Sabtu, 14 Juni 2008

[PUISI] Layar Raksasa

Layar raksasa

di layar raksasa para peragawati memperagakan adibusana
di jalanan para pengemis berpakaian seadanya

di layar raksasa ditampilkan iklan kamar mandi mewah
di sungai di belakangnya, orang mandi dan mencuci dengan air limbah

di layar raksasa tampillah iklan mobil-mobil mewah
dalam angkutan umum, para penumpang berkeluh kesah

di layar raksasa, tampillah rumah-rumah serba megah
di belakang gedung-gedung, gang-gang sempit dengan kemiskinan yang parah

di sekitar layar raksasa, pertokoan mewah mengelilingnya
di depan pertokoan, para pengemis meminta-minta

di layar raksasa, iklan barang-barang mahal dan mewah silih berganti
di sekitarnya, banyak masyarakat miskin makin menjerit dari hari ke hari

di hotel-hotel di sekitar layar raksasa, para tamu dimanja dan dilayani
di jalanan sekitarnya para tunawisma tidak tahu bagaimana nasibnya di esok hari

Inilah kisah yang pernah terjadi,
saat Layar Raksasa pernah berdiri
di daerah Bundaran HI
tempat yang sering jadi ajang demonstrasi
Namun, walaupun kini Layar Raksasa telah tiada
bersama berbagai kenangan bersamanya
namun keadaannya masih relatif sama
dan semakin bertambah parah setiap harinya







10 komentar: