Kamis, 24 Desember 2009

Rabu, 23 Desember 2009

YouTube - Chicken a la Carte - A short film about the hunger and poverty brought about by Globalization




Video yang satu ini benar-benar menguras air mata .. :(

betapa banyak nikmat yang tersia-siakan selama ini, betapa sedikitnya diri ini bersyukur, sungguh apapun yang dialami belum seberapa dibandingkan mereka yang ada di dalam video ini.

Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=993rZrfLBjg

Semoga dapat menggugah kesadaran kita akan nikmat yang sudah diterima dan kepedulian pada sesama

Selamat menyaksikan

PREVIEW EXCLUSIVE SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)

Start:     Dec 27, '09 10:00a
End:     Dec 27, '09 1:00p
Location:     Gedung Toko Buku Gramedia Matraman. Jl. Matraman Raya No. 46 - 50 Jakarta 13150.
UNDANGAN SPECIAL

Bagi Ibu Bapak yang berminat mengikuti Sekilas Materi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) sambil jalan jalan di Gramedia Matraman, maka kami informasikan bahwa :

Akan diselenggarakan PREVIEW EXCLUSIVE SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) di Lt. 2 Gedung Toko Buku Gramedia Matraman. Jl. Matraman Raya No. 46 - 50 Jakarta 13150.

Adapun waktunya adalah :
Hari MINGGU, 27 DESEMBER 2009 Pk. 10:00 - 13:00 WIB.
Tempat : Lantai 2 - Toko Buku Gramedia Matraman.
Pembicara : Ahmad Faiz Zainuddin * (*Dalam Konfirmasi - InsyaaLloh).

Materi :
1. Introduction to SEFT for Helaing, Success, Happiness, and Greatness.
2. Demo SEFT for Healing & Testimony Alumni.
3. Tanya jawab
4. Pendaftaran SEFT Total Solution Training untuk Angkatan 62 - tgl. 22, 23, dan 24 Januari 2009.

Acara ini GRATIS 100 % dan boleh membawa teman teman sebanyak mungkin.
Informasi pendaftaran cukup SMS NAMA SAUDARA ke 081807788120.

Informasi lebih lanjut hubungi Kantor Pusat LoGOS Institute 021-86605151

Demikian informasi ini disampaikan. Semoga bermanfaat.

Best regard,

Endy Fatah Joesoef
Customer Relation Director

LoGOS Institute, PT.
Head Office:
Jl. Delima Raya Blok 54 No. 16 Malaka Sari
Duren Sawit, Jakarta Timur 13640
Telpon 021-86605151
Faks. 021-8611729
SMS Center : 081807788120
Hp. 0818991915

Website : http://LoGOS.co.id/
Blogger : http://LOGOSSEFT.Blogspot.com/

Sabtu, 19 Desember 2009

Poster MPers Peduli Palestina




Seharusnya foto ini di-upload dari kemarin2, maaf telat, anyway better late than never

Jumat, 18 Desember 2009

[Sosial] Infotainment, pelacur dan pembunuh

Infotainment kembali naik daun, setelah seorang selebritis memaki-maki wartawan dan menyebut infotainment lebih rendah dari pembunuh dan pelacur. Memang, dalam keadaan emosi, orang bisa saja mengungkapkan perasaanya dengan berbagai cara. Mulai dari menyebutkan seluruh isi kebun binatang sampai yang lebih mengerikan lagi. Polemik dan konflik antara artis/seleb dan infotainment sudah bukan barang baru di negeri ini.

Si artis menyebut tayangan infotainment lebih rendah daripada pelacur atau pembunuh. Menarik untuk disimak, apa benar sih infotainment itu derajatnya sama atau bahkan lebih hina daripada pelacur dan pembunuh. Pelacur adalah orang-orang yang mencari uang dengan melacurkan diri. Dia menyediakan dirinya sendiri sebagai fasilitas pemuas hawa nafsu sexual lawan (atau mungkin sesama) jenisnya. Sedangkan pembunuh adalah orang yang membunuh orang lain.

Kalau definisinya seperti itu, semua orang juga sudah tahu

Namun apakah infotainment seperti itu, melacurkan diri dan membunuh?

Sebagian orang, terutama penggemar tayang tersebut, akan protes. Mereka akan mengatkaan bahwa Infotainment adalah karya jurnalistik juga. Namun, yang lain banyak yang mengecam dan mengatakan bahwa Infotainment tidak lebih dari sampah.

Salah satu tujuan orang melacurkan diri dan membunuh adalah untuk mendapatkan "easy money" atau mendapatkan uang banyak dengan cara yang mudah, enak dan tanpa kerja keras. Membunuh pun ada yang tujuannya seperti itu, walaupun tentu membunuh lebih sulit daripada melacur. Apalagi bagi seorang pembunuh profesional atau pembunuh bayaran. Hal itu sudah jadi makanan sehari-hari bagi sang pembunuh. Infotainment, walaupun tidak membunuh orang secara langsung, juga bisa berpotensi mematikan potensi manusia. Berapa banyak orang yang waktunya tersita untuk nonton infotainment, padahal dia bisa bekerja, belajar atau melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya.

Ekses negatif lain dari infotainment adalah orang-orang jadi ngiler, ngelihat gaya hidup glamor para selebritis. kadang gak sadar tuh seleb pada kaya ya juga gara-gara masyarakat itu sendiri yang haus hiburan dan doyan sensasi. Maklum, masih tingkat eksistensi diri materi. Jadi demennya hal-hal material aja. Berbicara tentang pelacuran, saya pernah membaca review di internet dari Novel berjudul Kupu Kupu Pelangi. Suatu novel yang menggambarkan realita pahit pada masyarakat kita.



"Cerita dalam novel ini adalah fiktif, namun apa yang terjadi di dalamnya merupakan bagian dari masyarakat kita. Meskipun terdengar janggal, beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah telah menjadi daerah pemasok ABG (Anak Baru Gede) untuk dijadikan pelacur.... Kenyataan yang paling menyesakkan adalah bahwa para orang tua banyak yang tega 'menjual' anak perempuannya. Gadis-gadis suci itu dianggap sebagai aset paling berharga bagi keluarga mereka...," demikian penulis bertutur pada halaman Prolog.






Bukan tidak mungkin, dengan adanya infotainment yang gila-gilaan seperti sekarang ini, pelacuran dan pembunuhan seperti itu akan makin meluas dan menggila. Makin banyak orang yang tergiur mendapatkan uang dengan cara-cara yang mudah dan menyimpang, tanpa peduli konsekwensi jangka panjangnya. Namun, itulah manusia kapitalis, di belakang dikejar ketakutan kemiskinan, di depan tergiur melihat keuntungan yang melimpah apapun konsekwensi dan resikonya. Keadaan itu dimanfaat kembali oleh media-media kapitalis tersebut dengan menggelar berbagai tayangan-tayangan kriminal.

Manusia-manusia pengelola media kapitalis itu di dunia saja sudah dilanda kehidupan yang sempit. Mereka mungkin bukan tidak punya uang dan harta, bahkan melimpah. Namun, keberkahan bukan tidak mungkin jauh dari hidup mereka. Sehingga, rasa dahaga akan sensasi liar itu tak kunjung terpuaskan.

Saya bukan fans artis tersebut, saya juga bukan membela artis itu. saya hanya pemerhati Masalah-masalah sosial. Namun sepertinya kali ini dia berkata benar. Kebenaran tentang kebobrokan tayangan -tayangan infotainment, dan sebagian besar tayangan televisi sekarang ini. Kebenaran yang secara kebetulan terungkap lewat ucapan-ucapan si seleb itu. Atau, jika kita menganggap bahwa tidak ada sesuatu pun yang merupakan kebetulan, ..... adakah yang mengatur semua kejadian itu? Wallahualam

Namun, yang sebenar-benarnya hina adalah media kapitalis dan kapitalisasi media itu sendiri. Media yang hanya peduli pada keuntungan yang sebesar-besarnya, tanpa peduli dampak jangka panjang dari keuntungan itu sendiri. Yang bersumber dari peradaban masa kini yang memanjakan mereka yang punya duit dan menindas dengan kejam mereka yang miskin. Peradaban yang oleh Erich Fromm disebut dengan bahsa yang sangat sarkatis dan mengerikan. "Eksperimental Society" atau masyarakat percobaan, di mana seluruh penghuninya tidak lebih dari kelinci-kelinci percobaan. Tanpa sadar dan tidak berdaya untuk melawan.

Perababan yang memuja materi seperti bangsa-bangsa kuno penyembah berhala memuja berhala-berhala yang mereka buat sendiri. Bagaikan bani Israil yang menari berputar-putar memuja patung anak sapi emas hasil tempaan mereka sendiri atas bujukan Samiri. Erich Fromm mengatakan "I have it" tends to become "it has me", berhala-berhala itu menjadikan mereka yang memujanya sebagai kepunyaannya. Padahal, mereka hanya benda mati yang tidak bisa berbuat apa-apa.

Allah SWT mengingatkan kita dalam Surat Thaha ayat 124 - 127

124. Tetapi, barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka dia akan menderita hidup sempit, kemudian Kami bangkitkan mereka pada hari kiamat dalam keadaan buta.

125. Nanti tentu dia akan berkata: "Ya Tuhanku! Mengapa Engkau bangkitkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulunya aku melihat?".

126. Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, lalu engkau melupakannya. Begitu pula di hari ini, engkaupun dilupakan pula.

127. Demikianlah balasan Kami terhadap orang-orang yang melampaui batas dan tidak mempercayai keterangan-keterangan Tuhannya. Sesungguhnya siksaan hari akhirat itu lebih keras dan lebih kekal.

Suka tidak suka, itulah realita yang ada pada masyarakat kita. Semoga kita tidak termsuk orang-orang yang mendapat kehidupan nan sempit dan tidak berkah itu. 

Rabu, 16 Desember 2009

[Transkrip] Macam-macam Bunuh Diri

1. Bunuh Diri secara fisik: BD fisik bisa langsung seperti menjatuhkan diri dari gedung yang tinggi, minum racun yang keras atau menggunakan senjata. Namun, ada juga bunuh diri fisik yang pelan-pelan. Memakan maknana yang tidak sehat, apalagi dalam jumlah banyak dan terus menerus. Tidak menjaga kesehatan, enggan berolah raga dll

2. Bunuh Diri Mental: Bunuh Diri seperti ini adalah mengkhianati janji pada diri sendiri. berjanji berhenti merokok, tetapi diingkari. Berjanji bangung lebih pagi, dingkari dsb. Maka cepat atau lambat, secara mental/bawah sadar ktia sulit untuk percaya pada diri sendiri. Belajar terlalu banyak hal dalam satu saat juga merupakan bunuh diri mental. Terlalu perfeksionis dalam segala juga bisa merupakan bunuh diri mental.

3. Bunuh Diri Sosial: Tidak menjaga kepercayaan pada orang lain. Apabila ada orang yang terus menerus mengingkari janji, tidak memegang amanah dan kepercayaan. Rekening bank emosional (istilah Covey) makin terkuras habis. Lama-kelamaan orang sulit mempercayai orang seperti itu. Bunuh diri seperti ini bisa juga disebut bunuh diri profesional.

4. Bunuh Diri Finansial: Orang yang lebih besar pengeluarannya daripada pendapatannya adalah orang yang sesungguhnya sedang bunuh diri.

5. Hal-hal lain yang menyebabkan bunuh diri, seperti patah hati, putus cinta, kecewa dan sebagainya. Hal ini terutama disebabkan keterikatan kita pada hal-hal material dan keinginan yang terlalu besar untuk memiliki sesuatu/seseorang (cenderung pada Mentalitas To Have, bukan mentalitas To Be)

Penyebab utama bunuh diri adalah ego kita sendiri. Ego cenderung pada kenikmatan sesaat dan tidak peduli penderitaan jangka panjang. makan enak tidak peduli kesehatan, malas berolah raga, enggan menjaga amanah, semua asalnya dari ego.

Bunuh diri hakikatnya adalah akumulasi perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran negatif. Martin Seligman, peneliti mahzab Positive Psichology menyebut hal ini sebagai learned helplessness atau ketidakberdayaan yang dipelajari (tanpa sadar).

Agar terhindar dari bunuh diri jenis apapun kita perlu:

1. Memperkuat mental dengan:

Komitmen pada diri sendiri dan memenuhi komitmen-komitmen itu secara bertahap. Komitmen itu harus meliputi tiga hal yaitu:

belajar - berlatih - berjuang

Kita juga harus melatih Free will (kehendak bebas) kita dengan menanyakan pada diri sendir:

Hal benar apa yang harus saya lakukan sekarang?

Komitmen yang kuat dan free will yang terlatih akan memperbesar wadah diri kita. Wadah yang tadinya hanya sekecil gelas, menjadi sebesar ember, danau dan akhirnya seperti lautan.

Rumus Tekad yang kuat = Keinginan x kesiapan belajar x kesiapan menghadapi masalah

2. Namun, untuk menjaga diri kita agar tidak terjerumus dalam bunuh diri, kita juga perlu dukungan orang lain. Keluarga, suami/istri, teman dan sahabat semua bisa menjadi dukungan bagi kita. Lingkungan yang baik juga kita perlukan untuk terhindar dari bunuh diri. Karena itu, kita jadikan pekerjaan kita sebagai berkah dan manfaat sebesar-besarnya bagi sesama. Jangan sampai tujuan akhir hidup dan pekerjaan kita hanya untuk diri kita sendiri.

3. Dan pada akhirnya, hanya kepada Allah SWT kita menyembah dan meminta pertolongan, termasuk agar terhindar dari bunuh diri jenis apapun.

Semoga bermanfaat

Sumber: Mutiara Pagi, The Power of Life di radio Trijaya FM

Narasumber: Pak Supardi Lee

Selasa, 15 Desember 2009

[Transkrip] Energi untuk berubah

1. Miliki khayalan dan keinginan yang tinggi.  Kita perlu mengkhayalkan dan percaya bahwa suatu saat nanti kita bisa mencapai apa yang kita khayalkan itu.  Anak-anak kecil berkhayal tanpa beban, berkhayal setinggi-tingginya.  Berkhayallah sambil relaks.  

2. Bercita-cita.  Cita cita adalah khayalan yang diberi tenggat waktu.  Saya akan mendapatkan ......... sekian tahun lagi, saya akan menjadi ......... sekian tahun lagi dst.

Khayalan dan rencana kita harus kita tuliskan dalam buku agar dapat terus kita ingat dan terus memotivasi kita.  Kalau hanya sekedar angan, tentu kurang efektif.

3. Rencana dan tindakan: untuk mencapai cita-cita tersebut, kita perlu menyusun rencana.  Rencana lebih detail daripada cita-cita, rencana di-break down menjadi langkah-langkah yang spesifik.  Misal:

- Buku apa yang perlu saya baca dan pelajari
- Pekerjaan apa yang harus saya lakukan
- Langkah-langkah apa yang harus saya ambil
- siapa orang-orang hebat yang harus saya temui
- dan sebagainya

Namun, dalam membuat rencana, jangan sampai kita terjebak pada perfeksionisme.  Jangan sampai kita tidak bertindak gara-gara berusaha membuat rencana yang sempurna.

Rencanakan tindakan kita dan bertindaklah sesuai rencana.  

4. Doa dan harapan: Apabila kita sudah bertindak sesuai rencana namun belum berhasil, kita jangan putus asa.  Kita tidak boleh berhenti berdoa berharap pada Allah SWT.  Bukan tidak mungkin Dia sedang mempersiapkan yang lebih baik bagi kita.  

Namun, harapan dan doa tentu bukan alasan bagi kita untuk tidak bertindak.  Banyak orang gagal bukan karen kurang pengetahuan tetapi kurang tindakan.  

Semoga bermanfaat

Sumber: Mutiara Pagi - The Power of Life

Narasumber: Mbak Niek

HTMLtoPDF

http://www.htmltopdf.co.uk/
mau menyimpan blog atau halaman2 situs dalam format PDF, mampir aja ke link di atas

semoga bermanfaat

Senin, 14 Desember 2009

Islamic Philosophy Online

http://www.muslimphilosophy.com/
Situs penyedia informasi filsafat Islam

MP'ers For Palestine

Start:     Dec 20, '09 09:00a
End:     Dec 20, '09 6:00p
Location:     Basket Hall Senayan
Sungguh entah telah berapa kali konflik di palestina mampir di telinga kita. Kini saatnya kita perduli dan berbagi untuk saudara kita di palestina. Cara mudah banget kok, dengan berpatisapi dalam acara ini, Anda telah menunjukkan rasa solidaritas anda kepada saudara kita.

Berbagai acara dan pertunjukan akan meramaikan aksi solidaritas. Kami, mewakili Multiply Indonesia juga tak mau ketinggalan meramaikan acara. Kunjungi Stand kami dan mari kita hasilkan yang terbaik untuk saudara kita.

Ajak keluarga, teman, juga kerabat yang lainnya. Ditunggu kehadiran kalin semua. Ojolali loh yoooo.....

Minggu, 13 Desember 2009

[Kepedulian Sosial] Masih ada jutaan "ibu Prita Mulyasari" di luar sana


Fenomena pengumpulan koin untuk ibu Mulyasari saat ini mendominasi jagat pemberitaan media di negeri kita. Baik media cetak atau elektronik. Baik media konvensional atau internet.

Ibu Prita mulyasari, yang didenda habis2an oleh RS Omni, mendapat dukungan berupa pengumpulan koin oleh masyarakat. Kenal atau tidak kenal, banyak orang mengumpulkan uang receh alias koin untuk membantu. Membantu ibu Prita dengan koin-koin yang kelihatannya kecil dan remeh. Namun, dalam waktu yang relatif singkat, koin-koin itu mencapai jumlah yang fantastis. Total berat koin-koin yang terkumpul itu mencapai Enam Ton menurut situs kantor berita Antara.

Sungguh, begitu banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa ini. Bahkan mungkin lebih banyak daripada jumlah nominal koin-koin itu sendiri.


   1. Sesuatu yang kecil, apabila dikumpulkan dengan tekun dan massive akan menjadi besar. Sedikit demi sedikit, lama lama menjadi bukit, demikian kata pepatah. Koin-koin tersebut telah menjadi bukti, bila ditumpuk pasti akan jadi bukit yang sebenarnya. Secara nominal, kekuatan sebuah koin sangat lemah. sebuah koin 500 rupiah hanya bisa untuk membeli 3 butir permen di warung-warung rokok.
      Namun, bila dikumpulkan dengan sungguh-sungguh, jumlah nominal ratusan juta bisa tercapai. Jumlah yang lebih dari cukup untuk membayar denda Ibu Prita.

   2. Koin-koin itu bisa jadi simbol kekuatan yang timbul apabila yang lemah bersatu. Kebersamaan adalah hal yang penting bagi kita, apapun profesi atau kegiatan yang kita lakukan. Kekuatan sesungguhnya hanya ada pada persatuan yang sinergis. Kita sendirian boleh saja lemah, bagaikan sebutir koin. Namun, saat kita bersatu padu, banyak sekali hal yang bisa kita lakukan. Sebagaimana koin-koin kecil bernominal rendah bisa menolong Ibu Prita.

   3. Koin-koin itu bisa menjadi bukti bahwa kita semua bisa membantu sesama. Kita tidak perlu menunggu sampai kaya raya baru membantu orang lain. Apalagi masih ada ribuan bahkan jutaan "Ibu Prita" di luar sana. Orang-orang yang terzalimi baik oleh institusi kapitalis atau sistem sosial hasil peradaban yang zalim. Orang-orang yang hidupnya terlilit kemiskinan ekstrem. Contohnya seperti dalam kisah-kisah yang pernah saya tulis, antara lain: Almarhumah Ibu Marhumah di desa Jagabita ibu yang meninggal sebelum dapat bantuan dari baksos komunitas MP Indonesia di sana, Pak tua pemungut sampah dan
      Tukang Rabuk. Mereka hanya sedikit dari jutaan orang yang memerlukan dukungan dan bantuan agar bisa keluar dari lilitan kemiskinan.

   4. Koin-koin itu juga bukti bahwa uang receh sesungguhnya punya kekuatan besar. Muhammad Yunus, pemenang Nobel Perdamaian tahun 2006, mengatakan bahwa kemiskinan sebenarnya bukan karena kemalasan orang-orang miskin. Tetapi lebih merupakan kezaliman dari sistem sosial yang "membonsai" potensi masyarakat miskin tersebut. Dengan uang yang nominalnya kecil tetapi cukup, orang-orang miskin bisa bangkit dan menata kehidupannya lebih baik.

“Untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia, kita tidak perlu mengemis utang kepada IMF atau memerlukan bantuan dari asing. Jika 10% orang terkaya di Indonesia rela memberikan 20% penghasilannya (bukan harta atau asetnya) maka tidak ada lagi orang miskin di Indonesia pada tahun itu.” (H.S. Dillon, Kompas, 17 Oktober 2006)

Kata-kata H.S. Dillon di atas dikutip dari artikel berikut ini.

Kasus Prita mungkin sudah berakhir dengan dicabutnya gugatan terhadap beliau oleh RS Omni. Namun, kita semua masih punya kewajiban untuk membantu sesama. Kewajiban yang tidak akan berakhir selama masih ada hayat di kandung badan dan masih merajalelanya kemiskinan. Baik di negeri tercinta ini atau di mana pun.





Insya Allah kita semua bisa melakukan hal tersebut. kalau tidak, malu dong sama koin ....

Semoga bermanfaat

by Muhammad Nahar

http://kopiradix.multiply.com/
http://naharseft49.multiply.com/
http://perenungancinta.blogspot.com/

Gambar-gambar dari Wikipedia

Sabtu, 12 Desember 2009

[Creative Non Fiction] Pak tua penjual rabuk

Sore itu, jalanan masih basah oleh hujan yang sebelumnya turun.  Udara sore itu terasa segar, karena air hujan mencuci bersih debu-debu yang ada di jalanan.  

Bapak itu datang lagi.  Dengan wajahnya yang letih dan kuyu, tertimpa beban kehidupan yang berat dan kemiskinan yang melilit.  Kaosnya terlihat kotor dan celana jins robek yang dikenakannya terlihat kusam. Dia adalah tukang rabuk langganan kami, yang menjual pupuk yang terbuat dari kotoran kuda.  Sebenarnya kami tidak terlalu membutuhkan dagangan si  bapak.  Namun, karena perasaan ingin menolong, maka kami pun membeli rabuk tersebut.  

Kami pun membagi makanan ala kadarnya yang kami punyai kepada bapak itu.  Makanan yang sama yang kami makan sehari-hari.  Saat dia sedang makan, aku sempatkan bertanya sedikit padanya.  "Pak, tinggal di mana?" tanyaku.  "Tinggal di Kuningan, belakang Perbanas.  Saya tinggal di warteg, dikasih tempat" dia lalu menunjukkan padaku kira-kira ukuran luas tempat yang diberkikan padanya.  Tidak terlalu luas, mungkin hanya cukup untuk sekedar merebahkan punggungnya yang letih tertimpa beban kehidupan yang amat sarat.  "Yah, kata yang punya warteg, kalau mau makan ya makan aja.  Paling berapa sih makan?" kata si bapak, menjelaskan padaku kebaikan pemilik warteg yang menampungnya.  Aku terdiam, aku tidak tahu berapa banyak penghasilan seorang pemilik warteg, namun kesediaan si pemilik berbagi dengan bapak itu bagiku sungguh mengagumkan.  Si bapak sudah sekitar tujuh bulan tinggal di sana, sebelum itu dia tinggal di emperan-emperan rumah atau toko.  Dia juga pernah tinggal di tempat yang seperti kandang kambing.  

Bapak itu juga menjelaskan pada mulanya si pemilik warteg tidak percaya bahwa tempat tinggalnya seperti kandang kambing.  Si pemilik warteg baru percaya setelah melihat tempat itu dengan mata kepala sendiri.  Karena itulah, si pemilik warteg mengajak si bapak tinggal di wartegnya.  Sekedar diberi tempat untuk merebahkan diri. Pak penjual rabuk itupun tahu pula membalas budi, terkadang dia membantu mencuci piring di warteg tersebut.  

"Keluarga di mana pak?" tanyaku lagi.  "Di Tangerang" jawab si bapak.  "Sering pulang kampung?" tanyaku lebih lanjut.  "Seminggu sekali, kalau ada uang" jelas si bapak.  

Mengenai pengahasilannya, si bapak bilang kalau musim hujan, biasanya rabuk yang dihasilkan kurang bagus.  Lembab dan berbau.  Namun, bila matahari bersinar cerah dan cuaca panas, rabuknya kering dan bagus.  Bapak itu sendiri tidak punya banyak langganan.  selain di tempat kami, dia terkadang menjual rabuk di kawasan Setiabudi, Kuningan.  Namun, di Setiabudi terkadang terjadi persaingan tidak sehat.  Dia seringkali tersingkir oleh kawan-kawannya yang lain, sesama penjual rabuk.  Yah, suatu dunia yang keras dan kejam.  Yang seringkali menindas yang lemah dan menguatkan yang kuat.  

"Yah, kalau sudah rezeki sih ada aja" kata bapak itu pasrah. Kepasrahan memang salah satu ciri orang-orang miskin di negeri ini.  Terkadang kepasrahan itu merupakan satu-satunya penghibur hati dari pahit getir kemiskinan yang seakan mencengkram sampai ke tulang sumsum.  Seakan-akan membenarkan thesis Erich Fromm dalam bukunya, The Sane Society.  Erich Fromm menyebut masyarakat miskin seperti bapak itu dengan sebutan Receptive Society.  Masyarakat yang lebih banyak pasrah pada kehidupan, lebih suka menunggu bantuan.  

Kepasrahan pada kadar tertentu adalah sesuatu yang baik.  Manusia, apabila sudah maksimal usahanya, harus memasrahkan hasil usaha tersebut pada Allah SWT.  Kepasrahan tingkat tersebut bisa disebut tawakkal.  Namun, pada kadar yang terlalu banyak, tentu bisa berefek melemahkan semangat hidup.  Pada tingkat yang sudah sangat parah, kepasrahan bisa saja diartikan sebagai apatisme atau fatalisme.  Tidak lagi mau melakukan apa-apa.  

Tidak berapa lama kemudian, si bapak tua itupun pamit untuk kembali ke tempat tinggalnya.  Tempat tinggal yang tidak banyak memberikan apa-apa.  Selain tempat untuk sekedar merebahkan diri, untuk sejenak beristirahat.  Untuk kemudian kembali bergelut dengan dunia yang penuh penderitaan, kepedihan dan kegetiran.  Dunia yang berada dalam cengkeraman kejam yang bernama KEMISKINAN.      

Saat melihat bapak itu pergi, terngiang lagi di telingaku, suatu lagu yang sering kali kudengar waktu menjadi seorang bocah kecil yang sering mengenakan celana pendek biru.  Ya, waktu itu aku masih di SMP. Lagu itu sudah sering aku dengar, namun baru sekarang aku tahu maknanya.  Semenjak aku sering kali mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan komunitas-komunitas kerelawanan .................

Kota adalah rimba
belantara buas
Dari yang terbuas...

Setiap jengkal lorong
dan pecik darah
Darah dari iri...
darah dari benci
Bahkan darah dari sesuatu
yang tak pasti...

Kota adalah rimba belantara
liar dari yang terliar...
Setiap detik lidah-lidah liar
rakus menjulur lapar...

Tangis bayi adalah lolong
srigala…di bawah bulan...
Lengking tinggi merobek
batu-batu tebing keras dan kejam

Bernafas diantara sikut
licik dan garang
Bergerak diantara ganasnya
selaksa karat...

Kota adalah hutan belantara akal
Kuat dan berakar...menjurai
Di depan mata...siap menjerat
di depan mata...siap menjerat leher kita

(Kota by Iwan Fals)

Selasa, 08 Desember 2009

[Renungan Cinta] Kepada Kekasihku

kepada kekasihku,

kepada kekasihku,
yang saat ini jauh dari diriku
apalagi hatiku
kupersembahkan kata-kata ini
kata-kata sederhana
yang mungkin tiada cukup menggambarkan apa itu cinta
dan segala keindahannya

kekasihku,

sungguh aku terpesona saat pertama melihatmu
namamu langsung terukir di hatiku
tanpa bisa aku hapuskan
walau telah kucoba
dengan berbagai cara yang ku tahu dan ku bisa

kekasihku,

sungguh aku adalah manusia
yang tiada pantas mendampingimu
atau untuk sekedar mengagumimu
terlalu banyak kekurangan dan kelemahan
yang ada pada diriku

Kekasihku,

entah apa kau rasakan
apa yang aku rasakan saat ini
betapa aku sangat merindukanmu
atau sekedar sekilas melihat senyummu
agar dapat terpuaskan dahaga
yang bagaikan terik mentari
yang membakar padang pasir tandus nan membara

Kekasihku,

apakah harapan ini akan menjadi kenyataan
atau hanya impian di atas impian

aku tak tahu, mungkin ku tak kan pernah tahu
sampai kapanpun

[Psikologi Sosial] Membunuh itu mudah

Yah, kata-kata di atas adalah judul sebuah novel tulisan Agatha Christy. Yang jelas, tulisan ini bukan untuk memotivasi kita untuk saling bunuh. Namun, kita perlu ingat akan tabiat manusia itu sendiri.

Entah berapa ratus juta tahun yang lalu Allah SWT akan menciptakan manusia dan menempatkan makhluk tersebut sebagai khalifah di bumi. Para malaikat, yang biasanya patuh tunduk 100 persen, tiba-tiba protes. Mengapa Engkau menciptakan makhluk yang akan menumpahkan darah sesamanya? demikian tanya mereka.

Allah SWT mengatakan pada para malaikat tersebut "Aku lebih mengetahui daripada kalian"

kisah tersebut bisa dibaca selengkapnya di dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah (2): ayat 30 - 34

Saya bukan ahli tafsir, pengetahuan saya tentang Al Quran dan tafsirnya sangat terbatas. Namun, bagi saya bagian yang paling menarik dari ayat di atas adalah mengapa para malaikat mengatakan bahwa manusia akan membunuh dan menumpahkan darah sesamanya. bukan merampas harta sesamanya atau jenis-jenis kejahatan yang lain. Pembunuhan, ya pembunuhan.

Pembunuhan bisa dibilang merupakan puncak kezaliman seorang manusia atas sesamanya. Pembunuhan adalah kejahatan yang paling kejam. Apabila harta seseorang dicuri atau haknya dirampas, setidaknya dia masih hidup. Mungkin dia bisa mencari harta lagi atau memperjuangkan haknya kembali. Namun, apabila dia sudah terbunuh atau dibunuh? Tidak ada jalan untuk kembali ke dunia ini, kecuali Allah SWT menghendaki. Terputus sudah hubungan dengan dunia fana ini, pupus sudah kesempatan beramal sholeh. Tidak lagi bisa menebar manfaaat bagi sesama manusia dan menjadi rahmat bagi semesta alam. Mungkin para malaikat pada waktu itu berpikir, jika membunuh sesama manusia saja bisa dilakukan, apalagi kejahatan-kejahatan yang lain.

Anton Medan suatu saat pernah diwawancarai oleh suatu TV Swasta dalam acara talkshow tengah malam. Beliau dengan tegas mengatakan bahwa semua orang bisa membunuh. Presenter yang memandu acara keheranan dan bertanya "bener nih pak?". "Iya' jawab Anton Medan dengan lebih tegas.

Saat saya mengikuti Baksos SEFT dan Yayasan Hurin'in di daerah Bongkaran, Jatibunder, Tanah Abang, seorang sahabat yang juga SEFTer menceritakan pengalamannya. Dia men-tapping seorang bapak yang sakit pinggang. Cerita punya cerita, akhirnya si bapak bercerita bahwa dia sudah siap membunuh anaknya dan demikian pula sebaliknya. Anak dan bapak, darah daging sendiri, sudah pasang kuda-kuda. siap untuk saling membunuh. Daerah Bongkaran memang tempat yang sangat mengerikan. Keluarga-keluarga hidup dalam petak-petak kecil yang sumpek dan sempit. Terkadang, ada suami yang membawa perempuan lain ke rumah petaknya dan main gila di sana. Terbayang betapa sakitnya perasaan si istri. Adik dan kakak saling berhubungan sexual sudah biasa di sana. Maklum, daerah itu merupakan tempat lokalisasi pelacuran. Saat mendengar kisah adik kakak yang saling berhubungan sex, saya teringat kembali sebuah hadits Rasul. saya sendir kurang tahu persis haditsnya, namun matan atau isi hadits tersebut menyatakan bahwa anak laki dan perempuan, pada usia tertentu, harus dipisahkan kamarnya. Walaupun adik kakak. Namun, di sana bagaimana mungkin mau dipisah. Wong satu keluarga saja harus tinggal di petak-petak kecil nan sumpek. Sudah tidak perlu lagi dibayangkan, betapa tidak nyaman interaksi sosial antar warga di sana. Segala macam kejahatan bisa terjadi, termasuk pembunuhan.

Jika memang semua orang, tanpa kecuali bisa membunuh, maka benarkah membunuh itu mudah? tergantung siapa yang melakukan. sesuatu menjadi mudah karena dilakukan berulang-ulang. Seseorang memiliki keahlian untuk melakukan sesuatu karena belajar dan berlatih. Perasaan takut dan jijik melihat darah dan organ-organ dalam tubuh manusia adalah "default setting" pada fitrah diri manusia. Namun, bagi orang-orang yang sudah berulang kali melihat hal-hal tersebut, mereka tidak lagi merasa takut atau jijik. Orang-orang seperti dokter ahli bedah atau petugas forensik tentu sudah terlatih melihat hal-hal tersbut.

Demikian juga dengan aktivitas yang namanya membunuh. pada awalnya mungkin, seorang calon pembunuh bayaran atau seseorang yang akan membunuh merasakan takut yang amat sangat. Keringat dingin bercucuran, jantung berdebar keras tak karuan. Namun, lama-kelamaan perasaan itu hilang. Berganti dengan tatapan tajam bak binatang buas saat mengincar calon korbannya. Tangan yang tadinya gemetar berkeringat lama kelamaan mantap memegang senjata. Aliran darahnya yang tadinya berdesir tanda ketakutan, kini mengalir normal seakan tidak terjadi apa-apa. Mungkin karena itulah, orang yang sudah terlatih dan terbiasa membunuh disebut pembunuh berdarah dingin. Sedingin aliran sungai di pegunungan.

Namun demikian, ada pula orang-orang yang tiba-tiba jadi pembunuh. Contoh paling nyata adalah para TKI yang pergi ke luar negeri. Sebenarnya, mereka di sana untuk mencari nafkah. Mereka adalah orang-orang lugu yang bahkan mungkin tidak pernah berkelahi, paling banter adu mulut. Namun, perlakuan tidak manusiawi dan kejam sebagian majikan menyebabkan mereka sampai nekat melakukan pembunuhan. Koran-koran dan berita-berita kriminal yang tayang tiap hari juga menyajikan kepada kita berita-berita yang sama. Hampir setiap hari kita saksikan seseorang membunuh atau dibunuh orang lain, bahkan terkadang karena sebab-sebab sepele. Seperti berebut lahan parkir, saling ejek, rebutan pacar dan sebagainya. Bila tidak mampu atau tidak berani membunuh padahal kekesalan sudah memuncak, bisa jadi mereka bunuh diri. Bunuh diri juga merupakan pembunuhan, dan dilarang keras dalam agama Islam, sebagaimana membunuh orang lain.

Perilaku anggota masyarakat sudah sedemikian rupa destruktif sehingga mudah terprovokasi. Kehidupan yang serba sulit, kemiskinan yang melilit dan perbedaan yang lebar antara si kaya dan si miskin menyebabkan banyak orang mengalami apa yang oleh Erich Fromm sebagai "Unlived Live". Saya sendiri menerjemahkan "Unived Live" sebagai kehidupan yang kering dan kosong tanpa makna. Erich Fromm mengatakan bahwa "Unlived Live" ini adalah penyebab dari segala macam kecenderungan manusia untuk merusak (destructiveness is the outcome of unlived life). Dan kerusakan apa yang lebih besar daripada pembunuhan?

Semoga bermanfaat

Senin, 07 Desember 2009

Preview SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)

Start:     Dec 11, '09 7:00p
End:     Dec 11, '09 9:00p
Location:     Gramedia Matraman (dlm konfirmasi)
Free..
alias Gratis. Preview SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique).
Gratis.. Gratis.. Hari Jumat, 11 Desember 2009. Pukul 19.00 – 21.00
WIB. Tempat Gramedia Matraman (Dalam Konfirmasi). Silahkan datang..
bersama saudara, sahabat dan rekan anda. Apa itu SEFT? Silahkan Klik
www.logos.co. id

Pendaftaran dan Informasi ;
021 8660 5151

Minggu, 06 Desember 2009

kembali berlatih menulis creative non fiction, semoga suatu saat bisa dibukukan

[Creative Non Fiction] Pak Tua pemungut sampah

Sore itu jalan di kawasan Rasuna Said terlihat agak lengang.  Hari libur membuat jalanan tidak terlalu dipadati kendaraan, tidak seperti hari-hari kerja.  

Aku berjalan perlahan-lahan menyusuri jalan tersebut.  Langkahku lesu tak bersemangat, dibebani oleh kantong yang hanya terisi sedikit uang.  Yah, uang memang sudah jadi raja saat ini.  Walaupun bukan segala-galanya, namun segala-galanya perlu uang saat ini.  Inilah uniknya kantong, makin sedikit isinya ........ malah makin berat bebannya.

Tiba-tiba mataku bertatapan langsung dengan seorang bapak tua. 

Di tangan kanannya ada sebatang kayu pendek yang dilengkapi besi yang melengkung.  sementara di pundak kirinya, ia memanggul sebuah kantong sampah besar berwarna hitam.  Hitam ...... mungkin sehitam suasana hatinya.

Dia mendekatiku perlahan, dan kuulurkan uang ala kadarnya kepadanya.  Dia lalu bercerita kepadaku, dengan suara yang tidak jelas dan terbata-bata.  Kepedihan tak terkira tergambar di wajahnya.  

"Tuan, ........ minta uang untuk berobat.  kaki perlu diinjek (mungkin maksudnya disuntik) .... uang dari mana tuan?" katanya terbata-bata dibebani emosi yang bergejolak.  Dia lalu memperlihatkan isi kantongnya.  Penuh sampah hasil limbah peradaban moderen seperti gelas pelastik, botol, bungkus rokok dan sebagainya. Peradaban kapitalistik yang memanjakan segelintir mereka punya uang.  Peradaban yang sama, yang menindas dengan kejam orang-orang tersingkirkan, termasuk si bapak yang kutemui saat itu.  

Dia lalu memperlihatkan kepadaku kakinya yang dibalut kain.  Terlihat kain itu tidak lagi steril, lebih mirip baju yang sudah lama tidak dicuci.  "Kata dokter harus dibelek (dioperasi mungkin), ntar gak usah bayar, uang buat obat aja" ceritanya.  "uang dari mana tuan ........" katanya terisak, menyayat hati siapapun yang mendengarnya.  Jika si pendengar masih punya hati yang hidup tentunya.  Yang masih bisa berempati pada sesama manusia, apalagi mereka yang menderita.  

Aku tak kuasa mendengar cerita itu.  Kepedihan hatiku tidak bisa membantu si bapak mungkin tidak seberapa dibandingkan penderitaannya.  Kembali kubuka tas kecilku, pemberian dari sebuah perusahaan pertambangan ternama pada acara Volunteer Gathering yang pernah kuhadiri.  Kuambil lagi sejumlah kecil uang, yang kupunya, kepada si bapak.  Wajah si bapak terlihat lebih baik, walaupun belum cerah.  Dia lalu pergi degan tertatih-tatih, ditopang oleh kedua kakinya.  Kaki yang sebelah sakit dan belum sembuh.  Mungkin tidak akan pernah sembuh.  

Kelelahan dan kelesuanku lenyap sudah.  berganti penyesalan akan betapa lemahnya jiwa ini.  Patah hati yang kualami sesunggunya tidaklah seberapa sakit dibandingkan penderitaan si bapak tua itu.  Tetapi, mengapa begitu mudahnya aku terpukul oleh penolakan gadis yang kuharapkan jadi kekasihku itu? Sungguh suatu kekufuran akan nikmat yang luar biasa.  Semoga Allah SWT masih berkenan mengampuni pengingkaranku tersebut.    

Semoga si bapak diberi ketabahan, dan jikapun kematian datang menjemputnya, itu adalah tanda kasih sayang dari Allah SWT untuk beliau.  Agar mendapat tempat yang layak di sisiNya.  

Kemiskinan memang masih merupakan penyakit kronis yang melanda masyarakat negeri ini.  Negeri yang begitu memanjakan mereka yang kaya raya dan menindas tanpa ampun orang-orang tak berduit.  Seperti bapak tua yang kutemui sore itu.  


Kamis, 12 November 2009

BERANI BERHENTI MEROKOK SAAT INI JUGA dengan SEFT

Start:     Nov 22, '09 09:00a
End:     Nov 22, '09 3:00p
Location:     Hotel Harris, Tebet, Jakarta Selatan
LoGOS institute menyelenggarakan one day workshop yang mengambil tema "BERANI BERHENTI MEROKOK SAAT INI JUGA dengan SEFT" yang akan di selenggarakan pada :

Hari/Tanggal : Minggu, 22 November 2009
Pukul : 09.00 - 15.00 WIB
Tempat : Hotel Harris
Jl. Dr.Sahardjo no.191 Tebet
(Dalam Konfirmasi)
Pembicara : Assosiate Trainer LoGOS institute
1. Eko Nugroho
2. Danny Hernowo
3. Endy Fatah Joesoef
4. Tari Agustini
5. Sugeng Hariyanto

Investasi : Rp. 300.000,-
Early Bird Rp. 200.000,-
untuk 50 orang pertama

Informasi dan pendaftaran :

Dina Serly (021 9545 6326) atau
LoGOS Office 021 8660 5151

tiada setitik sinar terpandang kala surya berganti rembulan langit lenggang tempat ku bernaung rimba dan gunung aku berlindung (ada yg tahu lagu ini?)

Kamis, 05 November 2009

[YouTube] Lagu Djadoel soundtrack Si Buta dari Goa Hantu




Akhirnya, lagu djadoel yang sudah lama saya cari2 ketemu juga. Lagu ini merupakan opening dari salah satu film legendaris Indonesia,

Si Buta dari Gua Hantu, tetapi film yang keberapa saya lupa :(

Film ini menampilkan tokoh legendaris komik Indonesia bernama si Badra Mandrawata dengan monyetnya yang bernama Kliwon, ciptaan Ganes TH.

Dulu pernah nonton film ini di Bioskop, entah Pasar Rumput atau Guntur, agak lupa juga :D, sekitar tahun 80-an akhir atau 90-an awal. Bayarnya murah lagi, he he he

Setelah nonton, cari-cari lagunya gak ketemu juga, maklum waktu itu belum ada internet :D. Akhirnya, setelah bertahun-tahun ketemu juga

Judulnya belum tahun, tetapi lyric-nya kira-kira begini:

tiada setitik sinar terpandang
kala surya berganti rembulan
langit lenggang tempat ku bernaung
rimba dan gunung aku berlindung

tiada setitik sinar terpandang
kala surya berganti rembulan
langit lenggang tempatku bernaung
rimba dan gunung berlindung

Kemana kan ku bawa nasibku
bumi semakin panas terbentang
penuh murka dan serakah nafsu
tiada setitik sinar terpandang

tidak kudengar dan kurasakan
sebening diri melintas bintang
tiada setitik sinar terpandang
kucari kasih datang menghadang

Selamat menikmati semoga terhibur

Sumber: Youtube

Rabu, 04 November 2009

[SEFT] Baksos di Penjara Cipinang




berikut beberapa foto dari kegiatan para alumni Training SEFT Total Solution di Penjara Cipinang, Jakarta Timur, sebagian dari kamera HP, sebagian dari group di Facebook

ceritanya ada di sini:

Baksos SEFT di Lapas Narkotika Cipinang

[SEFT] Gempa di Padang




Assalamualaikum, maaf upload-nya agak telat. berikut sebagian foto2 yang terekam dalam kamera HP, maaf kalau kurang baik kualitasnya.

Berita-berita terkait bisa dilihat di link-link berikut ini:

TRAUMA HEALING DENGAN METODE SEFT OLEH BAZNAS DAN LOGOS INSTITUTE

Di Dalam Tubuh Manusia, Allah Lengkapi Kemampuan Menyembuhkan Diri Sendiri

{[Pengalaman]Saat bertugas sebagai tim Trauma Healing di Padang

Jumat, 23 Oktober 2009

[Pengalaman] Saat bertugas sebagai anggota tim Trauma Healing di Padang

Assalamualaikum, berikut sedikit cerita dari pengalaman selama bertugas di Padang

Maaf kalau postingnya telat, maklum baru mulai habis capenya

pada awalnya sih gara2 baca-baca Notes FB-mas Gaw yang menceritakan bahwa di dalam tubuh manusia, Allah SWT sudah menganugerahkan kemampuan menyembuhkan diri dengan memanfaatkan energi tubuh.  Apabila bagian dari sistem energi tubuh yang terganggu itu sudah normal kembali, maka sakit yang diderita akan berangsur-angsur pulih.  di notes tersebut disebutkan teknik SQT atau Spiritual Quantum Touch, wah saya udah lama pingin tahu dan pingin belajar teknik seperti itu.  Kapan ya bisa????

Tiba-tiba, di status FB  mbak Tari dari Logos ada informasi untuk para SEFTer yang mau membantu tim trauma healing di Padang.  Langsung saya reply untuk daftar. Alhamdulillah diterima sehingga saya, mbak Tari dan beberapa SEFTer lain, yaitu

Mas Fabri, Mas Kusnadi, Mas Widyo dan Mas Asep bisa berangkat ke Padang.

A proof of Law of Attraction???? Maybe, who knows ;)

Kami sampai di padang pada hari kamis sore, pada awal waktu Ashar.  Kami langsung menuju hotel cendrawasih di jalan Pemuda dekat Mall Andalas.  

Kami baru memulai kegiatan pada esok harinya, yaitu hari Jum'at dengan mengadakan pelatihan gratis di Masjid Nurul Iman dan mengadakan terapi gratis bagi para jamaah di sana.  di sana kami berkenalan dengan Pak Amrizal, seorang SEFTer dari Padang yang menjadi guide kami waktu itu.  Kami juga sempat melihat-lihat macam-macam bangunan yang sudah rusak, termasuk hotel Ambacang yang runtuh dan amblas beberapa tingkat ke bawah tanah.  

Pada hari sabtu, kami ke daerah Sicincin dan sekitarnya, melakukan terapi bagi masayarakat dan mengajari mereka agar mereka tidak tergantung pada para terapis.  

pada hari-hari berikutnya, yaitu mulai dari Hari Ahad sampai Selasa, tim kami dibagi dua, Saya dan mas Fabri ikut rombongan tim trauma healing ACT sementara yang lain tetap bersama BAZNas.  Kami juga mendapat bantuan relawan lokal yang dilatih

Alhamdulillah, di ACT saya bisa ketemu mbak Ririn, Mas Gaw dan Mas Andika alias Andips.  

Walaupun namanya Tim Trauma Healing, pada umumnya kasus yang kami tangani berkisar pada penyakit-penyakit fisik, seperti sakit pada kaki, lutut atau kepala.  Masyarakat kita pada umumnya hanya mengenali gejala-gejala fisik, dan kurang memperhatikan masalah2 emosi.  

Alhamdulillah, masyarakat cukup antusias, karena selain melakukan terapi, kami juga mengajari mereka cara-cara melakukan tapping pada diri sendiri.   

Diantar hal-hal menakjubkan yang saya dan tim alami adalah seorang bapak yang tadinya sulit berjalan karena kakinya sakit, setelah diterapi satu putaran bisa lompat-lompat lagi; seorang ibu yang kakiknya tadinya sakit, setelah ditapping satu putaran dan di-test dengan diminta memutar2 kaki sambil di-tapping titik Karate Chop-nya, akhirnya bisa menggerakkan kakinya kembali dan lain-lain.  Teman saya bahkan ada yang bisa membantu orang yang sudah hampir buta sehingga bisa melihat kembali walaupun masih belum jelas benar.  

kesulitan yang dialami tim, termasuk yang saya rasakan, adalah masalah komunikasi.  Kami banyak bertemu orang-orang tua dan mereka yang sepertinya kurang berpendidikan.  Namun, terkadang mereka saat diterapi juga cukup kooeperatif, seperti seorang bapak yang pernah menderita penyakit Chikungunya. Bapak itu menderita nyeri-nyeri di beberapa bagian persendiannya, sehingga menghambat tugasnya sebagai tukang bangunan.  Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah dan tingkat kooperasi yang baik dari bapak tersebut, nyeri-nyeri di jari2 tangan dan lututnya berangsur membaik setelah diterapi oleh saya.  

Pada saat bertugas di Kecamatan Dua Kali Sebelas Enam Lingkung, kami sampai kewalahan dan kelelahan melayani antrian masyarakat yang minta diterapi.  Jika saja Allah SWT tidak berbaik hati pada kami dengan mengirimkan hujan yang cukup deras, wah mungkin bisa pingsan tim trauma healing di sana.  Tim trauma healing memang perlu banyak relawan agar bisa melayani masyarakat dengan baik dan cepat.  
 
SElain menterapi orang lain, saya sendiri juga merasakan terapi dari sesama relawan Tim Trauma Healing.  Saat beristirahat di posko unit Kanagarian Sicincin, yang merupakan sebuah masjid yang kondisinya masih lumayan baik walaupun agak retak-retak, saya merasakan sakit pada leher, sakit itu menjalar ke sebelah kepala.  Teman saya, Mas Ima Lesmana, menempelkan kedua tangannya di leher saya dan mengalirkan energi dengan teknik Spiritual Quantum Touch.  Alhamdulillah, sakit di leher dan kepala berangsur pulih dan tidak kambuh lagi sampai pulang ke Jakarta. 

Saat-saat paling mengharukan justru datang pada hari terakhir saya bertugas bersama tim ACT.  di belakang puskesmas yang jadi posko tim ACT, ada sepasang suami istri yang sudah sangat tua.  sang suami terserang stroke karena terlalu lelah mengurusi istrinya yang sakit-sakitan.  Mas Fabri menterapi sang istri sementara saya dan mas Ima menterapi sang suami.  Saya bersama mas Ima sempat mencoba mengaplikasikan Spiritual Quantum Touch, yang sudah mendapat sentuhan Islami, kepada sang kakek.  Alhamdulillah, hasilnya cukup menggembirakan, apalagi si kakek ternyata sudah tahu doa yang kami baca.  Suatu doa yang dianjurkan oleh Rasul SAW untuk dibaca saat kita sakit, sambil menyentuh bagian tubuh yang sakit.  Saat itulah, karena adanya pertukaran dan interaksi energi yang intens, kami semua tidak bisa menahan derasnya air mata dan keharuan yang datang.  

Richard Gordon, pendiri Quantum Touch, menegaskan bahwa sesungguhnya semua penyembuhan adalah penyembuhan yang terjadi pada diri sendiri.  Tidak ada seorangpun yang mampu menyembuhkan orang lain.  Definisi seorang penyembuh, menurut Richard Gordon, adalah seseorang yang sakit lalu bisa menyembuhkan dirinya sendiri.  Sedangkan definisi seorang penyembuh yang hebat adalah seseorang yang sakit berat lalu bisa menyembuhkan dirinya sendiri dengan cepat a healer is someone who was sick and got well; a great healer is someone who was very sick and got well quickly.  Orang lain hanya bisa membantu menyelaraskan dan meningkatkan vibrasi energi tubuh, bukan menyembuhkan.

Seringkali, keinginan kita untuk segera sembuh malah menghambat proses penyembuhan yang terjadi pada tubuh itu sendiri.  Tubuh kita seakan-akan tidak dipercaya bahwa dia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, sehingga dia pun "ngambek" dan tidak kunjung sembuh. 

Karena sebagian besar menusia tingkat energinya relatif rendah maka tubuh perlu waktu lama untuk memulihkan diri.  Untuk mempercepat kesembuhan, banyak orang memerlukan tambahan energi untuk memancing vibrasi energinya agar meningkat hingga menghasilkan efek kesembuhan.  Tambahan energi ini bisa diperoleh dengan diterapi oleh orang-orang yang tingkat vibrasi energinya lebih tinggi. 

Hadiah yang paling membahagiakan bagi seorang healing facilitator, baik yang menggunakan Energy Psychology Tapping atau Quantum Touch adalah kebahagiaan yang terpancar orang yang dia bantu untuk sembuh.  Sungguh sebuah pengalaman yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata seindah apapun. 

Semoga semakin banyak orang yang bersedia belajar terapi berbasis energi psikologi ini agar makin banyak orang yang terbantu mengatasi penyakit dan masalah-masalah emosionalnya sehingga tidak selalu tergantung pada bantuan dari luar, seperti obat-obatan dan sebagainya. 

Semoga bermanfaat

Muhammad Nahar, SEFTer angkatan 49

http://naharseft49.multiply.com/
http://kopiradix.multiply.com/
http://perenungancinta.blogspot.com/



 

Jumat, 02 Oktober 2009

[Komunitas Lebah] Sahur bareng ojek sepeda di Museum Mandiri




Pada rangkaian acara baksos MPID kemarin, saya tidak ikut Sahur on the road karena ingin ikut acara yang satu ini. Di sana saya ketemu

Teh Fifi Moestarika dan teman-teman dari Komunitas Lebah

Mas Rudy dan Mbak Ibet juga ikut.

Kami sampai kira-kira lewat tengah malam, lalu mempersiapkan tempat di Museum Bank Mandiri, lalu acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, termasuk dari ketua dan pendiri KHI,Mas Asep Kambali

Acara dilanjutkan dengan jalan-jalan malam di kota tua dipandu mas Asep dan diteruskan dengan naik sepeda onthel beramai-ramai keliling kota tua.

Asyik dan seru deh pokoknya ... :)

Selain berkeliling, kita juga mampir ke jembatan Kota Intan.

setelah puas berkeliling, kami kembali ke Museum Bank Mandiri untuk istirahat dan sahur.

Acara diakhir dengan Sholat Subuh berjamaah dan pembagian bingkisan untuk para sahabat kami tukang-tukang ojek sepeda.

btw, ada loh seorang tukang ojek sepeda yang bisa membiayai anaknya sampai lulus kuliah, Subhanallah

posted by: Muhammad Nahar, SEFTer angkatan 49

[Lomba Menulis Baksos MPID] Pagi-pagi sudah TOUR OF DUTY

Pagi itu, walaupun sudah hari H rangkaian acara baksos MPID, saya masih saja mengantuk, namun tiba tiba sekitar jam 7 pagi (lewat berapa lupa? pokoknya sekitar jam segitu deh) saya ditelepon mbak Ari, diminta ikut ke baksos yang ke Gintung Cilejet, Parung Panjang.  

"saya diperlukan atau enggak nih, kalau diperlukan boleh. Tapi bilang bunda Elly dulu ya?" kata saya.  Yang tadinya kepingin merem sebentar karena tidak tidur semalaman (mengerjakan terjemahan sekalian browsing2 gak jelas) akhirnya langsung berangkat, untung ada yang mengantar sampai ke Radio D FM.  Sekalian ajak keponakan jalan2

karena teringat lagi dengan kunjungan ke kampung Dago beberapa waktu yang lalu, bersama Mas Rudy dan Bunda Elly, sepanjang saya bersiap-siap sampai berangkat tidak lupa mendendangkan lagu favorit, soundtrack-nya Tour of Duty, apalagi kalau bukan Paint It Black-nya Rolling Stones.   

kayaknya lagu itu bakal terus2-an jadi soundtrack saya kalau mau ke Parung Panjang nih ..

Samapai di sana ternyata masih nunggu, pagi-pagi ketemu mbak Noem dan Mas Heri.  Setelah menunggu beberapa lama sambil ngobrol, datanglah mbak Ari dan mbak Yelli. setelah itu barulah berdatangan yang lain, seperti mbak Ndaru dan mbak Dian dan teman-teman yang lain (belum begitu hafal dan kenal, kalau ada yang ingat minta tolong ditambah di kotak reply ya)

Akhirnya, setelah semua lengkap, berangkatlah kami semua ke Parung Panjang lewat tol BSD.  Pas waktu keluar dari tol sempat nyasar, namun alhamdulillah semua kembali ke jalurnya yang benar.  Setelah keluar dari tol, kami melewati jalan yang biasa dilalui saat ke Desa Jagabita, namun kali ini kami melewati kompleks Parung Permai. 

Sebelum masuk kompleks Parung Permai, kami menjemput relawan yang biasa membantu kami di sana yaitu Ibu Uun di puskesmas Parung Panjang.

Kami melewati kompleks Parung Permai yang benar-benar permai.  Yang dimaksud permai di sini adalah banyak sekali rumah kosong, pokoknya mirip sekali dengan kota-kota hantu jaman kuda gigit besi, yaitu kota-kota yang ditinggal pemiliknya.  Pak Irwan, supir yang bawa mobil yang kami tumpangi, mengatakan bahwa rumah-rumah di kompleks tersebut banyak yang hanya dijadikan investasi oleh pemiliknya.  Jika suatu saat mereka perlu uang, rumah-rumah itu kan bisa dijual, mungkin begitu menurut realitas subjektif (baca: pikiran) mereka.  

Tetapi siapa juga yang mau tinggal di kompleks yang kaya kota mati seperti itu, jangan-jangan rumah tetangga yang disangka kosong ternyata jadi tempat ngumpet resividis, bromocorah (baca: penjahat) atau bahkan teroris.  Nah lo, berabe kan kalau sampai seperti itu

Setelah dari kota hantu eh, kompleks tersebut, kami melanjutkan perjalanan ke Gintung Cilejet.  perjalanan kami cukup berat mengingat medan yang harus kami tempuh mirip keadan di film-film perang Vietnam, persis film jaman saya SMP dulu, Tour of Duty.  Ceritanya perjalanan dari Kota Saigon alias Ho Chi Minh City ke markasnya tentara Viet Cong,

Rute yang harus kami lalui termasuk jalan tanah sempit yang berada di pinggir sebuah sungai yang cukup besar dengan airnya yang mengalir deras bercampur lumpur.  Selain itu, kami juga harus melewati sebuah jembatan kayu yang ada di atas sungai tersebut.  Saat dilewati mobil, terdengar jembatan kayu itu berderak-derak seakan-akan memprotes beratnya beban yang melintas di atasnya. 



Desa Gintung Cilejet sendiri adalah salah satu desa yang ada di Parung Panjang, semuanya ada 11 desa yaitu:

   1. Cibunar
   2. Cikuda
   3. Dago
   4. Gintung Cilejet
   5. Gorowong
   6. Jagabaya
   7. Jagabita
   8. Kabasiran
   9. Lumpang
  10. Parung Panjang
  11. Pingku

(nyontek dari Wikipedia Indonesia)

Sesudah sampai tujuan, mulailah kami bergerilya membagikan barang-barang sumbangan kepada mereka yang membutuhkan.  Beberapa tempat bahkan tidak dapat dicapai mobil sehingga kami ada yang harus mempergunakan sepeda motor atau berjalan kaki.  Bisa dibayangkan betapa terisolirnya penduduk desa Gintung Cilejet ini dari peradaban moderen.  Seakan-akan mereka adalah penduduk suatu pulau yang berada nun jauh di tengah samudra.

Kondisi geografis dan fasilitas sarana jalan yang sangat tidak memadai itu pulalah yang menyebabkan masyarakat di desa tersebut,  termasuk juga di desa-desa lain di Parung Panjang, enggan untuk datang ke puskesmas yang terletak di jalan raya.  Ongkos berobat di puskesmas mungkin murah namun perjalanan ke sana memakan ongkos yang jauh lebih mahal.  Sehingga saat terpaksa dibawa ke puskesmas, keadaan orang yang sakit sudah terlalu parah.

Apa yang kami lakukan di desa Gintung Cilejet itu memang masih sangat kurang memadai dibandingkan dengan keadaan mereka di sana.  Masih banyak sekali kebutuhan masyarakat desa tersebut yang belum terpenuhi, terutama kebutuhan yang bersifat non-materi, seperti semangat menghadapi kehidupan, optimisme dan ilmu pengetahuan.  Sangat disayangkan para penduduk tersebut, sebagaimana sebagian besar masyarakat miskin di Indonesia, masih termasuk dalam apa yang oleh Erich Fromm sebagai "Receptive Society" alias masyarakat yang lebih banyak pasif menunggu bantuan datang pada mereka.   

Mereka adalah orang-orang yang mengasihani diri sendiri dan menganggap diri mereka sebagai korban.  Mereka cenderung menyalahkan segala hal di luar mereka sebagai penyebab kemiskinan hidup mereka.  Sulit sekali membangkitkan jiwa mereka untuk mempersiapkan diri meraih masa depan yang gemilang.  

Walapun demikian, jangan sampai kita hanya menjadi berkah bagi orang-orang yang kita kenal, orang-orang yang memang mencintai kita atau baik kepada kita.  Kita juga harus berusaha semaksimal mungkin menjadi berkah bagi sebanyak mungkin manusia.  Kita hidup hanya satu kali di atas muka bumi ini, maka jangan sia-siakan dengan tidak berbagi dengan yang lain.

Rekan-rekan sekalian,

Getaran-getaran jerit rintih mereka yang miskin dan menderita mungkin terlalu lemah untuk bisa didengar oleh banyak manusia yang terlena oleh kehidupan moderen, oleh yang senantiasa dibanjiri berbagai macam hiburan dan terlena manisnya teknologi.  

Namun, ....... getaran-getaran energi yang lemah itu cepat atau lambat akan mampu mengetuk dan menembus pintu-pintu lagi, dan hanya tinggal masalah waktu saja bagi Allah Al Latif, Allah SWT Yang Maha Lembut, .....................   

.....................  yang mampu menangkap getaran kepedihan betapapun halusnya

.....................  yang pada akhir memberi balasan yang seadil-adilnya bagi semua manusia

"A laisallahu bi ahkamil haakimiin"
"Bukankah Allah seadil-adilnya hakim?"
(Qs. At Thiin 8)

Semoga bermanfaat,

by Muhammad Nahar, SEFTer angkatan 49

Foto-foto kegiatan tersebut bisa dilihat di album yang satu ini

Posting sambil dengerin Ebiet G. Ade - Apakah ada bedanya

    Apakah ada bedanya hanya diam menunggu
    dengan memburu bayang-bayang? Sama-sama kosong
    Kucoba tuang ke dalam kanvas
    dengan garis dan warna-warni yang aku rindui

    Apakah ada bedanya bila mata terpejam?
    Fikiran jauh mengembara, menembus batas langit
    Cintamu telah membakar jiwaku
    Harum aroma tubuhmu menyumbat kepala dan fikiranku

    Di bumi yang berputar pasti ada gejolak
    Ikuti saja iramanya, isi dengan rasa
    Di menara langit halilintar bersabung
    Aku merasa tak terlindung, terbakar kegetiran
    Cinta yang kuberi sepenuh hatiku
    Entah yang kuterima aku tak peduli,
    aku tak peduli, aku tak peduli

    Apakah ada bedanya ketika kita bertemu
    dengan saat kita berpisah? Sama-sama nikmat
    Tinggal bagaimana kita menghayati
    di belahan jiwa yang mana kita sembunyikan
    dada yang terluka, duka yang tersayat, rasa yang terluka 

[Baksos MPID] Episode Desa Gintung Cilejet




Assalamualaikum,

sebelumnya mohon maaf kalau album ini upload-nya telat dan memotretnya asal-asalan, maklum bukan fotografer dan pakai kamera HP pula .. :)

Muhammad Nahar
SEFTer angkatan 49

Kamis, 01 Oktober 2009

[Quotations] Some of my favorite quotations

Words can inspire, thoughts can provoke but only action brings you closer to your dreams - Brad Sugars

To Live, to learn, to love and to leave a legacy - Stephen Covey

Life is LOGOS (Loving God, Blessing Others, Self Improvement) the rest is just detalis
- Ahmad Faiz Zainuddin - SEFT Founder

One day our grandchildren will go to museums to see what poverty was like
- Muhammad Yunus

Sebetulnya bukan engkau, yang menarik perhatianku tetapi
sensasi, yang kuperoleh dengan mencintai engkau.
- Anthony de Mello SJ

And Darkness and Decay and the Red Death held illimitable dominion over all.
- Edgar Allan Poe

setiap orang yang mencoba mencari kebahagiaan dari luar dirinya, akan selalu mendapati kebahagiaan adalah milik orang lain

“In the depths of every heart, there is a tomb and a dungeon, though the lights, the music, and revelry above may cause us to forget their existence, and the buried ones, or prisoners whom they hide. But sometimes, and oftenest at midnight, those dark receptacles are flung wide open. In an hour like this, when the mind has a passive sensibility, but no active strength; when the imagination is a mirror, imparting vividness to all ideas, without the power of selecting or controlling them; then pray that your grieves may slumber, and the brotherhood of remorse not break their chain.”
- Nathaniel Hawthorne

"There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as though everything is a miracle."
- Albert Einstein

"Oh, Great Spirit, whose voice I hear in the winds and whose breath gives life to all the world, hear me. I come before you, one of your many children. I am weak and small. I need your strength and wisdom. Let me walk in beauty and make my eyes ever behold the red and purple sunset; my ears sharp so I may hear your voice. Make me wise, so I may learn the things you have taught my people, the lessons you have hidden under every rock and leaf. I seek strength, not to be superior to my brothers, but to be able to fight my greatest enemy--myself. Make me ever ready to come to you with clean hands and straight eyes, so whenever life fades, like the fading sunset, my spirit will come to you without shame."
-Prayer Composed by Chief Yellow Lark, a Blackfoot Indian

To fear love is to fear life, and those who fear life are already three parts dead.
- Bertrand Russell, Marriage and Morals Ch. 16 (1929)

“There is a sacredness in tears. They are not the mark of weakness, but of power. They speak more eloquently than ten thousand tongues. They are messengers of overwhelming grief...and unspeakable love.”
- Washington Irving

Note: tadinya mau di-posting secara bertahap di notes, namun karena terlanjur banyak ya di sini saja,

semoga bermanfaat ya

[Renungan] Adakah semua bencana ini kesalahan kita?

dalam satu bulan, dua kali gempa besar : Tasikmalaya (2 September) dan Padang (30 September). Lindungi kami Yaa Allah..

Sahabat,
mari kita membayangkan seorang atasan yang begitu peduli pada kemajuan anak buahnya.  Beliau mengikutsertakan para anak buahnya untuk mengikuti suatu pelatihan yang mahal dan dalam jangka waktu satu bulan, bayangkan pelatihan selama satu bulan.

Sang atasan tidak segan-segan mengeluarkan uang dari kantong pribadinya agar semua anak buahnya bisa ikut pelatihan tersbut.

Nah, mari kita bayangkan apabila ada diantara mereka yang tidak mengikuti pelatihan dengan serius.  Hanya sekedar menganggap acara pelatihan itu tidak ada bedanya dengan piknik atau jalan-jalan, sekedar berlibur lepas dari rutinitas pekerjaan kantor.  Selesai pelatihan, tidak ada peningkatan kinerja pada sejumlah oknum tersebut.  Sungguh, dapat dibayangkan kekecewaan sang atasan atas sikap dan karakter para oknum yang ada diantara anak buanya tersebut.  Bukan tidak mungkin para anak buah yang menyia-nyiakan kesempatan pelatihan itu akan menerima hukuman yang berat dari sang atasan atau institusi tempat mereka bekerja.

Sahabat,

Bulan Ramadhan adalah bulan pelatihan bagi semua kaum muslimin di dunia ini, namun berapa persenkah dari mereka yang benar-benar jadi alumni Ramadhan? Berapa banyakkah dari kaum muslimin ini, yang seharusnya menjadi khalifah di muka bumi, yang berhasil menerapkan nilai-nilai Ramadhan dalam kehidupan mereka?

Sahabat,
Bencana-bencana yang datang silih berganti pasca Ramadhan kali ini mungkin merupakan teguran bagi kita semua, yang mungkin belum pantas disebut alumni Ramadhan.  Yang menyia-nyiakan kesempatan training selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan yang baru saja berlalu.  

Sahabat,
Mungkin semua bencana ini adalah teguran bagi kita semua, teguran bagi kita yang performa ibadahnya (baik ibadah ritual atau non-ritual) bukan menunjukkan orang yang pantas masuk bulan Syawal yang bermakna peningkatan, yang ternyata malah menunjukkan kinerja "saya awal" alias sama bahkan lebih buruk daripada sebelum mengikuti pelatihan.

Mari kita ingat kembali firman-firman Allah SWT:

“Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang kamu dustakan?”

(QS Ar-Rahman [55]: 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61,

“Dan apa saja nikmat yang ada padamu, maka dari Allah-lah (datangnya),”

(QS An-Nahl [16]: 53).63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, 77).
 
Sekali lagi, jangan sampai nikmat fitrah pasca pelatihan Ramadhan ini kita dustai, ingkari dan sia-siakan karena belum tentu kita akan bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan. 

Sahabat,
tidak perlu menunggu bencana untuk bertaubat, tidak perlu menunggu Ramadhan tahun depan untuk meningkatkan prestasi ibadah kita.  Mulailah dari yang kita mampu, mulailah dari diri kita sendiri dan mulailah dari sekarang. 

Selalu ada hikmah di balik musibah, selalu ada amanah di balik setiap nikmat dan anugerah.

Semoga bermanfaat

Turut berduka cita atas bencana yang menimpa saudara2 kita di baik di Padang, Tasikmalaya dan di tempat-tempat lainnya.  Semoga mereka yang meninggal dunia diterima amal ibadah serta diampuni dosa-dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat.  Serta bagi yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan oleh Allah SWT

related links

Let's go to Padang dan jurnal yang ini
 

Facebook kenapa error melulu ya, apa sudah kebanyakan penduduk di sana?

Selasa, 29 September 2009

Horsemen




pingin nonton yang satu ini, sebab ada The Four Horsemen

"These people choose The Four Horsemen as a model for a reason ..."

What is THE REASON???? .......... makanya nonton

[Renungan Cinta] Blog Perenungan Cinta

http://perenungancinta.blogspot.com/
Sekedar mengumpulkan tulisan serial Renungan Cinta, yaitu apa yang saya tahu dan bisa renungkan tentang cinta

Semoga bisa menjadi Taman Virtual yang menyejukkan dan menyegarkan bagi siapapun yang sedang jatuh cinta atau kecewa karena cinta

Selamat berkunjung, Semoga bermanfaat

Senin, 28 September 2009

Bahasa cinta adalah bahasa hati, bahasa hati adalah bahasa emosi, bahasa emosi adalah energi, bahasa energi adalah getaran atau vibrasi, yang kita pancarkan terus menerus tanpa sadar - dari postingan terbaru :)

[Renungan Cinta] Vibrasi Cinta dari dalam diri



Saat engkau hanya bisa melihatnya dari kejauhan
tanpa ada keberanian untuk mendekat
seakan-akan tembok energi yang tebal tak terlihat ...
menghalangimu ke sana

engkau melihatnya begitu akrab dengan yang lain
namun dengan dirimu sendiri entah berapa ratus juta tahun cahaya
bahkan engkau merasa seakan-akan dianggap tidak ada
......... sama sekali tidak ada

Jauh dalam hatimu, engkau merasakan badai datang tiba-tiba
membutakan pandanganmu dan menguasai jiwamu
menusuk dan membekukan jiwamu ....... yang menggigil kedinginan

engkau merasa tak berdaya ...... sangat tak berdaya
Sesak terasa nafasmu, bagai ada beban berat menghimpitmu
........... beban yang amat sangat berat

......... Bagai terjebak dalam badai  yang kejam dan dahsyat .....

.... atau tenggelam dalam lautan luas tak bertepi, ........

. ....... tidakkah itu merupakan suatu siksaan yang sangat pedih?


Sahabat,

jika itu yang engkau rasakan, maka tanyakan dirimu
getaran atau vibrasi apakah yang sesungguhnya engkau pancarkan kepadanya?
Apakah getaran egoistik yang hanya mementingkan diri sendiri, yang sangat-sangat menginginkan dirinya?
atau getaran kasih sayang yang menentramkan dan menyejukkan jiwa orang lain, terutama orang yang kau cintai

Sahabat,

Bahasa cinta adalah bahasa hati
bahasa hati adalah bahasa emosi
bahasa emosi adalah energi
bahasa energi adalah getaran atau vibrasi
yang kita pancarkan terus menerus tanpa sadar


Sungguh, getaran kasih sayang hanya akan timbul dari hati yang dimiliki oleh jiwa yang tenang tentram.  hati yang jiwa pemiliknya bergantung hanya pada Allah SWT sehingga memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi.  

Jiwa yang bagaikan pegunungan yang tinggi, yang mata airnya menghasilkan air yang menyegarkan siapapun yang meminumnya, serta irama gemericiknya menentramkan jiwa siapapun yang mendengarnya

Jiwa yang tetap menjadi berkah bagi sesama manusia, apapun yang terjadi  
 
Sahabat,
 
sepertinya waktunya kita semua mengevaluasi kembali, jiwa dan hati yang bagaimana yang kita miliki.  Apakah jiwa yang tenang dan tentram, jiwa yang penuh kasih sayang dan terus-menerus memberkati sesama serta terus menerus memperbaiki diri sehingga keberkahan yang dia beri meningkat terus kualitasnya? Ataukah jiwa yang penuh kegelisahan, terus menerus mengutuk sesama manusia dan membiarkan diri semakin menurun kualitasnya dari hari ke hari.  Erich Fromm menyebut kehidupan yang kosong dari makna itu sebagai "The Unlived Life" atau kehidupan yang tidak dijalani dengan sepenuh kehidupan alias mati sebelum mati. 

Hati dari jiwa yang mati bagaikan gunung berapi itu hanya akan menghasilkan vibrasi yang mengerikan bagaikan lahar yang melahap habis semua yang bisa dicapainya.

Erich fromm mengingatkan kita bahwa "Destructiveness is the outcome of unlived life" atau kecenderungan untuk menghancurkan adalah hasil dari kehidupan kosong tanpa makna yang tidak dijalani sepenuhnya. 

Oleh karena itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk berdoa kepada Allah:

Allahumma ashlih lii diini alladzi huwa 'ishmatu amri, wa ashlih lii dunyaaya allati fiihaa ma'aasyi, wa ashlih lii aakhirati allati fiihaa ma'aadi, waj'alail hayaata ziyaadatan lii fii kulli khair, waj'alil mauta raahatan lii min kulli syarr

("Ya Allah, baikkanlah agamaku, karena itulah penjaga urusan (kehidupan)ku. Dan baikkanlah (urusan) duniaku, karena di dalamnya aku hidup. Dan baikkanlah (kehidupan) akhiratku, karena itulah tempat kembaliku (setelah mati). Dan jadikanlah sisa hidupku semakin menambah segala kebaikan. Dan jadikanlah kematianku sebagai waktu istirahatku dari (melakukan atau merasakan) segala keburukan")

(HR. Muslim, dinukil dari Ad Du'a minal Kitab wa Sunnah hal. 32)

Sebuah nasihat untuk diri sendiri, semoga bermanfaat bagi siapapun yang membaca  

[Renungan] Bulan Syawal atau bulan "saya awal"?

Sahabat sekalian,

Belum lama kita semua merayakan hari raya Idul Fitri, suatu hari yang seringkali dianggap hari kemenangan, hari di mana ktia semua Insya Allah kembali kepada fitrah kita yang sesungguhnya, ........

Kegembiraan kita di hari raya idul fitri memang sesuatu yang wajar, bahkan kegembiraan itu adalah nikmat yang harus disyukuri.  Kegembiraan kita di hari raya tersebut adalah bagaikan wisuda atau kelulusan kita dari sekolah atau perguruan tinggi, begitu besar kebahagiaan kita saat itu telah melalui hari-hari yang panjang penuh perjuangan.   Sekali lagi, tidak ada yang salah dari semua kegembiraan itu, ...

Namun, semua itu bukanlah akhir, ... perjuangan dan perjalanan kita masih panjang dan berat. jangan sampai kita seperti orang-orang yang merayakan kemenangan sebelum perang berakhir.  

Sesudah kelulusan itu, mari kita bertanya pada diri sendiri:

Apa yang sudah kau pelajari selama Ramadhan, apa yang dapat kau jadikan bekal untuk jihadmu di masa yang akan datang.  Akankah kau jadikan bulan Syawal ini benar-benar menjadi bulan peningkatan kualitas dirimu atau malah kembali seperti semula, bulan "saya awal" alias "aku masih seperti yang dulu"

Sahabat,

mari kita jaga nilai-nilai Ramadhan kita pada sebelas bulan setelah itu.  Jangan sampai semangat ibadah kita hanya pada bulan Ramadhan, itupun terkadang hanya malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir di dalamnya.  Kita adalah manusia yang dianugerahi kemampuan berlatih dan belajar dari Allah SWT.  

Iqro bismirabbika ladzi khalaq ........ bacalah dengan nama Rabb-mu yang menciptakan, demikianlah wahyu pertama yang diterima oleh Nabi kita tercinta, Nabi Muhammad Sallalahu alaihi wassalam, yang hakikatnya pelajaran bagi kita juga.  Membaca bukan hanya buku tetapi kehidupan kita sendiri, merenung dan bertanya apa yang telah saya lakukan dan mengapa saya melakukan hal tersebut.  Bila qolbu kita masih hidup, sungguh pertanyaan itu akan membuat air mata kita berlinang.

Air mata penyesalan yang hangat seraya menyucikan jiwa.  

Semua ibadah dalam Islam mengandung nilai-nilai pendidikan, bukan sekadar mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya atau sekedar menggugurkan kewajiban.  Nilai pendidikan dalam ritual ibadah itulah sebenarnya ruh tarbiyah dalam Islam agar umat pemeluknya menjadi khalifah yang berkarakter agung mewakili Rabbnya di muka bumi ini.  Nilai pendidikan itulah yang menjaga jiwa kita dari segala macam kemungkaran dan kejahatan yang hawa nafsu manusia, tanpa kecuali, cenderung kepadanya.    

Sahabat,

jika kita beribadah tanpa menyerap nilai-nilai pendidikan di dalamnya, bukan tidak mungkin pahala yang kita kumpulkan habis sudah untuk membayar kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa yang kita perbuat, baik karena sengaja atau tidak, baik yang disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan atau kurangnya kekuatan jiwa kita.  

Rasullah pernah mengingatkan para sahabat beliau, yang hakikatnya mengingatkan kita juga, bahwa orang yang muflis atau bangkrut sesungguhnya adalah mereka yang memiliki banyak pahala namun habis untuk membayar dosa-dosanya, terutama dosa pada sesama manusia. 

Apabila pahalanya sudah habis namun masih banyak pihak yang menuntut keadilan pada orang tersebut, maka dosa orang2 yang dia zalimi akan dialihkan kepadanya.  

Nauzubillah min dzalik

Bagi mereka yang pada waktu Ramadhan kemarin kurang maksimal ibadahnya, tidak ada alasan untuk berputus asa karena rahmat Allah Insya Allah akan selalu meliputi kehidupan kita.  Allah SWT sendiri selalu mengingatkan hamba-hambaNya agar tidak pernah berputus asa dari rahmatNya.  

"Katakanlah: Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
QS Az Zumar ayat 53

Baik di dalam ataupun di luar Ramadhan, mari kita jadikan setiap saat menjadi saat-saat yang indah, saat kita mencintai Allah SWT, memberkahi sesama dan memperbaiki diri terus-menerus (Loving God, Blessing Others, Self Improvement) agar jangan sampai kita menjadi orang-orang yang merugi dunia dan akhirat.

Insya Allah

1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
(QS. Al Ashar 103:1 - 3)

Sekali lagi, mari kita jadikan bulan ini benar-benar bulan Syawal, .......... bukan bulan "saya awal"

Semoga bermanfaat, mohon dimaafkan atas segala kesalahan  

Nahar's Site

http://naharseft49.multiply.com/
Blog ini saya buat untuk merekam perjalanan saya sebagai seorang praktisi Spiritual Emotional Freedom Technique

Insya Allah akan dilengkapi juga dengan tulisan2 yang berhubungan dengan psychology, terutama energy psychology, SEFT, EFT dan sebagainya

Semoga bermanfaat, terutama buat yang berminat dalam membantu orang lain dan diri sendiri dengan teknik2 energy psychology terutama SEFT

yang mau add silahkan dengan senang hati

Rabu, 23 September 2009

[Opini] Ngeblog, fesbukan dan LOGOS Spirit

A well-executed blog campaign is not rocket science. It is, however, an act of love. That's what gets in the way for some people. Love is scary stuff.

    * Hugh Mcleod

dikutip dari Wikiquote tentang Blogging

Ada dua kata baru yang tiba-tiba muncul dalam bahasa Indonesia, yaitu ngeblog dan fesbukan.  Namun, apabila kita cari kedua kata itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijamin gak akan ketemu, minimal belum.

Nge-blog itu kegiatan seseorang dalam mengisi atau meng-update blog pribadinya (bisa juga blog orang lain atau blog bersama/group/kelompok, tergantung kepentingan ybs).

Nah, saat blog itu lagi anget-angetnya, eh datang nih saingan yang namanya facebook alias FB (di sini banyak yang nyebut dengan fesbuk).  Ya sudah, banyak blogger yang beralih atau "berselingkuh" ke FB, dan blog-nya jadi kaya rumah kosong.  Namun, yang menyebabkan blog jadi ditinggalkan tentu bukan cuma facebook, masih banyak yang lain, seperti yang ada di tulisan Mas Wib yang satu ini.  Apalagi di Facebook banyak mainan, seperti Mafia War, FarmVille dan macam-macam quiz, mulai dari yang bener sampai yang ngawur-ngauwr. 

Beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti workshop penulisan yang diisi oleh mbak Helvy Tiana Rosa dan mas Agung "Mbot" Nugroho.  Mbak Helvy sempat mengungkapkan concern beliau akan fenomena facebook yang "membunuh" keinginan orang untuk nge-blog (menulis di blog masing2).  Padahal, yang namanya nge-blog itu kan latihan yang sangat baik bagi mereka yang ingin bisa menulis, bahkan bukan tidak mungkin bisa jadi buku.  Sudah banyak blogger yang isi blognya dijadikan buku, bahkan bukunya laris.

Memang, yang namanya nge-blog lebih perlu effort atau usaha daripada sekedar update status di facebook.  kalau di FB sih tinggal 1 atau 2 kalimat jadi.  kalau nge-blog kan minimal satu paragraf.  Agak repot mungkin mengingat kesibukan kita yang kadang tidak kenal waktu.  Bahkan kadang karena blog engine-nya lagi sepi dan gak banyak komentar masuk, wah tambah malas deh nge-blog.  Mending fesbukan deh, sedikit kalimat kadang komennya banyak.

Walhasil, saya kembalikan saja kepada pribadi masing-masing, yang mau nge-blog silakan, yang mau fesbukan aja juga silahkan, yang mau dua-duanya ya monggo.   

Memang, yang namanya nge-blog dan fesbukan itu memang banyak gunanya namun jangan sampai nge-blog itu sendiri jadi beban, apalagi kalau sampai kecanduan.  Jangan sampai deh

Nge-blog dengan LOGOS Spirit

Logos Spirit adalah kualitas diri yang diharapkan ada terutama pada setiap SEFTer (praktisi Spiritual Emotional Freedom Technique) dan manusia pada umumnya.  Spirit ini terdiri dari 3 hal, yaitu:

1. mencintai Allah SWT (Loving God)
2. memberkahi sesama (Blessing others)
3. memperbaiki diri terus menerus (Self Improvement)

Nah, bila anda sudah cinta sama yang namanya nge-blog alias nulis di blog, maka teruskanlah dengan sepenuh hati, buatlah tulisan2 yang mencerahkan, baik secara spiritual (Loving God) dan emosional (Blessing others).  Jadikan pula blog anda sebagai pemicu perbaikan diri, gak lucu kan kalau tulisan2 di blog anda begitu mencerahkan namun dalam kehidupan nyata, karakter anda tidak seindah yang ada di dalam blog (Self Improvement).     

Jangan lupa, masih banyak kewajiban lain selain nge-blog ya

Namun, apabila anda berhenti nge-blog, setahu saya sih enggak ada dosanya, bahkan lebih baik anda tidak nge-blog tetapi anda menunjukkan hasil pembelajaran anda melalui tingkah laku, karakter dan kompetensi anda sehingga anda tetap bisa "Loving God" atau mencintai dan terus merasa diawasi oleh Allah SWT, "Blessing others" atau memberkahi sesama dan "Self Improvement" atau terus menerus memperbaiki diri, seperti yang diajarkan dalam Logos Spirit-nya SEFT.

Menulis bagi sebagian orang memang bisa menjadi sarana ekspresi dan terapi yang ampuh, namun bagi sebagian yang lain bisa jadi malah jadi beban yang memberatkan (contohnya mungkin seperti jaman SD disuruh mengarang).  Semua manusia memiliki keunikan sendiri-sendiri dan sarana ekspresi mereka tentu saja berbeda-beda.  Namun, selama masih dalam koridor keimanan dan ketaqwaan dan dijiwai oleh Logos Spirit itu tadi, Insya Allah semua akan menjadi berkah bagi sesama.

Semoga bermanfaat

Muhammad Nahar, SEFTer angkatan 49

[Cerita Pendek] Berlari di dalam hutan



Lelaki itu berlari dan terus berlari,

dia berlari menyusuri jalan setapak yang ada di dalam hutan itu ....... diantara pepohonan besar menjulang yang seakan-akan menopang langit

nafasnya terengah-engah, berusaha memasukkan sebanyak mungkin oksigen yang melimpah pagi itu,

jantungnya berdegub kencang memompa darah ke seluruh tubuhnya lebih cepat dan lebih cepat

perlahan, saat semakin jauh memasuki hutan, kecepatan larinya mulai melambat dan semakin lambat ......... sampai akhirnya berhenti, dan jatuh berlutut seakan memberi penghormatan

saat itulah dia menggapai tempat air minumnya, dan ........ beberapa saat kemudian, cairan bening sejernih kristal itu pun mengalir membasahi kerongkongannya yang kering kehausan karena tubuhnya kehilangan banyak cairan saat berlari sejak dia memasuki hutan itu

Terngiang lagi ayat suci yang sering dia dengar .....

"Maka, nikmat Rabb-mu mana lagikah yang engkau dustakan .........?"

Air matanya menetes saat mengenang masa lalunya yang penuh dosa dan kesia-siaan, penuh dengan keingkaran dan kedustaan terhadap nikmat yang tiada mampu dia hitung ... air mata penyesalan yang penuh kehangatan, menyucikan jiwa yang penuh dengan dosa dan kesalahan

Diapun berjanji akan kembali ke jalan yang benar, jalan yang diridhoi oleh Allah SWT ..... bukan jalan yang dijalani sekarang

Tekad membaja untuk kembali membuatnya bangkit kembali, energinya yang terkuras saat berlari seakan-akan terisi kembali dengan limpahan energi yang seakan tak terhingga sehingga dia merasa segar dan bertenaga

Lelaki itu bangkit dan kembali berlari, dia berlari dan terus berlari .........

hatinya riang saat menyambut kehidupan yang baru, kehidupan yang indah dan penuh harapan

"aku bertanggung jawab atas hidupku dan masa depanku sendiri, .....................

hidupku tidak hanya untuk diriku sendiri tapi juga untuk orang2 yang aku cintai"


demikian tekadnya dalam hati .......... tekad yang kuat, sekuat dia berlari melintasi hutan itu


This story is inspired by:

1. "aku bertanggung jawab atas hidupku dan masa depanku sendiri, ..................... hidupku tidak hanya untuk diriku sendiri tapi juga untuk orang2 yang aku cintai"
(gun's quoted quotes)

2. Aerobic by Kenneth Cooper, MD

3. personal experiences ... ;)


[Cerita Pendek] Kisah pertaubatan di pinggir danau


Dia mengendap-endap, kain hitam menutup wajahnya sementara tudung jaket berwarna hitam senada menutupi kepalanya. 

tangannya meraba gagang belati yang terselip di pinggangnya, kini saatnya telah tiba, demikian terbersit dalam hatinya

berhari-hari dia mempertimbangkan aksinya kali ini, karena  baru sekali ini dia bersiap melakukan kejahatan berencana, kejahatan yang sama yang terjadi jutaan tahun yang lalu, saat keturunan awal manusia melakukan kejahatan pertama di muka bumi ini ...........

pembunuhan


Semua terjadi karena cintanya yang tak terbalas, ........ maka dia bertekad membalas dendam

Namun,

Tiba-tiba dia merasa ragu, ......... sangat ragu.  Keraguan yang menjalar perlahan di dalam dirinya ......... yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

dia pergi, menuju kendaarannya, ....

Dia membelokkan kendaraannya, pergi ke tepian sebuah danau yang luas dan dalam. 

Malam itu, bulan perak bersinar pucat ..... terpantul indah di permukaan air danau yang tenang bagaikan cermin

Perlahan udara malam yang sejuk itu mengalir masuk dan keluar paru-parunya, dia rasakan hal itu sebagai nikmat, .... yang belum pernah dia rasakan sebelumnya ........... dia rasakan udara itu menyegarkan jiwanya yang panas membara selama ini


"Tuhanku .............ampunilah aku"

katanya lirih sambil berlutut di pinggir danau

"lindungilah hambaMu yang lemah ini dari kejahatan diriku sendiri ..........

yang sangat menginginkan apa yang sesungguhnya tidak pantas aku dapatkan ........... "

sebagaimana pula tekad untuk berbuat jahat nekad perlahan tapi pasti memudar sebagaimana es batu mencair di bawah panasnya matahari

Matanya yang dibutakan oleh ambisi perlahan mulai terbuka ............ dan mulai bisa melihat kenyataan yang ada ....

Hatinya yang terbakar api dendam yang membara perlahan mulai mendingin bagai disirami air dingin  ........


Dia lemparkan belatinya yang tajam itu, simbol tekadnya untuk berbuat jahat .........

ke danau yang dalam itu, ............... sebagaimana Girflet, atas perintah King Arthur, melemparkan pedang Excalibur ke danau  
 

Tanda taubat nasuha yang dia lakukan, bersumpah untuk tidak lagi tergoda untuk melakukan perbuatan jahat dan nekat ...... untuk kembali meniti jalan yang lurus

air mata penyesalan tak henti mengalir dari matanya, .... saat dia kembali ke tempat tinggalnya ..........

Suara adzan subuh perlahan mengetuk gendang telinganya, dia pergi ke surau terdekat untuk melaksanakn kewajiban dan mohon ampun pada Rabb-nya yang Maha Pengasih Maha Penyayang, Maha Menerima Taubat siapapun yang mau bertaubat

Setelah pulang dari surau, ....... sesudah melantunkan seluruh doa yang dia bisa, terasa lega dan ringan seakan-akan beban berat sudah terangkat dari punggungnya ....

Kehangatan surya pagi menyapanya, seakan-akan sinar itu menepuk lembut bahunya, seperti suatu persetujuan akan pertaubatannya......... diapun tersenyum ......


dalam perjalanan pulang, terdengar lantunan lagu dari gang dekat tempat tinggalnya, ....

............ kau reguk habis semua doa-doa dari surau depan rumah yang kau sewa, ...... tak terasa surya duduk di kepala, .......... adzan subuh masih di telinga ...........