Minggu, 13 April 2008

Ngapain sih mikirin Palestina, wong hidup kita sekarang aja udah susah?

Berikut ini adalah dialog dua orang anak manusia mengenai masalah Palestina.  Dialog fiktif adalah karangan saya sendiri tetapi mungkin bisa memberi kita inspirasi dalam mendakwahkan masalah Palestina.  

Tanya: Ngapain sih mikirin Palestina, wong hidup kita sekarang aja udah susah?

Jawab: Justru hidup kita jadi susah karena kita tidak memikirkan Palestina.

Tanya: Lho, koq gitu?

Jawab: Iya, pemberi rezeki yang sesungguhnya adalah Alloh SWT.  Mulai dari kutu samapai gajah rezekinya dijamin Alloh SWT.  Khusus manusia, Alloh SWT memberi rezeki melalui sesama manusia.  Coba kita renungkan, Bukankah kita selama ini mendapat segala keperluan kita dari orang lain? Bukankah kita lahir dari rahim Ibu kita yang juga seorang manusia.  Bukankah kita menerima pendidikan dari orang tua dan guru-guru kita yang juga manusia? Bukankah kita juga menerima rezeki melalui sesama manusia (boss, klien, pembeli, dsb)?  Maka, sudah sepantasnya kita memberi bantuan kepada sesama manusia semaksimal mungkin sesuai kemampuan kita.  Rakyat Palestina juga manusia kan?

Tanya: Terus gimana bantuan pihak Palestina, apa kita harus berangkat perang ke sana? Kita kan punya pekerjaan dan tanggung jawab lainnya di sini.

Jawab: Kalo mas mampu silahkan.  Tetapi masalahnya sudah siap belum, kita kan orang-orang sipil yang tidak terlatih untuk berperang.  Jangankan perang, olah raga aja jarang, padahal Rasulullah sudah menegaskan bahwa mukmin yang kuat lebih dicintai Alloh SWT daripada mukmin yang lemah.  Bukan tidak mungkin apabila kita nekat pergi ke sana, kita bukan terbunuh oleh tentara musuh tetapi malah meninggal karena sakit.  

Belum lagi masalah penggunaan senjata dan bahan peledak.  Para pejuang Palestina kan enggak punya waktu buat melatih kita menggunakan senjata, nanti kita malah menyusahkan dan membuat mereka repot.

Masalah pekerjaan dan tanggung jawab tidak perlu dipertentangkan dengan kepedulian pada masalah Palestina.  Bahkan kita harus punya pekerjaan atau penghasilan supaya bisa menyumbang dana untuk mereka.  

Tanya: Masak harus nyumbang dana segala, gaji sebulan kan enggak seberapa?

Jawab: Yuk kita jujur deh, apakah pengaturan keuangan kita sudah benar-benar baik? Jangan-jangan gaji kita sebulan habisa gara-gara pengeluaran yang enggak perlu, misalnya hiburan-hiburan berlebihan.  Justru kita harus lebih produktif bekerja karena kita memikirkan Palestina.  Kalau perlu, kita harus punya usaha sendiri sebagai tambahan agar kita bisa membantu mereka.  Benar enggak sih kita selama ini sudah bekerja keras, cerdas dan ikhlas serta berusaha memaksimalkan segala potensi dan kemampuan yang kita miliki?

Tanya: Terus mesti dikirim lewat mana? Kasih langsung?

Jawab: Ya enggak dong, memangnya Mas punya kenalan di sana? Kan ada lembaga-lembaga yang bisa kita percaya untuk mengelola dana amanah kita agar sampai ke tangan yang berhak.

Tanya: Mas, saya dengar para pejuang Palestina berjuang dengan bom bunuh diri, kog gitu? Bukankah bunuh diri dilarang dalam Islam.

Jawab: Bunuh diri memang dilarang dalam Islam.  Islam mewajiblan para pemeluknya menyikapi ujian di dunia ini dengan sikap terbaik mereka sesuai dengan petunjuk Al Qur'an dan Sunnah.  Namun, di Palestina, keadaan sudah sedemikian gawat sehingga tidak ada cara lain kecuali dengan bom tersebut.  Insya Alloh mereka tidak melakukan bunuh diiri tetapi syahid dijalan Alloh.  Bahkan bisa jadi kitalah yang menanggung dosa dari penggunaan bom-bom tersebut.

Tanya: Haaaaaaaaaaaaah????!!!!! Mereka yang ngebom koq kita yang dosa????!!! Enak aja!!!!!!!!!!!!*@#!

Jawab: Saya bilang kan mungkin, jadi belum pasti, mudah-mudahan enggak.  Saya tadi bilang bahwa di Palestina keadaannya sudah sampai tinggkat darurat bahkan mungkin gawat darurat sehingga tidak ada pilihan lain kecuali menggunakan bom.  Keadaan seperti itu seharusnya tidak perlu terjadi atau minimal tidak samapai tingkat perjuangan menggggunakan bom bila saudara-saudara mereka peduli.  Peduli yang dimaksud di sini bukan cuma sekedar peduli namun harus sampai pada tingkat tindakan.  

Kita harus meneladani Umar Bin Khattab yang memanggul sendiri gandum untuk rakyatnya yang kelaparan.  Pada saat seorang pembantunya menawarkan diri untuk mengangkut karung gandum tersebut, Umar menolak dan bertanya "Apakah engkau mau menanggung dosaku di akhirat nanti?".   

Ibarat orang sakit, kalau penyakitnya sejak awal bisa didiagnosa, maka tidak perlu ada operasi atau tindakan sejenisnya.  Cukup minum obat atau diterapi saja.  Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa kaum Muslimin adalah bagaikan satu tubuh, bila satu bagian sakit, yang lain juga ikut merasakan sakit.

Tanya: Mas, tetapi kalo caranya begitu, bukankah ada penduduk sipil Israel yang kena bom? Bukankah RAsulullah SAW sendiri melarang pasukan Muslim membunuh orang-orang sipil, menebang pepohonan, merusak bangunan dll?

Jawab: Benar sekali mas, Rasulullah SAW memang melarang pasukan Muslim membunuh orang-orang sipil.  Bahkan para rahib dan pendeta juga tidak boleh dibunuh.  Hanya para combatan atau prajurit perang yang melawan saja yang harus dibunuh.  Namun, dalam hal ini masalahnya berbeda.  Tidak ada orang Israel yang warga sipil.  Mereka semuanya tentara, walaupun punya pekerjaan lain seperti kita.  Mereka punya kewajiban militer dan juga dilatih berperang seperti pasukan perang.  

Coba bandingkan dengan kita, jangankan latihan kemiliteran, olah raga saja kita jarang.  Sehingga, tidak perlu menunggu kedatangan musuh, tanpa berperang saja kita sudah tumbang oleh macam-macam penyakit mulai dari masuk angin samapai diabetes, jantung koroner, stroke dan sebagainya.

Tanya: Terus bagaimana dengan di Indonesia sendiri.  Kan masih banyak orang miskin serta masalah-masalah lainnya. Bukankah kita lebih baik memikirkan masalah yang ada di negara kita dulu?

Jawab: Justru masalah Palestina yang harus kita pikirkan.  Kalo masalah yang ada di negara kita bukan untuk dipikiran tetapi dicari jalan keluarnya dengan karya nyata.  Think globally act locally, berpikir global dan bertindak pada masalah-masalah lokal.  Lagipula, benar enggak sih kita memikirkan masalah-maslaah yang ada di negara ini? Jangan-jangan ini cuma alasan untuk lepas tanggung jawab saja.  Mungkin kita selama ini hanya bersenang-senang menikmati hidup tanpa peduli pada lingkungan sekitar kita.

Masalah Palestina justru akan memotivasi kita untuk bergerak dan bertindak mengatasi masalah-masalah yang ada di negeri ini. Usaha kita mengatasi masalah-masalah di negeri ini adalah  jalan yang kita rintis agar kita atau generasi sesudah kita mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi di Palestina.

Tanya: Mas, teman saya ada yang ingin sekali berangkat berjuang ke Palestina.  Apa yang harus Saya sarankan?

Jawab: sarankan pada teman anda agar bersiap sedia untuk berangkat ke sana.  Jangan sampai saat ada kesempatan dia malah lagi sakit sehigga tidak bisa berangkat.  Berangkat ataut idak, latihan yang dia lakukan sudah menjadi amal sholeh yang bisa jadi bekal dia di akhirat nanti.  Kita semua seharusnya selalu bersiap diri untuk berjihad di jalan Alloh. Jadi berangkat atau tidak, persiapan itu sendiri sudah jadi amal sholeh dan tambahan bekal bagi kita di akhirat nanti.

Semoga bermanfaat, Insya Alloh lain kali kita sambung lagi

23 komentar: