Pada suatu hari seorang Raja memanggil anaknya, Sang Pangeran. Sang raja ingin menguji sang Pangeran untuk memastikan apa kah anaknya pantas menggantikannya memimpin kerajaan. Sang Raja meminta sang pangeran membuatkan masakan yang paling enak untuk diberikan kepadanya saat makan siang. Sang Pangeran dengan patuh membuat masakan tersebut, yaitu Sop lidah sapi yang diberi berbagai macam bumbu yang diracik sedemikian rupa sehingga menjadi sop lidah paling lezat yang pernah ada di kerajaan tersebut. Sang Raja memuji masakan anaknya dengan pujian yang luar biasa.
Keesokan harinya, Sang Raja kembali meminta sang pengeran membuatkan masakan baginya. namun, kali ini, dia meminta anaknya membuat makanan paling tidak enak yang bisa dibuat oleh sang pengeran. Sang pengeran kembali mengolah Lidah sapi namun kali ini dia memberi bumbu asal-asalan. Garam, merica dan sebagainya dia tuang tanpa perhitungan sama sekali. Saat sang raja mencicipi makanan tersebut, beliau hampir muntah karena rasa dan aroma dari sop lidah tadi. "Nak, masakan apa ini?" Tanya sang Raja. Sang Pengeran menjawab "Sama dangan yang kemarin Ayahanda, Sop Lidah". "Nak, apa yang kau pelajari dari dua masakan ini, yang hari ini dan kemarin?"
Masakan hari ini dan kemarin bahan utamanya sama, yaitu lidah, yang berbeda adalah cara menggunakannya, demikian pula lidah kita:
- Lidah bisa kita untuk membangkitkan semangat, menghibur jiwa yang lelah, meluruskan kesalahan, menyampaikan hikmah dan sebagainya.
- Lidah dapat pula dipergunakan untuk hal-hal yang negatif seperti memfitnah, mencaci maki, menghina, melecehkan dan meremehkan orang lain dan lain sebagainya.
- Lidah dapat juga dipergunakan untuk hal-hal yang netral namun tidak bermanfaat seperti berbincang-bincang tentang hal-hal yang sudah diketahui oleh orang-orang yang sedang berbicara hanya karena mereka senang melakukannya.
- Lidah juga dapat dipergunakan untuk membanggakan diri secara berlebihan sehingga terkadang entah sadar atau tidak ditambah-tambahi berbagai hal yang tidak perlu atau bahkan kebohongan.
- Lidah seperti teko yang akan menyalurkan isinya. Apabila isinya air yang menyegarkan maka air tersebutlah yang akan keluar. Namun apabila isinya racun yang mematikan, maka racun itulah yang akan keluar.
Sang Raja mengagguk-angguk dengan puas, "Tidak sia-sia aku selama ini mendidikmu" katanya.
Hubungan cerita di atas dengan topik kita adalah adanya persamaan pada masalah lidah. Lidah ini sangat ringan, namun sedikit sekali orang yang bisa mengaturnya. Lidah adalah perpanjangan dari Qolbu atau Hati kita. Apa yang ada di dalam Hati kita itu cepat atau lambat akan keluar pada lidah kita.
Chatting adalah salah satu jenis perpanjangan lidah kita, karena itu tidak ada salahnya kita berhati-hati dalam melakukan dua kegiatan tersebut.
Maka chatting juga perlu manejemen, misalnya:
- Chating sering kali terlalu pribadi, sehingga terkadang salah satu atau kedua pihak merasa tidak nyaman, apalagi bila obrolan tersebut menjurus ke masalah yang enggak-enggak.
- Terkadang ada yang bingung mau ngomong apa, maka lebih baik mempersiapkan dulu materi obrolan, jangan sampai ngalor ngidul gak karuan
- Hati-hati, sebagaimana spam tidak sama dalam pikiran setiap orang, demikian pula chatting.
- Lebih baik punya teman chatting sedikit tetapi chatting -nya berkualitas daripada banyak tapi centang perenang bagai buih di lautan. Kualitas chatting ditentukan oleh kelancaran komunikasi kedua belah pihak. Kelancaran komunikasi ditentukan antara lain oleh kesamaan minat, hobby, kepentingan dan sebagainya. Tidak nyambung kan apabila yang satu hobby kajian teori Konspirasi yang lain suka masak, he he he. Orang-orang yang chatting harus punya minat yang sama, sehingga lebih baik kenali diri sendiri terlebih dahulu.
- Jangan samapai kita sendiri lupa waktu gara-gara keasyikan chatting dan harus ingat pula bahwa lawan bicara kita juga punya bermacam-macam kepentingan. Kan kita semua sama-sama manusia.
- Jika orang yang kita undang chatting tidak merespon dengan baik, maka lebih baik tidak usah diajak chatting, bisa jadi dia punya minat, hobby atau ketertarikan yang berbeda dengan kita. Memaksakan chattng dengan orang-orang yang punya minat yang jauh berbeda hanya akan buang-buang waktu saja.
Semoga bermanfaat
16 komentar: