bersujud kecuali Iblis, dia membangkang terhadap perintah tersebut karena merasa dirinya lebih tinggi derajatnya sebab diciptakan dari api sedangkan Nabi Adam dari tanah.  Dengan demikian, jelaslah bagi kita bahwa Iblislah yang pertama kali menggagas konsep paganisme dan ras unggul ini.

 

Berkembangnya ajaran agama Kristen di Eropa ternyata tidak bisa menghapus seluruh ajaran-ajaran paganisme, termasuk konsep Ras Unggul.  Ketika kekuasaan Gereja mulai melemah, ajaran-ajaran pagan, yang sesungguhnya masih ada di bawah tanah, mulai muncul kembali.  Ajaran-ajaran tersebut muncul dalam bentuk humanisme, materialisme, naturalisme dan  sekularisme.  Mulai muncul orang-orang berpaham atheis-materialistik, terutama para filosof/ahli filsafat yang tidak percaya adanya Tuhan.  Teori-teori yang bersifat materialistik, yang menyatakan bahwa alam semesta ada dengan sendirinya dan tidak ada yang menciptakan serta akan tetap ada selama-lamanya, mulai terbentuk.  Kepercayaan pada Ras Unggul, yang merupakan ciri utama paganisme penyembah berhala juga ikut muncul kembali, bagaikan hantu yang bangkit dari dalam kubur.  Charles Darwin, memberi sub-judul bukunya “The Origin of Species”, dengan kata-kata sebagai berikut ”Survival to the fittest by means of natural selection or preservation of favoured races in struggle for life”, Nietsche menggagas konsep Ubermensch atau Manusia Super yang mirip dengan Konsep Ras Unggul bangsa pagan.  Konsep-konsep Pagan gaya baru ini membuahkan hasilnya pada abad ke 20 dalam bentuk Perang Dunia Pertama dan Perang Dunia Kedua.

 

Hitler menggunakan konsep-konsep dan ajaran-ajaran tersebut untuk membangkitkan mitos Ras Arya (Aryan Master Race) pada bangsa Jerman yang pada saat itu sangat menderita karena kekalahan pada perang dunia I, sementara Mussolini membangkitkan nostalgia Romawi Kuno pada bangsa Italia.  Orang-orang yang tidak mendapat cukup pendidikan di Jerman dan Italia, karena negaranya hancur akibat perang, termakan hasutan kedua diktator tersebut.  Hasilnya adalah peristiwa-peristiwa yang mengerikan yang mengubah Eropa dan seluruh dunia menjadi lautan darah pada masa Perang Dunia II.

Keunggulan sesungguhnya bukan ditentukan oleh ras, suku bangsa, warna kulit dan lain sebagainya.  Di dunia ini, orang-orang yang berprestasi ada yang berasal dari macam-macam keturunan, ras, suku bangsa, warna kulit dsb.  Apapun keturunan, warna kulit atau rasnya, apabila dia punya kemauan kuat untuk menjadi manusia unggul dan berprestasi, maka dia bisa mewujudkan impian tersebut.

 

Islam memang mewajibkan para penganutnya membangun kekuatan.  Namun, kekuatan yang dibangun tersebut bukan merupakan suatu tujuan atau digunakan sekehendak hawa nafsu.  Kekuatan itu harus dianggap sebagai amanah dan digunakan sebagai sarana membangun dunia ini menjadi tempat yang diridhoi dan diberkahi oleh Alloh SWT.  Kekuatan itu harus dipakai membela sesama manusia yang terzalimi atau mencegah kezaliman terjadi, bukan untuk berbuat kezaliman.

   

Referensi:

Buku dan VCD

  1. Harun Yahya; Menyingkap Tabir Fasisme, Dzikra
  2. Harun Yahya; Ancaman Global Freemasonry, Dzikra
  3. Harun Yahya; di balik Dua Perang Dunia (VCD); GlobalMedia
  4. Harun Yahya; Bencana Kemanusiaan akibat Darwinisme (Buku + VCD); Global Media
    

Websites:

  1. Fasisme: Ideologi Berdarah Darwinisme
  2. Situs Harun Yahya
  3. Situs Harun Yahya TV 
  4. Situs Islamic Research Foundation
  5. Situsnya Pakdenono"

                     

       

Film diambil dari Situs ini

         

28 komentar: