Kamis, 30 Desember 2010

[Flash Fiction] Sandal Jepit

Para karyawan yang biasa sholat di mushola lantai parkir gedung megah itu tampak bingung.  Mereka bingung bukan karena kekurangan sandal jepit namun justru karena kelebihan.  Jumlah sendal jepit melebihi jumlah pemakai mushola, sehingga banyak sendal yang menganggur.  Padahal, banyak mushola di beberapa gedung tetangga sering kekurangan sendal sehingga harus dipakai bergantian oleh para jamaah.  Para jamaah mushola tersebut sebenarnya ingin memberikan sebagian sandal ke mushola lain, namun tidak berani karena para pengurus mushola pun tidak tahu asal muasal kelebihan sendal itu.  

Karena penasaran, beberapa jamaah yang juga karyawan sebuah perusahaan yang menyewa lantai di sana pun sepakat untuk menyelidiki keganjilan tersebut.  Setelah mengintai beberapa lama, mereka pun akhirnya mengetahui bahwa salah satu direktur perusahaan tersebut selalu meninggalkan sepasang sendal jepit setiap kali sholat maghrib sebelum pulang kerja.  

Sang direktur, setelah mengetahui bahwa ulahnya diketahui para karyawan, mempersilakan apabila ada yang ingin menyumbangkan sendal ke mushola-mushola yang lain.  Ternyata dia melakukan hal itu untuk membantu tetangganya yang membuka usaha warung kelontong namun sepi pembeli.  

Rabu, 29 Desember 2010

[Resolusi 2011] Lima Judul Buku

Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu merugi. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal sholeh, saling menasehati dalam kebaikan dan saling menasehati dalam kesabaran.

QS Al Ashar: 1 - 3

Detik demi detik tidak terasa berlalu, tahun yang baru akan segera tiba dalam hidup kita.  Jatah hidup kita semakin berkurang walaupun dari segi angak usia bertambah.  Memang, Insya Allah kita masih termasuk orang beriman walaupun mungkin imannya masih lemah dan rapuh bagai rumah kayu yang dimakan rayap.  Namun, beriman saja tentu tidak cukup, kita perlu beramal sholeh sebagai bekal di akhirat nanti.  Amal sholeh mungkin bisa didefinisikan sebagai perbuatan baik yang ditujukan untuk menggapai keridhoan Allah SWT dan mempunyai efek samping yang positif dalam kehidupan sesama manusia dan makhluk hidup lainnya.   

Bapak Quraish Shihab, saat menjelaskan makna Iyyaka na'budu wa Iyyaka nastain pernah mengatakan "mengapa pada saat sholat sendiri, ayat itu tetap dibaca Iyyaka na'budu wa Iyyaka nastain, yang berarti hanya kepadaMu kami menyembah dan kami minta pertolongan?  Beliau lalu mengatakan bahwa Islam adalah agama kebersamaan.  Karena itu, kita harus peduli pada sesama saudara kita.  Sehingga, untuk menjadi orang yang tidak merugi, kita juga perlu saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.  Salah satu cara menasihati yang baik adalah dengan tulisan.  Pepatah Latin mengatakan Verba volant, littera scripta manet, yang terucap akan musnah, yang tertulis akan abadi.  Tulisan yang baik akan bermanfaat untuk banyak orang walaupun penulisnya telah tiada.

Sangat sayang apabila moment patah hati yang pernah dialami tahun 2010 ini tersia-siakan. Setelah berhasil memanfaatkan moment tersebut untuk menggondol beasiswa SMO 2010 di Sekolah Menulis Online-nya pak Jonru, Insya Allah saya akan meneruskan dengan menulis buku sendiri, Insya Allah minimal LIMA JUDUL BUKU.  Saya sengaja mencanangkan target yang luar biasa itu sebagai upaya menantang diri sendiri dalam dunia kepenulisan.   Keinginan ini terinspirasi oleh buku MENJADI PEMENANG KEHIDUPAN yang diterbitkan oleh Leutika Publisher.  Dalam buku tersebut, kedua penulisnya mengutip prinsip yang dijelaskan Pak Jamil Azzaini dalam membuat pencapaian.  Pencapaian yang baik haruslah masuk akal dan menantang.  JIka ada yang baru belajar menulis lalu mencanangkan resolusi menulis sebuah buku di tahun depan, hal itu merupakan tantangan yang cukup berat dan patut diperjuangkan.  Namun, jika sudah banyak mem-publish tulisan di situs jejaring sosial dan sudah mengumpulkan banyak jempol serta komentar positif, target satu buku tentunya kurang menantang, walaupun tetap masuk akal.  

Alhamdulilah, banyak yang mengatakan bahwa tulisan-tulisan saya cukup bagus, walaupun tentu saja masih banyak kekurangan di sana - sini.  Sangat berbeda dengan tulisan-tulisan saat awal-awal nge-blog dulu, sekitar tahun 2007.  Yang mau lihat tulisan-tulisan tersebut, silahkan mampir ke blog saya, masih ada koq.  Pak Jonru juga pernah bilang bahwa di dunia ini tidak ada tulisan yang bagus, yang bagus adalah hasil tulisan yang sudah di-edit.  

Tantangan tersebut tentu saja sudah termasuk perbaikan diri.   Agar mampu mencapai penaklukkan tantangan tersebut, saya harus mampu memperbaiki diri aga mampu menggapai standart minimal dan keluar dari zona nyaman yang membelenggu selama ini.  Tantangan seberat itu tentu tidak bisa diselesaikan hanya dengan bermalas-malasan dan bersikap terlalu permisif pada diri sendiri.  Al Quran dan Hadits shahih pun banyak yang menekankan pentingnya memperbaiki diri terus menerus.  Orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik daripada kemarin.  Orang yang merugi adalah orang yang hari ini sama saja dengan kemarin hari, apalagi yang lebih buruk.   

Terinspirasi dari buku MENJADI PEMENANG KEHIDUPAN hadiah dari lomba Menulis Teman Maya yang diselenggarakan di Multiply oleh mbak Dewayanie.  Terima kasih banyak mbak

Sebuah janji untuk diri sendiri, semoga bermanfaat untuk yang membaca

Senin, 27 Desember 2010

MQS Akhir Tahun 2010

Start:     Dec 31, '10 6:00p
End:     Jan 1, '11 06:00a
Location:     Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat


"Seberapa Dekat Kita Dengan Allah?", Temukan jawabannya dalam Malam Muhasabah Menuju Qalbun Salim (MQS).
Bersama:
Ust. Habibullah, Lc
Ust. Dr. Amir Faisol Fath,
Ust. Husni Ismail
Ust. Edi Abu Marwa
Jum'at, 31 Desember 2010
Pkl 18.00-06.00 (mabit)
Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia
Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat
Cp: 0217235255

Tidak dipungut biaya, gratis untuk umum...ayo ikut-ikut.....

Minggu, 12 Desember 2010

Terapi Sugesti Gratis




InsyaAllah mulai tanggal 13-17 Desember 2010 (7-11 Muharram 1432 H) dan 20-24 Desember 2010 (14-18 Muharram 1432 H), jam 09.00 - 16.00 rumah Sugesti Indonesia mempersembahkan Terapi Gratis.
Silakan Hadir Di Bogor Raya Permai FF 2 No. 5.
CP : Ima Lesmana (Kak Imam) -0812.894.29.165
Aris Setyawan -0821.1121.42236

Terima kasih...

Terapi Sugersti Gratis

Start:     Dec 13, '10 09:00a
End:     Dec 17, '10 4:00p
Location:     Rumah Sugesti Indonesia, Bogor Raya Permai FF 2 No. 5.




InsyaAllah mulai tanggal 13-17 Desember 2010 (7-11 Muharram 1432 H) dan 20-24 Desember 2010 (14-18 Muharram 1432 H), jam 09.00 - 16.00 rumah Sugesti Indonesia mempersembahkan Terapi Gratis.
Silakan Hadir Di Bogor Raya Permai FF 2 No. 5.
CP : Ima Lesmana (Kak Imam) -0812.894.29.165
Aris Setyawan -0821.1121.42236

Terima kasih...

Sabtu, 11 Desember 2010

PENGAJIAN NURUL ISLAM

http://pengajianurulislam.blogspot.com/
ayo mengaji .. :D

Sebuah Usaha Kecil Nan Sederhana Untuk Melestarikan Al-Quran Alamat: Jl. Kedondong Rt 02/06 No. 31 Sudimara Jaya Ciledug Kota Tangerang Telp. 021-733 5643 / 0815 145 995 76

Para penghina Nabi yang menghinakan dirinya sendiri

Penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW kembali marak di dunia maya. Tidak tanggung-tanggung, penghinaan itu malah dibuat sayembara atau kontes. Penghinaan tersebut lebih merupakan refleksi dari kebencian, kedengkian dan ketakutan orang-orang yang memang membenci Rasul SAW. Sesosok pribadi yang telah menghasilkan generasi pembangun peradaban yang unik dan tiada duanya di dunia ini. Para penghina itu sesungguhnya merupakan bagian dari peradaban Barat. Suatu peradaban yang telah mengubah dunia menjadi ajang pembantaian yang telah menumpahkan darah dan menghilangkan nyawa yang sudah tidak terhitung lagi banyaknya. Baik yang langsung terbunuh di tempat ataupun meninggal perlahan-lahan karena sakit, kemiskinan dan kelaparan. Ibarat menunjuk dengan jari telunjuk, tiga jari yang tersisa malah menunjuk pada diri sendiri.

Mereka khawatir bahwa makin banyak orang yang meneladani dan mengikuti ajara rasul SAW sehingga mereka tidak dapat lagi mepertahankan gaya hidup mereka yang penuh hura-hura, kesombongan, kejahatan dan kekejaman. Surga mereka adalah kehidupan di dunia ini, kehidupan yang sgt singkat dan penuh kekurangan di sana sini. Maka, wajar saja jika mereka membenci Nabi SAW. Karena pada hakikatnya mereka adalah bagian dari peradaban yang hidupnya dari merampas dan merampok hasil alam negeri-negeri lain, peradaban arogan yang suka memperbudak bangsa-bangsa lain. Dalam buku autobiografinya, Bank Kaum Miskin, Muhammad Yunus mengungkapkan kekecewaan beliau pada lembaga2 donor internasional. Pendiri Grameen bank itu mengatakan bahwa banyak kebijakan lembaga2 itu yang salah arah dan lebih banyak mengisi kantong para pegawainya. Lembaga-lembaga itu pun bersikap arogan serta cenderung mendikte seakan kaum miskin dianggap harus dibimbing dan tidak punya ketrampilan survival sendiri. Arogansi yang diwarisi dari kaum Templars yag kejam zaman perang Salib.

Ajaran yang dibawa Nabi SAW adalah ajaran yang memerdekakan manusia dari perbudakan sesama manusia. Ajaran yang mengajarkan bahwa hanya Allah SWT yang berhak disembah dan diagungkan. Ajaran inilah yang membuat Bung Tomo dan rakyat Surabaya bangkit melawan penjajah serta meneriakkan takbir ALLAHU AKBAR sehingga Allah SWT berkenan menancapkan rasa takut di dada musuh. Ajaran inilah yang menyebabkan arogansi dan kesombongan mereka terusik, sehingga mereka terus menerus melancarkan propaganda dan provokasi serta penghinaan. Penghinaan yang sesungguhnya menghinakan para penghina itu sendiri.

Refleksi kedua adalah kelemahan kaum muslimin sendiri. Betapa kaum muslimin saat ini benar-benar terpuruk dalam berbagai masalah dan pesoalan. Dalam bidang ekonomi, mereka masih bergantung pada Barat. Lebih banyak kaum muslimin yang bekerja pada perusahan2 non muslim dariapda membangun usaha sendiri, belum lagi mrk yang pengangguran. Mereka seakan melupakan perkataan seorang bankir legendaris penopang keuangan Zionis yaitu Rotschild: "Berikan saya kekuasaan untuk mengatur ekonomi (uang, peredaran uang dan barang) dan saya tidak peduli siapa yang menulis (menetapkan) hukum di negara tersebut". Jurang pemisah antara kaum yang kaya dan miskin semakin membuat mereka leluasa berbuat apa saja. Kesombongan, kejumawaan dan kegilaan para anggota gerombolan pengecut tak berguna itu semakin menjadi-jadi karena umat Islam sendiri yang lemah.

Pembelaan terhadap Nabi SAW memang harus dilakukan sebagai bukti cinta kita kepada beliau. Banyak yang bisa dilakukan seperti boycott, protes dan sebagainya. Namun, cara-cara reaktif sudah terbukti tidak memadai. Sudah bukan lagi masanya umat Islam merespon isu2 yang menghina mereka hanya dengan reaksi2 emosional sesaat. Sudah tiba waktunya bagi kaum muslimin untuk menyusun barisan yang rapih dan tidak sekedar menggerombol bagai buih di permukaan lautan.

Semoga bermanfaat

Note: republish dari notes di Facebook saya

Selasa, 07 Desember 2010

[Flash Fiction] Tiga pemuda dan lagu lama

Tiga orang pemuda datang ke suatu pesta pernikahan orang yang pernah mereka cintai.  Ketiganya pernah mencintai sang mempelai perempuan yang sayangnya tidak mencintai siapapun diantara mereka.  

Saat menyumbangkan suara pun tiba dan ketiga pemuda penggemar lagu-lagu djadoel pun maju satu per satu.

Pemuda pertama bernyanyi:

Senyum dan tawa hanya sekedar saja .. Sebagai pelengkap sempurnanya sandiwara .. Kucoba bertahan mendampingi dirimu .. Walau kadangkala tak seiring jalan .. Kucari dan selalu kucari jalan terbaik .. Agar tiada penyesalan dan air mata

Pemuda kedua bernyanyi:

Selamat menempuh hidup baru dengan kasihmu ... Aku relakan nasibku sudah begini ... Terimalah seuntai bunga sebagai tanda kasih ... Kasih yang suci padamu sayang

Pemuda ketiga bernyanyi:

Cinta yang kuberi .. sepenuh hatiku .. entah yang kuterima .. aku tak peduli ..

Apakah ada bedanya ketika kita bertemu ... dengan saat kita berpisah? Sama-sama nikmat ..Tinggal bagaimana kita menghayati .. di belahan jiwa yang mana kita sembunyikan ..  dada yang terluka, duka yang tersayat, rasa yang terluka .....


Dan tahulah si perempuan yang duduk di pelaminan, pemuda mana yang sudah rela melepaskannya bersanding dengan pilihannya sendiri ..

KODE ETIK BLOGGER INDONESIA - Catatan Hanging

http://blog.kenz.or.id/2009/08/02/kode-etik-blogger-indonesia.html
nge-blog sesuai kode etik yuk

ada banner-nya juga loh .. :D

Minggu, 05 Desember 2010

Rabu, 01 Desember 2010

MALAM MUHASABAH MENUJU QOLBUN SALIM edisi Tahun Baru 1432 Hijriyah, dengan tema: “MENGHADIRKAN SAKINAH DIRUMAH KITA”

Start:     Dec 6, '10 6:00p
End:     Dec 7, '10 06:00a
Location:     Masjid Raya Pondok Indah


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Ikuti MALAM MUHASABAH MENUJU QOLBUN SALIM edisi Tahun Baru 1432 Hijriyah, dengan tema: “MENGHADIRKAN SAKINAH DIRUMAH KITA”

Waktu :
Senin 6 Desember 2010
Pukul 18:00 s.d 06:00 keesokan harinya (menginap/mabit)Bertempat di Masjid Raya Pondok Indah, Jl. Iskandar Muda no.1
Pondok Indah Jakarta Selatan.

Nara Sumber :
- Ustadz Muhsinin Fauzi Lc, MM (Pimpinan Lembaga Konsultasi Islam Formula Hati),
- Ustadz Anwar Anshori Mahdum (Pengasuh acara Getar Kalam Radio Dakta FM),

Qiyamullail dan Muhasabah :
- Ustadz Abdul Aziz Abdur-Rauf, Al-Hafizh (Markaz Al-Qur an) dan Tim Asaatidz DT Jakarta.

Agenda :
Kajian Tematis & Dialog interaktif - Qiyamullail – Muhasabah.

Acara terselenggara kerjasama Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta dengan Yayasan Masjid Raya Pondok Indah.

Acara terbuka untuk umum (Ikhwan dan Akhwat) dan Gratis.
Dimeriahkan stand Bazzar produk Islami dan konsumsi.

Informasi hubungi :
Humas DT Jakarta 021-7235255/93455129,
MQS Hotline 021-70145049,
Masjid Raya Pondok Indah 021-7666165/7666766.

More info please visit

MQS Blog

Ladang beramal untuk bisa ikut menginformasikan acara kegiatan ini dan semoga Alloh SWT membalas dengan pahala yang berlipat ganda.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Selasa, 30 November 2010

[Self Improvement] Lingkaran Setan Komunikasi

Kita perlu mensyukuri semakin tingginya antusiasme masyarakat untuk berbagi dalam hal materi.  Terbukti dari banyaknya bantuan yang mengalir ke beberapa daerah bencana seperti Wasior, Mentawai dan Merapi.  Namun, yang kita rasakan masih kurang adalah antusiasme untuk saling berbagi pengertian dan pemahaman.

Manusia adalah makhluk yang lebih didominasi emosi daripada logika.  Buktinya, masih banyak orang yang tidak menjalankan pola hidup sehat karena kalah dengan keinginan untuk menikmati zona nyaman.  Banyak pula orang enggan mendengarkan dengan jelas apa yang dimaksud lawan bicaranya sehingga yang terjadi adalah Salah Paham. Salah paham bisa menguras energi kita dan membuat kita dan lawan bicara menjadi frustasi.

Arvan Pradiansyah, dalam sebuah talkshow di sebuah radio swasta pernah menjelaskan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan untuk menghindari dan meminimalisir salah paham.

1. Kebutuhan emosi tertinggi dari manusia adalah DIMENGERTI dan DIPAHAMI.  Orang marah apabila lawan bicaranya tidak mengerti apa yang dia maksudkan.  Kemarahan itu disebabkan kebutuhan emosi tidak terpenuhi dengan baik.

2. Orang yang dicari oleh banyak orang adalah orang yang mudah mengerti.  Semua orang senang dengan orang yang mudah mengerti, dia mudah menerima instruksi dan mampu berempati bila ada yang minta didengarkan.  Ada dua hal yang perlu ditankap dari sebuah pembicaraan yaitu isi pembicaraan dan kondisi emosi orang yang berbicara.  Isi pembicaraan berkaitan dengan konten dan teknis pelaksanaan dan kondisi emosi berkaitan dengan empati.  Empati itu sendiri berkaitan dengan kemampuan merasakan apa yang dirasakan secara emosional oleh orang lain.

3. Investasi terbaik pertama bagi waktu kita adalah memahami. Investasi terbaik kedua bagi waktu kita adalah membuat diri kita dipahami.  Kita harus mau dan bersedia mendengarkan dan bersedia memahami lawan bicara. Orang yang hanya mau dipahami dan didengarkan adalah orang yagn egois.

4. Kita menilai dari kita dari niat kita, orang menilai diri kita dari tindakan kita.  Terkadang kita lebih berkonsentrasi pada konten, bukan konteks.  Seseorang yang menggunakan kata-kata yg salah merasa sedang dimaki-maki.  Terkadang cara lebih penting daripada konten/isi pesannya. Bahkan terkadang, cara yang  kurang efektif membuat kita bertanya "niat gak sih ngasihnya?" Maya Angelou pernah mengatakan “I've learned that people will forget what you said, people will forget what you did, but people will never forget how you made them feel.”

5. Untuk meminimalisir salah paham, tingkat kepercayaan antar komunikan harus ditingkatkan.  Peningkatan level kepercayaan bisa dilakukan dengan memperbanyak setoran kebaikan atau "Rekening Bank Emosi".  Manusia tidak akan bisa secara efektif menabung emosi apabila dia bukanlah orang yang benar-benar berniat baik untuk membina hubungan.  Awal perkenalan dan pertemuan yang menyenangkan bisa jadi merupakan setoran awal yang banyak namun apabila tidak di-maintain dengan baik, setoran itu akan terus berkurang dan berkurang hingga akhirnya habis tak tersisa.   

Salah paham ada beberapa tingkatan:

1. teknis:   instruksi atau pesan tidak dimengerti dan dipahami dengan baik.   

2. semantik: instruksi atau pesan dimengerti dan dipahami, namun salah ditafsirkan.

3. low level of trust: instruksi tidak dipahami karena tingkat kepercayaan yang memang sudah rendah. Salah paham seperti ini adlaah salah paham yang paling berbahaya karena kepercayaan yang rendah membuat hubungan seperti ladang ranjau.  Segala sesuatu bisa jadi serba salah.  

Dari prinsip-prinsip di atas, terlihat jelas bahwa komunikasi bukanlah hal yang sepele atau mudah.  Stephen Covey, penulis buku laris Tujuh Kebiasaan manusia yang sangat efektif, menyayangkan betapa sedikitnya kita berlatih dan belajar mendengarkan dan memahami.  Sehingga, komunikasi kita hanyalah komunikasi yang dangkal dan ala kadarnya saja.  Kebutuhan emosional kita untuk dipahami, didengarkan dan dihargai jarang bisa terpenuhi. Padahal, masih menurut Covey, kebutuhan itu bagi jiwa manusia adlah bagaikan oksigen bagi tubuhnya.  Tidak mengherankan apabila zaman sekarnag ini manusia begitu mudah curiga, emosi dan marah kepada sesamanya.  Jiwa-jiwa yang kering kerontang secara emosi akan mudah tersulut kemarahan bagaikan rumput kering yang sudah terbakar matahari.

Pada akhirnya, komunikasi yang tidak efektif akan menyebabkan timbulnya lingkaran setan sebagai berikut:

Komunikasi yang tidak efektif dapat menyebabkan pemahaman yang salah. Pemahaman yang salah akan menyebabkan persepsi tidak akurat.  Persepsi tidak akurat akan menyebabkan prasangka buruk. Prasangka buruk akan menyebabkan Ketidak percayaan, ketidakpercayaan menyebabkan permusuhan dan permusuhan akan membuat komunikasi tidak efektif.

Semoga bermanfaat

Referensi:

Talkshow Smart Happiness di Smart FM

Buku Tujuh Kebiasaan Manusia yang sangat efektif, Steven Covey

Senin, 29 November 2010

Kajian dan Ruqyah Massal Gratis Tema : BAHAYA SANTET DAN SOLUSINYA

Start:     Dec 5, '10 08:00a
End:     Dec 5, '10 1:00p
Location:     Masjid Attaibin Senen Jl. Kalilio IV Senen Raya Jakarta Pusat 10410
Kajian dan Ruqyah Massal Gratis

Tema : BAHAYA SANTET DAN SOLUSINYA

Pembicara : Ust Suparman Fajar, Lc

Team Ruqyah : Ust. Hasan bishri,Lc dan team klinik ghoib ruqyah syar'iyah

Hari / Tanggal : Ahad / 5 Desember 2010

Tempat: Masjid Attaibin Senen Jakarta Pusat 10410

Jl. Kalilio IV Senen Raya Jakarta Pusat 10410

Telp. 021 - 380 2239 , 7037 4645 , 0813 8185 5656 , 0815 11311 554

"kebutuhan manusia tertinggi adalah dimengerti" (Arvan Pradiansyah, smarthappyness, smartfm)

Kamis, 18 November 2010

[Bedah Film] Simbologi Yahudi dalam film Waterworld

Sudah nonton film Waterworld, yang dibintangi Om Kevin Costner? Film itu mengisahkan saat dunia tenggelam oleh lautan karena lapisan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair.  Sekelompok orang bertahan hidup di sebuah Atol atau pulau karang buatan dalam bayang-bayang teror sekelompok gangster.  Mereka menguburkan yang meninggal dari masyarakat itu ke sebuah genangan lumpur agar diserap sebuah pohon buah.  Mereka bertahan hidup dengna makan buah dari pohon itu.  Sebagian dari mereka mempercayai mitos "Dry Land" atau Tanah yang kering, tanah di mana tidak ada air menggenangi.  Namun yang lain tidak percaya, bahkan putus asa dan percaya mereka akan tinggal seumur hidup di tengah lautan maha luas tersebut.

 

Seorang pengembara datang untuk menukar barang pada mereka.  Namun, karena ada hal-hal yagn tidak bisa disetujui dan adanya salah paham, si pengembara sempat hendak dieksekusi penghuni Atol. Saat itulah, sekelompok gangster, yang dalam film itu disebut Smokers menyerang mereka.  Para Smokers hendak menculik seorang anak kecil yang memiliki tatoo di punggungnya. Tatoo tersebut bukan sembarang tatoo tapi merupakan peta petunjuk menuju Dryland.  Selebihnya, ya seperti film-film action Holywood pada umumnya.  Yang jelas sih jagoannya menang dan mereka berhasil menemukan teka-teki Dryland itu tadi.

 

Simbologi Yahudi

Tanah yang kering atau Dryland dapat diparalelkan dengan simbologi Yahudi tentang Tanah yang dijanjikan.  Tanah ini sering disebut juga dengan "a land flowing with milk and honey" atau The Promised Land.  Bangsa Yahudi, yang merupakan bagian dari Bani Israil, merindukan tanah yang dijanjikan Tuhan tersebut.  Namun, sebagian dari mereka merasa putus asa dan menyerah pada nasib menjadi budak Firaun dan kaum Mesir Kuno.  Kita bisa menyaksikan karakter Bani Israil yang sedang putus asa tersebut di film Ten Commandments, baik yang versi tahun 1956 atau yang lebih baru.


Tokoh Deacon sebagai personifikasi Dajjal

Pemimpin kaum Smokers, Deacon, adalah sesosok figur juru selamat palsu.  Dia menjanjikan Dryland atau Tanah Kering pada para pengikutnya.  Enola, si anak perempuan bertato peta, dia tunjukkan pada para pengikutnya agar mereka percaya.  Para Smokers pun mendayung kapal tanker bekas yang menjadi markas mereka dengan penuh semangat.  Padahal, misteri peta di punggung Enola belum terpecahkan dan Deacon sendiri berbohong pada para pengikutnya. 

Deacon sendiri kehilangan sebelah mata karena sebuah ledakan dalam pertempuran dengan sang Pengembara. Mirip dengan Dajjal yang disebutkan dalam suatu hadits ang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Hudzaifah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Artinya: "Dajjal itu buta matanya sebelah kiri, berambut keriting, mempunyai surga dan neraka. Maka nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka" [Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa 'ah, Bab Dzikir Ad-Dajjal 18: 60-61]
 
sumber: almanhaj

Tentang Bani Israil
 

Karena membangkang terhadap perintah Allah SWT yang diturunkan lewat Nabi Musa, Bani Israil pun ter-diaspora selama puluhan tahun sebelum mencapai kejayaan di zaman Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Namun, kejayaan mereka pun hanya berlangsung sebentar dan kerajaan mereka terbelah dua.  Kerajaan Israil di Utara dan Kerajaan Yehuda di Selatan. Kedua kerajaan itu pun terbelit konflik internal dan perseteruan antar keduanya.  Bangsa pagan pun ikut berperan dalam keruntuhan kejayaan Bani Israil.  Bahkan kerajaan Israil di Utara pun sampai hancur dan kesepuluh suku yang mendukungnya lenyap sehingga disebut The Lost Tribe of Israel.


Kembali bangsa Israil yang tersisa, suku Yehuda dan Bunyamin, tercerai berai.  Mereka pun jatuh berulang kali ke dalam cengkeraman bangsa pagan seperti Babylonia, Assyiria, Persia dan Romawi.    Penderitaan dan penjajahan yang mereka alami menyebabkan mereka merindukan seorang juru selamat yang akan mengulangi kembali kejayaan mereka di zaman dahulu.  Si pengembara, yang diperankan oleh Kevin Costner, merupakan personifikasi dari juru selamat kaum Yahudi.

 

Bani Israil disebut berulang kali dalam Al Quran sehingga para sahabat pun merasa heran.  Mereka bertanya apakah Al Quran ini diturunkan untuk nabi Musa.  Al Quran menerangkan begitu banyak tentang Bani Israil agar umat Islam mengambil pelajaran dan sejarah kehidupan mereka.  Jonru, seorang trainer kepenulisan, pernah bilang bahwa kita bisa belajar dari tulisan yang bagus tapi kita bisa belajar lebih banyak dari tulisan yang jelek. Bisa jadi hal yang sama terjadi pada sejarah Bani Israil.  Kita bisa belajar banyak dari orang baik, namun kita bisa belajar lebih banyak dari orang jahat.  Jadi, sejelek-jelek film Holywood, masih ada hal-hal yang bisa kita pelajari dari sana. Namun, pikiran harus tetap kritis dan hati selalu wasapda.  Bukankah kita tahu siapa yang ada di balik film-film tersebut?

 

Semoga bermanfaat   by Muhammad Nahar

 

Referensi

Buku:
Zionisme: Gerakan Menaklukkan Dunia, ZA Maulani

Film:

Waterworld: 1995
Ten Commandments: 1956

Situs:
 
http://www.imdb.com/title/tt0114898/
 
http://en.wikipedia.org/wiki/Kingdom_of_Israel_%28united_monarchy%29

http://en.wikipedia.org/wiki/Israelites

http://www.tragedipalestina.com/sejarah.html

http://www.almanhaj.or.id/content/2105/slash/0 

Senin, 15 November 2010

[30 Days MEME] Day 1 Your Favorite Songs

Yang namanya lagu identik dengan emosi, sama sama vibrasi energi kehidupan

Selera musik saya sendiri entah sudah berapa kali berubah

saat SD nge-fans sama God Bless, terutama Ahmad Albar, Ian Antono dkk.  Sejak beli album God Bless 88, langsung suka habis sama lagu-lagunya seperti Rumah Kita, Kisah damai yang hilang dan sebagainya.  Sebagian lagunya memang bertema kritik pada peperangan yang saat itu  banyak melanda dunia, contohnya lagu yang berjudul Bla .. bla .. bla

Hantam kiri kanan persetan
Penting tahta bertabur intan
Lagu kematian lantang dan bergema
Karena senjata ... karena bla..bal..bla..

Hantam kiri kanan persetan
Penting tahta bertabur intan
Lagu perdamaian hilang tak bergema
Karena Senjata, karena kuasa,
karena bla .. bla .. bla ..

Saat SMP beda lagi, saat itu karena gaul sama teman-teman yang dari kalangan menengah ke bawah jadi suka sama lagu2 Iwan Fals.  Suara rakyat kecil dari gang-gang kumuh, terminal becek dan berbau, lokalisasi pelacuran terdengar bersama alunan lagu.  Seakan membawa pesan dari kehidupan mereka yang serba susah dan terjepit oleh kemiskinan.  

Setelah mendekati selesai SMP, selera musik malah berubah jadi ber-metal ria .. terutama Manowar dan Gun's n Roses, lagi-lagi ketularan teman.  Karena jauh sebelumnya sudah kenal Mitologi Nordic, maka kurang lebih tahu makna lagu2 Manowar.  Setelah SMA beralih ke nasyid, waktu itu masih berupa foto kopian teks lyric nasyid, belum disimpan dalam bentuk kaset.  Anehnya, setelah selesai SMA malah senang lagu-lagu lama .. sampai sekarang.  Waktu itu radio favorit saya Delta FM, yang selalu menyayangkan lagu-lagu oldies...

Setelah jadi relawan di beberapa komunitas, lagu-lagu iwan Fals yang sempat jadi favorit waktu kecil terngiang lagi.  Berikut beberapa potongannya:



Lelaki kecil usia belasan
Rokok ditangan depan kedai tuak
Disela gurau tiga temannya
Di atas koran asyik main domino

Di lokalisasi pinggiran kota
Yang nama dosa mungkin tak bicara
Neraka poster indah
kamar remang
Engkau lahir lelaki
kecil malang

Potongan lagu Gali Gongli di atas mengisahkan tragisnya anak yang lahir dari seorang pelacur di sebuah lokalisasi.  Sejak lahir dan saat bertumbuh besar selalu disuguhi pemandangan aktifitas sehari-hari di lokalisasi tersebut.  Sehingga seakan masa depan tak berpihak lagi padanya.   Perjudian, rokok bahkan minuman keras sudah menjadi bagian dari kehidupan anak itu sehari-hari.  Saat mendengar pemaparan mbak Sinta Yudisia saat melakukan penelitian untuk membuat Novel Existere di IBF beberapa waktu yang lalu, lagu itulah yang terngiang di pikiran saya.  

Kau reguk habis semua doa doa
Dari surau depan rumah yang kau sewa
Tak terasa surya duduk di kepala
Azan subuh masih di telinga

Terdengar renyah tawa gadis sekolah
Menyibak tabir cerita lama
Didepan retaknya cermin yang telah usang
Menari dia seperti dahulu

Kisah seorang pelacur/WTS yang menyesali hidupnya.  suara anak-anak sekolah mengingatkan dia akan masa lalunya hingga dia terbawa kenangan, namun apa daya semua telah berlalu.  

Nak Berhentilah
Jangan Sekolah Bapakmu Sudah Tak Kerja
Nak Jangan Menangis
Memang Begini Keadaannya

Pangkalan Jatah Ditoko Toko dan Diparkiran
Sudah Bukan Milik Bapak Lagi

Nak Mari Berdoa
Agar Bapak Selamat Dari Penembakan
Berita Gencar
Disetiap Lembaran Koran
Tentang Dibunuhnya Para Bromocorah

Kalau yang di atas lagu tentang anak seorang bromocorah atau penjahat kelas berat.  Saat masa jaya si bapak telah berlalu, si anak dan ibunya tidak tahu harus berbuat apa.  entah besok lusa makan apa atau tinggal di mana.  Reproduksi sosial pun terjadi, walau si ibu sudah berpesan agar si anak tidak ikut jejak si bapak .. namun apalah arti pesan itu dibandingkan lingkungan yang kejam dan keras serta desakan kebutuhan yang tidak kenal kompromi.  

Pendek kata, lagu-lagu Bang Iwan sebagian besar berisi kritik sosial yagn bisa bikin merah membara telinga penguasa, apalagi yang zalim. Yang mungkin sama-sama kita kenal, dan sangat mengena pada kondisi sekarang adalah Wakil Rakyat:

Saudara dipilih bukan di lotere
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam juara he eh juara hahaha

Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Disana di gedung DPR

Dihati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam

Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”

Terkadang, makna satu lagu baru saya dapatkan setelah dewasa dan bergaul dengan para relawan kemanusiaan dari berbagai komunitas.  

Kota Adalah Rimba
Belantara Buas
Dari Yang Terbuas
Setiap Jengkal Lorong
dan Pecik Darah
Darah Dari Iri
Darah Dari Benci
Bahkan Darah Dari Sesuatu
Yang Tak Pasti

Lagu diatas berkisah tentang kehidupan keras kaum miskin kota.  Mereka seakan tak berdaya menghadapi kekejaman kemiskinan yang bagaikan serigala yang siap memangsa makanannya tanpa ampun.  

Lagu-lagu bertema kritik sosial ternyata tidak saja ada di Indonesia.  Saat saya menyaksikan film Innocent Voices, saya langsung suka dengan soundtrack film tersebut.  Lagu yagn berkisah tentang orang-orang miskin yang terpaksa tinggal di rumah-rumah kardus yang sangat tidak layak ditinggali.  Namun, mereka tidak punya pilihan sama sekali.  Lagu itu langsugn jadi salah satu lagu favorit saya.  

Qué triste se oye la lluvia en los techos de cartón
qué triste vive mi gente en las casas de cartón
Viene bajando el obrero casi arrastrando sus pasos
por el peso del sufrir,
mira que mucho ha sufrido, mira que pesa el sufrir
Arriba deja la mujer preñada
abajo está la ciudad y se pierde en su maraña
hoy es lo mismo que ayer, es un mundo sin mañana
Qué triste se oye la lluvia en los techos de cartón
qué triste vive mi gente en las casas de cartón
Niños color de mi tierra, con sus mismas cicatrices
millonarios de lombrices, y por eso
qué triste viven los niños en las casas de cartón
qué alegres viven los perros en casa del explotador
Usted no lo va a creer pero hay escuelas de perros
y les dan educación pa' que no muerdan los diarios
pero el patrón hace años, muchos años
que está mordiendo al obrero
Qué triste se oye la lluvia en los techos de cartón
qué lejos pasa la esperanza en las casas de cartón
Fuente: musica.com

ditulis dalam rangka mengikuti 30 Days MEME, Day 1: Your favorit songs.  

Semoga bermanfaat


 

 

[30 Days MEME] The Rules

Baru mau mulai, padahal udah banyak yang buat ... better late than never

semoga bisa memenuhi postingan beruntun ini, Insya Allah.  

Aturannya sih sederhana:

satu hari bikin posting berkaitan dengan topik berikut ini, enggak usah saklek ...

Day 01- Your favourite song
Day 02 - Your favourite movie
Day 03 - Your favourite television programme
Day 04 - Your favourite book
Day 05 - Your favourite quote
Day 06 - Whatever tickles your fancy
Day 07 - A photo that makes you happy
Day 08 - A photo that makes you angry/sad
Day 09 - A photo you took
Day 10 - A photo of you taken over ten years ago
Day 11 - A photo of you taken recently
Day 12 - Whatever tickles your fancy
Day 13 - A fictional book
Day 14 - A non-fictional book
Day 15 - A fanfic
Day 16 - A song that makes you cry (or nearly)
Day 17 - An art piece (painting, drawing, sculpture, etc.)
Day 18 - Whatever tickles your fancy
Day 19 - A talent of yours
Day 20 - A hobby of yours
Day 21 - A recipe
Day 22 - A website
Day 23 - A YouTube video
Day 24 - Whatever tickles your fancy
Day 25 - Your day, in great detail
Day 26 - Your week, in great detail
Day 27 - This month, in great detail
Day 28 - This year, in great detail
Day 29 - Hopes, dreams and plans for the next 365 days
Day 30 - Whatever tickles your fancy

diposting duluan untuk pengingat, nanti dikerjakan satu demi satu 

Minggu, 14 November 2010

[Renungan] Bencana dan Pengorbanan

Taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) memiliki akar kata yang sama dengan kata ‘Qurban’ atau Kurban. Ya! kurban yang kita kenal dengan cara menyembelih hewan seperti domba, kambing, kerbau, sapi, atau unta.  Kata Taqarrub dan Qurban berasal dari akar kata qaf-ra-ba, yang berarti dekat. Seperti dalam berkurban yang disyariatkan dalam ajaran Islam, bahkan jauh sebelum itu, seperti dalam kisah dua anak nabiyullah Adam As bahwa qurban adalah pola terbaik yang Allah Swt ajarkan kepada manusia untuk dapat mendekatkan diri kepada-Nya.

Sejarah membuktikan bahwa orang-orang besar yang tercatat di dalamnya adalah mereka yang suka dan rela berkorban.  Mereka mengutamakan orang lain dan siap berkorban demi tujuan besar yang mereka percayai.  Para nabi, pemimpin besar dan para pahlwanan adalah orang -orang yang rela berkorban, bahkan dengan penuh semangat.  

Pengorbanan terbesar sepanjang sejarah dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS.  Beliau rela mengorbankan anak tercinta yang lama sudah dinanti kehadirannya.  Nabi Ismail pun rela disembelih demi melaksankan perintah Allah SWT.  Namun, saat itulah Allah SWT menunjukkan Kasih SayangNya sehingga Ismail pun diganti sembeliha kambing yang besar.  Pengorbanan itu terus dikenang sepanjang masa dalma bentuk ritual pengorbanan Hewan saat Idul Adha.  

Selain pengorbanan maha besar tersebut, masih banyak contoh pengorbanan lain yang tercatat dalam sejarah.  Nabi Yusuf AS rela mengorbankan kebebasannya dan masuk penjara daripada menuruti kehendak istri dari pejabat yang membesarkannya.  Nabi Musa rela meninggalkan kehidupan mewah di Istana Firaun karena peduli pada kaumnya, Bani Israil. Nabi Muhammad SAW juga mengorbankan kehidupan yang relatif nyaman di kalangan kafir Quraisy penyembah berhala demi mendakwahkan Islam.  “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: ‘Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya Aku bertawakkal dan dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.” (At- Taubah [9]: 128-129)

Pengorbanan besar dan berat namun pemuh kemuliaan bukan monopoli para Nabi. Kaum Muhajirin dan Anshor adalah contoh lain pengorbanan yang luar biasa dalam sejarah.  Oragn-orang Madinah yang menjadi penolong kaum Muhajirin disebut kaum Anshor.  Para penduduk kota itu rela membagi harta kesayangan mereka dengan saudara-saudara barunya.  Demikian pula dengan para pahlawan bangsa yang berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan.  Mereka rela mengorbankan jiwa raganya demi lenyapnya penjajahan dari bumi nusantara tercinta ini.  

Bencana yang melanda negeri ini memang sempat tertutup pemberitaan-pemberitaan yang lain.  Mulai dari kedatangan Presiden negara adidaya nan jumawa, yang suka makan bakso, sate dan nasi goreng hingga mafia pajak seribu wajah. Namun, keadaan para pengungsi sebenarnya tidak bisa ditutupi isu apapun juga. Kehidupan mereka yang hancur berantakan dilanda bencana tidak mungkin dipulihkan hanya dalam waktu semalam.  Perlu waktu lama dan biaya yang besar untuk megembalikan kehidupan masyarakat agar pulih sperti sedia kala, bahkan kalau bisa lebih baik lagi.  Bantuan yang mereka butuhkan masih besar sehingga ladang amalnya pun besar.  Semangat berjuang dan berkorban tidak boleh kendur demi kemaslahantan sesama.  

Idul Adha adalah bagian dari ritual agama Islam yang harus dilaksanakan sesuai tuntunan syariat.  Namun, semangat berkorban harus terus ada sepanjang hayat masih dikandung badan.  Apalagi dengan adanya beragam bencana yang datang silih berganti.  Adalah bencana yang lebih besar lagi apabila semangat berkorban itu menjadi redup. Kepedulian pun hilang bagai lilin padam ditiup angin.  

Pengorbanan adalah harga yang harus kita bayar untuk mensyukuri nikmat Allah SWT yang bahkan tak dapat kita hitung.  Mulai dari udara yang kita hirup, makanan yang kita makan dan masih banyak lagi.  Sungguh, pengorbanan kita sangat tidak sebandiing dengna semua nikmat anugerahNya.  Bahkan bukan tidak mungkin di luar sana ada banyak orang yang tingkat pengorbanannya jauh lebih tinggi dari pengorbanan kita.  Arvan Pradiyansyah, dalam sebuah talkshow di radio swasta, pernah mengatakan bahwa tidak ada makan siang yang gratis di udnia ini.  Namun, kita diberi pilihan untuk menikmati dahulu atau membayar dahulu.  Membayar dulu disebut investasi dan menikmati dahulu bakal kena pembayaran di belakang yang disebut biaya.  Dan biaya selalu lebih besar daripada investasi.  Sehingga bisa kita simpulkan bahwa pilihan kita hanya dua: berkorban atau menjadi korban.  Dan menjadi korban jauh lebih berat daripada berkorban sejak awal dengan niat ikhlas hanya mengharap ridho Allah SWT. Orang yang enggan berkorban sesungguhnya sedang melakukan pengorbanan yang sia-sia.  Bahkan,  yang dikorbankan adalah dirinya sendiri.   

Semoga bermanfaat

Kamis, 11 November 2010

Hikmah di balik bencana dan aksi kerelawanan

Bencana demi bencana datang silih berganti melanda negeri ini.  Disamping menghasilkan penderitaan dan duka cita mendalam, juga membuka ladang amal yang luar biasa besarnya bagi segenap rakyat negeri ini.  Bencana menyadarkan kita bahwa di luar sana masih banyak mereka yang menderita.  Walau mungkin ada yang merupakan peringatan atau bahkan Adzab dariNya, namun hal itu tidak boleh menyurutkan kita dari membantu mereka.  Bencana juga mendidik kita untuk tidak terlalu mudah marah terhadap hal-hal kecil yang menjengkelkan dalam hidup, baik dalam keluarga, di kantor atau tempat kerja, perjalanan dan sebagainya.  Terkadang, masalah-masalah sepele seperti channel TV, ballpoint atau bahkan sendal jepit sudah cukup membuat kita marah-marah tidak karuan.  Di mana rasa syukur kita terhadap apa yang masih ada pada diri kita, paling tidak kita masih hidup dan masih sehat.  Masih bisa berbuat banyak bagi sesama, terutama yang  terkena bencana.  Bang Gaw, seorang relawan senior, pernah bilang "kita memang sudah berbuat baik, tetapi masih banyak hal baik yang belum kita perbuat".

 

Aksi Kerelawanan
 

Di sisi lain, bencana memberi kesempatan pada manusia untuk menabung pahala dan energi kebaikan sebanyak mungkin.  Penanganan bencana bukanlah proses sekali jadi namun perlu banyak tahapan seperti emergency, recovery dan sebagainya.  Banyak diantara para relawan adalah orang-orang yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Mereka tentu tidak bisa bersedekah sebanyak orang-orang kantoran atau pengusaha kaya berpenghasilan besar.  Mereka pun tidak punya ilmu agama yang cukup untuk berdakwah di mimbar-mimbar.  Ibadah harian mereka pun mungkin sangat terbatas, sekedar bisa menggugurkan ritual-ritual yang wajib saja sudah bagus.  Mereka mungkin hanya punya kekuatan fisik untuk mengevakusi korban ataupun membantu mengangkat barang-barang di posko atau pengungsian.  Bisa jadi, kesempatan mereka untuk mengumpulkan sebanyak mungkin kebaikan ada di dalam lokasi-lokasi bencana.  Setiap kali manusia berbuat kebaikan, maka kebaikan itu akan terseimpan dalam bentuk energi positif. Apabila perbuatan yang dilakukan sebaliknya, maka dia pun akan tersimpan dalam bentuk energi negatif.  Kedua macam energi itu bisa mencair dan kembali pada pemiliknya.  Energi positif dalam bentuk 4TA (harta, tahta, kata dan cinta) dan energi negatif dalam bentuk bencana dan kemalangan.

 

Terkadang ada yang membanding-bandingkan antara mereka yang terjun langsung ke lokasi bencana dengan yang hanya menyumbang dana, bahan pangan atau barang-barang.  Mereka beranggapan bahwa yang terjun ke lokasi bencana amal sholehnya lebih besar daripada yang sekedar menyumbang donasi.  Sesungguhnya, kita tidaklah mampu mengukur pahala orang lain.  Yang terbaik adalah mengetahui apa yang kita dapat lakukan dan melakukannya, walau dalam pandangan manusia tidaklah besar.  Bantuan sekecil apapun sangat berarti dalam kondisi seperti sekarang ini.  Namun penghargaan atas sekecil apapun kebaikan bukan alasan untuk hanya menyumbang lebih sedikit daripada yang kita mampu.

 

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl:97)

 

Sesungguhnya, apapun yang kita lakukan dan sumbangkan kepada para korban bencana alam tersebut adalah tindakan kerelawanan.  Kerelawanan seharusnya menjadi bagian penting dari gaya hidup kita.  Dari depan komputer kita yang tersambung ke jaringan internet saja sudah tak terhitung banyaknya aksi kerelawanan yang bisa kita lakukan.  Sekedar memberi tahu teman-teman kita mana komunitas, lembaga dan yayasan terpercaya yang bisa menyalurkan bantuan kita pun merupakan aksi kerelawanan.  Di kota-kota besar, banyak sekali orang yang sudah tergerak hatinya untuk peduli pada sesama, namun belum tahu kemana harus menyalurkan bantuan.  Mari kita bantu mereka dan sesungguhnya perbandingan yang paling akurat hanya ada pada pada Allah SWT yang Maha Mengetahui .   "A laisallahu bi ahkamil haakimiin" Bukankah Allah seadil-adilnya hakim? (Qs. At Thiin 8)

 

"Relawan yang baik adalah yang tahu persis apa yang akan dan bisa dikerjakannya. Ketika berada di lokasi bencana ia tidak bingung dan tidak banyak bertanya apa yang mesti dikerjakan, ia bisa melihat kemampuannya sendiri dan menempatkan dirinya secara tepat sesuai kemampuannya itu. Dalam hal ini termasuk para dermawan yang secara ikhlas dan sadar diri tidak terjun langsung ke lokasi bencana lantaran khawatir justru merepotkan tim yang tengah bekerja." Kutipan dari tulisan Bayu Gawtama itu menyadarkan kita bahwa tidaklah terlalu penting di posisi mana kita berada. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana tanggung jawab dan peranan kita dalam posisi tersebut.  Biarpun kita berada jauh dari lokasi bencana namun apabila kita terus bekerja dan menyumbangkan segala yang kita mampu dan punya, maka sesungguhnya kita pun bagian dari para relawan itu.  Semoga Allah SWT yang Maha mengetahui lagi Maha Menilai diri kita membalas dengan balasan yang terbaik dunia dan akhirat. Amiin

 

--------------------------------

 

Kehidupan sering berlaku

dengan cara yang sulit kita mengerti

maksudnya.

 

Tetapi, jika hati kita ikhlas,...

kita akan melihatnya sebagai

CARA TUHAN MENUNTUN KITA

MENUJU JALAN YANG LURUS,

jalan yang diberkati nikmatnya kedamaian

dan kesejahteraan,

dan nikmatnya kewenangan

memimpin kehidupan yang bernilai.

 

Karena ini semua

adalah atas kehendak Tuhan,

marilah kita berlaku lebih patuh.


Mario Teguh

untuk teman-teman yang ingin belajar menjadi seorang Relawan, silahkan menuju album yang satu ini

[Renungan] Bencana dan Interaksi Energi

Nikola Tesla noted: "A single ray of light from a distant star falling upon the eye of a tyrant in bygone times may have altered the course of his life, may have changed the destiny of nations, may have transformed the surface of the globe, so intricate, so inconceivably complex are the processes in Nature."

Nicola Tesla



Beragam pendapat tentang bencana mewarnai hari-hari kita belakangan ini.  Mulai dari pendapat yang mengatasnamakan agama dengan mengutip dalil-dalil kitab suci sampai yang materialistik murni.  Ada pihak yang mengatatakan bahwa Tuhan menghukum manusia karena dosa-dosa mereka dengan adanya baencana-bencana ini.  Ada pula yang berpendapat bahwa semua ini hanyalah kebetulan semata. Tidak ada hubungan sama sekali dengan dosa dan kesalahan manusia.  Sebagaimana banyak orang, terutama yang tak bertuhan, yang berpendapat bahwa alam semesta ini terjadi secara kebetulan.  Jarang sekali ada orang yang menyadari adanya interaksi energi di dalam kehidupan.  Manusia pada umumnya menganggap dirinya sebagai entitats yang terpisah dari alam dan manusia lainnya.  Erich Fromm menyebut fenomena tersebut sebagi keterasingan atau "alienation".  Secara materi, manusia memang terpisah dari lingkungannya, namun sebagai entitas energi dia tidak terpisahkan sama sekali.  Manusia adalah bagian dari energi yang saling berinteraksi dalam bentuk vibrasi atau getaran. SEbagaimana energi alam mempengaruhi manusia, manusia pun mampu mempengaruhi energi alam melalui semua perbuatan tangannya.

 

Manusia telah mengubah wajah dunia sedemikian rupa selama ratusan bahkan ribuan tahun. Bangunan - bangunan megah dan besar didirikan di berbagai tempat di muka bumi ini.  Sebagian bangunan itu hanya diperuntukkan bagi kesenangan dan kebanggaan semata.  Mulai dari istana megah tempat tinggal para penguasa zalim, piramida raksasa yang hanya digunakan untuk menguburkan jasad sang Firaun sampai dengan Mall-mall megah di kota besar.  Semua itu adalah perangkap energi yang menyebabkan vibrasi energi menjadi terhambat.  Bumi yang semakin tua semakin dibebani beban yang makin berat.

 

Sementara itu, banyak gunung-gunung yang diledakkan dan diambil batu-batunya untuk dibuat jalan dan bangunan. Saat saya dan beberapa teman relawan berkunjung ke suatu daerah miskin yg terletak tidak jauh dari jakarta, seorang relawan lokal bercerita tentang keadaan gunung-gunung di sana.  Kata relawan lokal tersebut kira-kira lima tahun lagi gunung - gunung itu akan habis karena terus menerus diambil bebatuannya. Padahal, gunung-gunung adalah pasak-pasak yang menopang permukaan bumi hingga bisa stabil dan nyaman untuk ditinggali makhluk hidup.  Wajah bumi pun semakin lama sekamakin berubah, jauh dari saat dia pertama kali diciptakan.  Dan perubahan pada wajah bumi itu tentu mempengaruhi keseimbangan energinya hingga makin rentan terhadap bencana alam.  Mungkin, sekali lagi mungkin, rumah tempat tinggal kita berdiri di atas batu-batu gunung tadi.  Batu-batu yang seharusnya tetap menjadi penopang bagi keseimbangan materi dan energi bumi tercinta ini.

 
Setiap kali manusia berbuat kebaikan, maka kebaikan itu akan terseimpan dalam bentuk energi positif. Apabila perbuatan yang dilakukan sebaliknya, maka dia pun akan tersimpan dalam bentuk energi negatif.  Kedua macam energi itu bisa mencair dan kembali pada pemiliknya.  Energi positif dalam bentuk 4TA (harta, tahta, kata dan cinta) dan energi negatif dalam bentuk bencana dan kemalangan. Kita tidak tahu pasti apa sajakah yang pernah terjadi di wilayah bencana tersebut.  Bisa jadi banyak orang yang menabung energi negatif karena menzalimi sesama dan alam semesta.   Sehingga, atas izin Allah SWT, terjadilah pencairan banyak energi negatif sekaligus dalam bentuk bencana.  Kita tentu telah mengetahui bahwa kezaliman telah terjadi hampir di seluruh tempat di muka bumi ini. Ditambah lagi dengan ketidakpedulian orang pada sesama manusia.  Mereka yang berbuat maksiat, zalim dan jahat dibiarkan saja, yang penting tidak mengganggu saya.

Sesungguhnya, dalam setiap kemaksiatan akan selalu ada pihak yang terzalimi.  Ada orang tua yang prihatin pada anak-anaknya kecanduan narkotika atau minuman keras yang dijual bebas.  Ada guru atau pendidik yang kesulitan mendidik dan mengajar anak didiknya karena mereka enggan belajar.   Ada istri yang suaminya  berselingkuh atau lebih suka jajan di tempat-tempat pelacuran dan sebagainya.  Semua itu membuat pencairan energi negatif bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.  Mulai dari kecelakaan kecil yang hanya menyebabkan sedikit korban terluka hingga bencana masif yang melenan ratusan atau bahkan ribuan korban jiwa.  Sehingga, pesan Ebiet dalam lagunya sangat penting untuk kita simak dan ambil hikmahnya ".. yang terbaik hanyalah, segeralah bersujud mumpung kita masih diberi waktu .... "

Allah SWT tidak ingin kita mengeluh dan merintih namun Dia ingin agar kita memaksimalkan apapun yang dianugerahkan kepada kita agar kita bangkit dan berprestasi. Semua yang menjadi kehendakNya adalah pendidikan bagi kita semua. Sebagimana kata Rabb menurunkan kata-kata Tarbiyah atau pendidikan, Murabbi atau pendidik dan Mutarabbi atau peserta didik.  Akal memang tidak selalu bisa mencari penyebab dari semua ini, karena akal yang menuntut untuk dipuaskan adalah akal yang diperbudak ego dan hawa nafsu. Akal yang sehat adalah akal yang selalu mencari hikmah di balik setiap peristiwa dan memanfaatkan peristiwa2 itu demi kebaikan sesama dan pengembangan diri yang optimal.  Akal yang diterangi cahaya nurani yang jernih bersumber dari hati yang selalu berbaik sangka atau khusnudzon kepadaNya.

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al Baqarah:32)

Semoga bermanfaat

Senin, 08 November 2010

Louis Amstrong i Michael Moore




Ini dia ... Video yang seharusnya diputar saat menyambut Obama .. just enjoy it, if you can Sir .. HA HA HA HA "diabolical laugh"

Kamis, 28 Oktober 2010

[Lomba Menulis Teman Maya] Belajar kerelawanan bersama Bang Gaw

Saya pertama kali mengenal Bayu Gawtama yang lebih akrab dipanggil bang Gaw dari MP beliau dan langsung suka dengan tulisan-tulisan yang diposting.  Kesempatan kopdar pertama, yaitu pada acara Lebaran bareng anak yatim, terlewatkan karena saya sakit cukup parah pada waktu menjelang Idul Fitri tahun 2008 lalu. Saya baru bisa bertemu dengan bang Gaw di masjid Al Azhar pada waktu persiapan Qurban bersama Relawan Pelangi tahun 2008 di desa Jagabita.  Desa tersebut terkenal sebagai Kampung Pesakitan karena banyak sekali orang-orang yang terserang berbagai macam penyakit seperti TBC, liver, kaki gajah dan sebagainya.  Anak-anak penderita gizi buruk di kampung-kampung di daerah itu mencapai ratusan orang. Para anggota relawan pelang sendiri sekarang mendirikan Yayasan Sahabat Peduli Generasi Mandiri. Kegiatan pertama Yayasan tersebut adalah Life Skill Camp 1 di Desa Wisata, Taman Mini. Saya sendiri berkesampatan mempraktekkan ilmu Spiritual Emotional Freedom Technique pada para peserta pelatihan tersebut, terutama yang sedang jatuh sakit. Kisahnya bisa dibaca di tulisan yang ini.  Selain itu, saya juga sempat kopdaran dengan Bang Gaw di luar Jakarta, yaitu saat gempa besar melanda kota Padang beberapa waktu yang lalu.  Saat itu kami sama-sama bertugas menjadi relawan, namun beda pekerjaan. Saya sendiri ditugasi sebagai relawan bagian recovery, yaitu tim Trauma healing dengan beberapa teman alumni pelatihan SEFT.

Bang Gaw juga pernah mengatakan bahwa "Kita tidak akan pernah kehilangan kesempatan untuk berbuat baik kepada orang lain. Dengan cara apapun yang kita bisa, sekecil apapun, selalu niatkan untuk terus meringankan beban orang-orang di sekitar kita. Sebab, kita tidak akan pernah tahu kapan kita memerlukan bantuan orang lain. Dan disaat kita benar-benar memerlukan, akan ada ‘malaikat-malaikat’ yang datang menawarkan bantuan." Hal itu terbukti saat seseorang menanyakan pada bang Gaw mengapa belum menulis lagi, padahal saya penggemar tulisan-tulisan anda. Bang Gaw bilang saat itu laptop-nya rusak karena dipermainkan anaknya.  Orang itu mengajak bang Gaw ke sebuah toko komputer dan tiba-tiba memintanya memilih sebuah laptop yang dia inginkan.  Benar-benar merupakan suatu keberuntungan yang tidak merupakan kebetulan. Bisa jadi hal itu merupakan pencairan energi positif yang sudah dikumpulkan Bang Gaw selama ini.  Selain itu, keberuntungan itu juga didukung oleh background Bang Gaw yang pernah menjadi wartawan sehingga tulisan-tulisannya dibaca dan diminati banyak orang.  

Ketrampilan Bang Gaw dalam menulis telah membuatnya mampu menghasilkan beberapa buah buku dengan judul kontemplatif, seperti Tangan Allah di seutas tali, Lelaki 11 Amanah, Berhenti Sejenak dan beberapa yang buku lain.  Buku Tangan Allah di seutas tali terinspirasi pada pengalaman Bang Gaw sendiri.  Saat itu Bang Gaw dan  beberapa relawan emergency dari ACT sedang bertugas di suatu daerah yang dilanda banjir.  Saat membawa pengungsi, perahu mereka hanyut dan hampir terbawa ke sebuah sungai yang besar dan deras sehingga kemungkinan selamat sangat kecil. Saat itulah mereka berpegangan pada tali jemuran yang tipis namun entah kenapa tali itu cukup kuat untuk menahan berat perahu karet tersbut.  Padahal arus banjir sangat kuat seakan hendak menyeret perahu itu ke sungai.  Pada keesokan harinya, tali itu putus saat digunakan beberapa anak sekolah untuk menyebrang.  Sungguh, kekuasaan Allah SWT jauh melebihi dan melampaui akal dan logika manusia.  

Menurut bapak Jamil Azzaini, seorang trainer senior dari Kubik Leadership, apabila seseorang berbuat baik, kebaikan itu akan tersimpan dalam bentuk energi positif.  Suatu saat energi positif itu akan cair dalam bentuk harta (uang/kekayaan) tahta (kedudukan), kata (ilmu pengetahuan) dan cinta (kasih sayang dari sesama). Sebaliknya, jika kita berbuat keburukan, hal itu akan tersimpan dlm bentuk energi negatif.  Suatu saat energi tersebut akan cair dalam bentuk musibah, bencana dan hal-hal buruk lainnya.

Bang Gaw juga merupakan salah satu penggagas program Universitas Kerelawanan, suatu program edukasi relawan yang diadakan oleh Aksi Cepat Tanggap.  Program ini bertujuan mengedukasi para relawan agar memiliki motivasi, spirit dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas kerelawanan di lapangan. Baik di dalam lokasi bencana ataupun di luar. Sesungguhnya, kerelawanan adalah bagian yang penting dari gaya hidup seseorang yang ingin meraih kesuksesan dan keberkahan baik di dunia dan akhirat. 

Menurut Bang Gaw, keterpanggilan adalah sarat utama menjadi relawan.  Seseorang bisa saja memiliki segudang keterampilan dan kemampuan yang lebih dari cukup dan bahkan diatas rata-rata kebanyakan orang lain.  Tetapi apabila tidak merasa tersentuh oleh keadaan sekitar, tidak merasa terpanggil oleh peristiwa kemanusiaan meskipun berlangsung di depan matanya maka takkan pernah terukir jejak kerelawanan di dirinya.  Namun, apabila keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya minim atau bahkan tidak ada, yang terjadi adalah dia malah merepotkan para relawan yang lain. Alih-alih membantu, dia malah yang harus dibantu, bahkan mungkin sampai terpaksa harus dipulangkan.  Kekuatan emosi yang timbul dari keterpanggilan tadi harus disalurkan dengan mempelajari ketrampilan dan melatih kemampuan yang dibutuhkan oleh seorang relawan.  Tulisan lengkapnya bisa dibaca di situs ini.  Brosur Universitas Kerelawanan dapat dilihat di album yang ini.

Bang Gaw pun pernah menasihati saya saat curhat soal patah hati karena ditolak sesama anggota sebuah komunitas yang saya ikuti.  Kata Bang Gaw dengan gaya betawinya "Har, ente kalau mau pergi ke luar negeri lihat kemampuan. Mungkin ente mau ke Prancis tapi gak bisa bahasa Prancis dan gak punya cukup duit. Mungkin ente mau ke Spanyol, walaupun bisa bahasa Spanyol, tapi gak punya cukup ongkos.  Kenapa gak coba ke Malaysia, ente kan bisa bahasanya dan ongkosnya terjangkau." Suatu nasihat yang bijak dan alhamdulilah bisa saya terima dengan baik sehingga beban di hati pun terlepaskan dengan lega. Sebagai sesama penggemar Ebiet G. Ade, saya dan Bang Gaw pun akhirnya nyanyi bareng "cinta yang kuberi, sepenuh hatiku, entah yang kuterima aku tak peduli ... dst.  Belakangan, saya  baru tahu makna dalam yang terkandung dalam lagu tersebut.  Tulisan tentang makna lagu itu ada di sini.   

Berkat bang Gaw pula, saya pun semakin yakin bahwa pilihan saya untuk mengambil jalur pengabdian di bidang sosial dan kerelawan tidaklah salah, Insya Allah. Melalui pengabdian pada sesama, cinta itu pun akan mewujud dengan sendirinya.  Energi cinta yang terpancar dari luka batin patah hati mewujud dalam pekerjaan sosial kemanusiaan dalam dunia kerelawanan.  Erich Fromm, seorang filsuf, sosiolog dan ahli psikoanalisa dari Jerman pernah  mengatakan "Jika aku berkata aku mencintaimu, maka sesungguhnya aku mencintaimu dalam diri semua manusia, dalam diri semua yang hidup dan dalam diriku sendiri".  Bahwa sesungguhnya kekasihmu berada dalam diri setiap manusia dan engkau akan selalu bisa berbuat baik dan memberi kepada kekasihmu melalui diri setiap orang.  Kekasihmu mungkin tidak mengetahui kebaikan-kebaikanmu dengan sesama manusia, mungkin dia tidak akan pernah tahu.  Namun, pancaran energi kebaikan itu cepat atau lambat akan mencapainya, mengetuk lembut pintu hatinya dan bukan tidak mungkin keajaiban demi keajaiban akan terjadi.  Keajaiban yang tidak dapat dijelaskan dengan logika atau kata-kata.  Begitu banyak orang-orang yang menderita di negeri ini sehingga kita tidak akan pernah kekurangan kesempatan berbuat kebaikan. Sehingga, bukanlah penderitaan mereka yang perlu kita tangisi namun ketidakmampuan atau keengganan kita melakukan yang terbaik untuk merekalah yang seharusnya kita sesali.  Sebagaimana sering diucapkan bang Gaw, "kita memang sudah berbuat baik, tetapi masih banyak hal baik yang belum kita perbuat".

Semoga bermanfaat

Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti Lomba Menulis Tentang  Persahabaan di  Dunia Maya  yang diadakan oleh Mbak Dewayanie

Jangan ragu ikut lomba menulis di internet, menang atau kalah sama- sama anugerah

Posting sambil menyenandungkan lagu Ebiet G. Ade - Apakah ada bedanya

    Apakah ada bedanya hanya diam menunggu
    dengan memburu bayang-bayang? Sama-sama kosong
    Kucoba tuang ke dalam kanvas
    dengan garis dan warna-warni yang aku rindui

    Apakah ada bedanya bila mata terpejam?
    Fikiran jauh mengembara, menembus batas langit
    Cintamu telah membakar jiwaku
    Harum aroma tubuhmu menyumbat kepala dan fikiranku

    Di bumi yang berputar pasti ada gejolak
    Ikuti saja iramanya, isi dengan rasa
    Di menara langit halilintar bersabung
    Aku merasa tak terlindung, terbakar kegetiran
    Cinta yang kuberi sepenuh hatiku
    Entah yang kuterima aku tak peduli,
    aku tak peduli, aku tak peduli

    Apakah ada bedanya ketika kita bertemu
    dengan saat kita berpisah? Sama-sama nikmat
    Tinggal bagaimana kita menghayati
    di belahan jiwa yang mana kita sembunyikan
    dada yang terluka, duka yang tersayat, rasa yang terluka  

INDONESIA MENCARI RELAWAN




INDONESIA. Hingga menjelang penghujung tahun 2010 ini, Indonesia kehilangan kurang lebih 191 ribu nyawa akibat bencana alam yang terjadi dalam kurun waktu 30 tahun terakhir (1980-2010) berdasarkan kalkulasi Indeks Resiko Bencana Alam Maplecroft, Inggris. Jumlah ini belum menggambarkan korban bencana sosial yang justru disinyalir lebih besar bahkan bisa mencapai lebih dari dua ratus atau tiga ratus kali lipatnya. Sebagaimana bencana alam, bencana sosial pun di Indonesia tak kalah banyak variannya. Ada kemiskinan, pengangguran, kelaparan, kesehatan, kebodohan, konflik sosial, kerusakan lingkungan dan masih banyak lagi.

Kondisi ini jelas membuat kita, sebagai bagian dari masyarakat Indonesia merasa prihatin sekaligus tergugah untuk melakukan apa yang kita mampu. Yang jelas kita mencintai Indonesia. Meskipun terlalu banyak hal yang mesti dibenahi, bahkan hamper di semua aspek kehidupannya. Rasanya justru inilah saat terbaik bagi kita untuk berbuat untuk Indonesia.

MENCARI. Ya, Indonesia mencari orang-orang yang peduli karena panggilan jiwanya untuk memberikan solusi kemanusiaan dan berkontribusi positif bagi kemajuan pembangunan dan kemandirian Indonesia. Tidak sekedar mencari, bahkan memanggil, sambil terus menunggu kehadiran sekaligus mengharap dedikasi jiwa-jiwa peduli Indonesia yang dengan semangat pengorbanannya membantu memperbaiki Indonesia. Dengan kerja-kerja nyata mereka memulihkan sekaligus memuliakan korban bencana. Dengan semangat kepedulian mendedikasikan karya tanpa harus diliput media.

RELAWAN. Sosok inilah yang dicari. Relawan ibarat mata air yang jernih di musim kemarau. Kehadirannya menjanjikan kesejukan dan optimisme bagi Indonesia. Merekalah pejuang sejati, yang sangat dibutuhkan saat ini, merekalah pahlawan Indonesia masa kini. Relawan Indonesia yang berjuang tanpa pamrih membangun Indonesia dalam semua bidang kehidupannya.

Akan tetapi, relawan yang dimaksud Indonesia adalah relawan professional yang membangun berdasarkan ilmu dan skill, sekaligus pengalaman professional. Bukan sekedar bekerja saja, akan tetapi yang mampu mengorganisir pekerjaannya. Akhirnya, edukasi relawan menjadi kebutuhan Indonesia saat ini.

Universitas Kerelawanan (UK) sebagai sebuah sentra edukasi terpadu (integrated learning) tentang kerelawanan di Indonesia. Dengan sistem pembelajaran efektif melalui sharing, studi kasus dan praktek kerja relawan di dunia kemanusiaan. Sebuah program edukasi kerelawanan untuk meningkatkan pengetahuan relawan, memelihara motivasi dan semangat kerelawanan sekaligus tempat berbagi dan sharing ilmu, wawasan, pengetahuan dan pengalaman praktis tentang dunia kerelawanan di ranah kemanusiaan dalam lingkup nasional, regional dan bahkan lingkup global. Dibuka UK Angkatan II.



Kampus Universitas Kerelawanan,

Graha ACT – Aksi Cepat Tanggap,

Komplek Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok B 8-9,

Jl. Ir. H. Juanda No. 50, Ciputat, Banten – Indonesia

Hotline 0217414482 Fax 0217420664

Info lebih lanjut: Sukorini, 081363882140

atau email: universitaskerelawanan@yahoo.com

http://actforhumanity.or.id/

Bismillaahirrahmaanirrahiim Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh Arrahman Peduli menggugah saudara saudari sekalian bagi yang berkelapangan dan mau menyisihkan rizkinya untuk membantu saudara - saudara kita yang terkena musibah gempa & tsunami Mentawai dan meletusnya Merapi. Bantuan dapat berupa makanan, makanan bayi & balita, susu (sebaiknya susu cair krn mengingat terbatasnya air bersih), pakaian luar & dalam untuk wanita dan pria (dlm kondisi baru), pembalut wanita, selimut, pakaian bayi & balita, masker, obat - obatan, dll. Atau bisa juga menyalurkan dana bantuan ke rekening Arrahman Peduli di Bank Muamalat, Acc : 0100267071 a.n Bachtiar Nasir. Bagi yang telah mentransfer dananya, mohon menyampaikan konfirmasi ke 081288019000 a.n Lisya. Untuk koordinasi pengiriman barang dapat menghubungi sdr Made : 021-99849629 atau sdri Neni : 08176016535 Posko Arrahman Peduli : jl. Karang Asem No. 23, Kuningan Jakarta Selatan. Semoga Allah membalas segala kebaikan saudara - saudari semua. Jazakumullah Khayran Katsira Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Arrahman Peduli MeMar (Mentawai - Merapi)

Rabu, 27 Oktober 2010

Kunjungan ke Penjaringan tanggal 26 Oktober 2010




Sesudah melaksanakan KKR 1 alias Kuliah Kerja Relawan di sekolah Don Bosco Pulomas, saya dan teman-teman Universitas Kerelawanan angkatan 1, salah satu program edukasi kerelawanan dari Aksi Cepat Tanggap, mampir ke Penjaringan untuk menyumbangkan susu UHT ke sebuah taman bacaan dan TK di sebuah tempat di daerah Penjaringan, dekat tempat pelelangan ikan. Saat itu, daerah sana sedang dilanda banjir sehingga seluruh jalan menjadi "genangan air", kata ahlinye Jakarte nyang bekumis itu.

berikut foto2 yang berhasil ditangkap kamera HP saya, Insya Allah ceritanya segera menyusul.

Semoga bermanfaat untuk membangkitkan kepedulian kita pada sesama, amiin

Jangan biarkan Indonesia dijadikan asbaknya para raksasa industri tembakau yang kayar-raya di atas penderitaan dan penyakit anak, remaja, dan rakyat miskin indonesia. http://www.facebook.com/pages/Tolak-World-Tobacco-Asia-Conference-2010-di-Indonesia/169870019694938?ref=ts&v=wall

Senin, 25 Oktober 2010

[SEFT] Tentang fatwa haram rokok dan terapi untuk menghentikan kecanduan

Repost dari Notes Facebook saya

Malam semakin larut namun kesibukan bapak-bapak anggota Linmas di bangunan itu tidak juga berhenti. Mereka asyik bermain kartu dengan diiringi musik dangdut bercampur disco yang mengajak siapapun yang mendengar untuk ikut bergoyang. Kepulan asap rokok tidak henti-hentinya memenuhi bangunan tersebut, seiring dengan kepulan uap kopi hitam yang menaburkan aroma yang khas dan familiar. orang-orang itu hendak sejenak melupakan kehidupan mereka nan berat dan sulit karena dililit kemiskinan. Bagaikan ular raksasa yang menghancurkan setiap aspek dan sendi dalam kehidupan mereka dan masih banyak lagi manusia yang kurang beruntung di negeri ini.

Begitulah kira-kira penggambaran saya pada suasana malam menjelang acara pemotongan hewan di desa Bahagia, Muara Gembong yang diselenggarakan yayasan sahabat peduli beberapa waktu yang lalu. Rokok seakan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehdupan masyarakat indonesia, terutama kalangan menengah ke bawah. Bahan perangsang itu telah lama dijadikan sebagai obat pembius yang dapat memberikan relaksasi sejenak bagi mereka. Membawa mereka sejenak ke alam mimpi dan fantasy, namun pada akhirnya mencampakkan mereka kembali tanpa ampun ke dalam dunia nyata yang kejam dan tidak berperikemanusiaan.

 

Fatwa haram merokok yang dikeluarkan sebuah ormas besar Islam sesungguhnya merupakan upaya menanggulangi masalah kronis ini. Namun, sebagaimana kita ketahui sebuah fatwa saja tidak cukup untuk menghilangkan masalah kronis yang sudah berurat dan berakar selama berpuluh tahun. Malah banyak pihak yang menentang fatwa itu, terutama dari kalangan industri rokok baik yang rumahan atau pabrikan, tradisional atau moderen.

Bahaya rokok terhadap kesehatan pribadi dan lingkungan sudah lama diketahui banyak orang. Hampir semua perokok sadar, minimal mengetahui, bahaya apa saja yang terkadung dalam batang-batang maut itu. Minimal mereka mengetahui secara general/umum. Namun, seperti yang kita saksikan sehari-hari, ujung batang-batang itu tetap menyala, sambil mengepulkan asap bagaikan hantu pembunuh yang menari-nari menunggu mangsanya jatuh dalam kebinasaan. Asap maut pembawa malaptetaka itu sesungguhnya hanya merupakan puncak gunugn es yang besar. Di bawah puncak tersebut terpendam persoalan psikologis personal dan sosial yang tidak kalah mengerikan.


Para perokok sebagian besar berasal dari golongan menengah ke bawah alias miskin. Mereka seakan bisa merelakan standar kehidupan mereka tidak juga meningkat asalkan bisa memuaskan kecanduan mereka akan rokok. Anak-anak mereka kurang gizi atau bahkan menderita gizi buruk. Pendidikan anak-anak mereka terlantar dan kesehatan anak-anak tersebut terbengkalai. Bahkan, asap rokok yang setiap hari terhisap oleh anak-anak mereka menyebabkan anak-anak itu jadi mudah sakit atau memang sudah sakit.

 

Informasi tentang rokok dan bahaya yang terkadung di dalamnya biasanya sangat minim dan terlalu umum. Bagi mereka, informasi tersebut hampir tidak ada artinya, tidak menggugah kesadaran mereka. Terkadang, mereka belum juga tergerak untuk berhenti justru pada saat tanda-tanda bahaya mulai terjadi, seperti jantung berdebar lebih keras, nafas sesak dan batuk tak kunjung henti. Baru saat semua terlambat, saat mereka harus berurusan dengan dokter dan paramedis, mereka baru ingin berhenti. Saat itu biaya yang harus mereka keluarkan sudah berlipat ganda karena sebagaimana kita ketahui kesehatan telah menjadi industri. Seakan-akan orang miskin dilarang sakit, karena sakit itu mahal. Sangat mahal.

 

Mereka juga belum mengetahui adanya berbagai terapi yang dapat digunakan untuk menanggulangi kecanduan mereka akan rokok seperti SEFT, EFT, TAT, hypnoteraphy dan sebagainya. Seakan-akan kalau sudah kecanduan rokok, seseorang telah divonis kecanduan seumur hidupnya. Memang, terapi-terapi tersebut bukan jaminan seseorang akan bisa berhenti merokok. Tekad yang kuat tetap diperlukan bagi seseorang untuk bisa berhenti dan meninggalkan kebiasaan buruk apapun.

 

Terapi penyelesaian kecanduan merokok dengan teknik SEFT biasanya memiliki tahapan2 sebagai berikut:

 

1. Menghilangkan rasa nikmat merokok.

Tapping atau pengetukan akan memeperlancar saluran energi yang terhambat sehingga terjadi perubahan fisiologis pada diri si perokok. Rasa nikmat rokok akan berkurang bahkan bukan tidak mungkin hilang dan berganti dengan rasa tidak enak, mirip saat si perokok mulai belajar merokok.

 
2. Menghilangkan faktor psikologis yang menyebabkan seseorang merokok.

Kecanduan rokok biasanya merupakan puncak gunung es psikologis. Di bawah puncak tersebut terdapat banyak masalah yang rumit, yang seringkali dihindari dan diredam dengan sensasi rokok. Pada tahap ini, diperlukan kerja sama yang baik antara si perokok dengan terapisnya. Faktor-faktor pemicu kebiasaan merokok harus dituntaskan satu demi satu.

3. Menghilangkan efek teman sejati (Rokok yang telah menyertai hidup pecandunya selama ini)

Selama seseorang masih hidup, akan selalu ada harapan untuk menjadi lebih baik daripada dia di masa lalunya. Allah SWT terkadang menyempitkan atau bahkan menutup pintu rezeki dalam rangka mendidik hamba2Nya, namun Dia tidak pernah menutup pintu taubat. Pintu taubat akan terus terbuka siang dan malam untuk hamba2Nya yang pernah berdosa dan melampaui batas namun tetap tidak berputus asa dari Rahmat dan Ampunan-Nya. Maha Suci Allah SWT dari perbuatan zalim sekecil apapun.

Harapan saya, makin banyak praktisi SEFT dan terapi2 yang lain yang bersedia untuk membantu sesama untuk berhenti merokok atau kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya. Bukankah manusia yang paling baik adalah manusia yang banyak manfaatnya bagi sesama, baik kualitas maupun kuantitasnya.


More Information, please visit

Logos Institute 

Muhammad Nahar (kopiradix) on Twitter

http://twitter.com/kopiradix
me on twitter

yang mau follow silahkan dengan senang hati

Jumat, 22 Oktober 2010

[Pena Lectura] Alternatif untuk berkarya sambil mencerahkan dan menebar manfaat

"kita memang sudah berbuat baik, tetapi masih banyak hal baik yang belum kita perbuat"

Bayu Gawtama

Saya pertama kali mengenal Pena Lectura, kalau tidak salah, sedang mau upload journal ke MP.  Journal itu tentang perjalanan tim Trauma Healing ke Padang pada saat gempa besar beberapa waktu yang lalu. Lalu saya menemukan link menuju journal mbak Gita tentang workshop perdana Pena Lectura di Kuningan, sayang saya lupa yang me-link siapa, he he he.  Karena tempatnya dekat sekali dengan rumah saya, maka saya putuskan untuk ikutan. Kebetulan saat itu saya sedang senang-senangnya belajar menulis demi menyembuhkan patah hati yagn saya alami ...

Alhamdulillah, di workshop tersebut saya mendapatkan pencerahan tentang Creative Non Fiction. Bahwa cerita-cerita nyata bisa dikemas dalam bentuk yang menarik seperti dalam cerpen atau novel.  Sebelum ikut workshop, saya sempat membuat tulisan berdasarkan pengalaman selama di Padang beberapa waktu sebelumnya namun tulisan itu masih berbentuk essay dan kurang memenuhi syarat untuk bisa disebut Creative non fiction.  Sehingga, pada saat pelatihan, saya memperbaiki tulisan tersebut.  Saya sendiri merasa senang karena tulisan saya pun semakin bisa dibaca orang lain dengan nyaman.  

Workshop menarik lainnya yang diadakan Pena Lectura adalah workshop tentang fotografi.  Walaupun termasuk yang agak phobia sama kamera, apalagi yang canggih dan besar serta tombolnya banyak itu, saya tetap ikutan.  Yang paling mengagumkan adlaah foto-foto yang menggambarkan kawasanan kumuh dan miskin yang ada di sekitar kita.  Tentu bukan perkara mudah untuk membawa kamera super mahal ke wilayah-wilayah tersebut.  Semoga foto-foto tersebut bisa menggugah kepedulian yang melihat pada nasib orang-orang yang miskin dan lebih menderita daripada kita.

Sayangnya waktu launching buku Happy Ramadhan with Kids saya tidak bisa datang karena ada keperluan fundrasing bersama Yayasan Sahabat Peduli pada Car Free Day di daerah Thamrin.  Kami sedang mencari dana untuk program LifeSkill Camp 2 untuk anak-anak dhuafa. Saya sendiri diamanahi menjadi terapis yang menterapi orang-orang yang membeli merchandise YSP.  Terapi itu sebagai bonus bagi para pembeli yang menyumbang untuk kegiatan yayasan.   

Untuk berpartisipasi dalam lomba ini, saya baru mampu menyumbangkan satu ide yang ada.  semoga nanti bisa dipertimbangkan dan disinergikan dengan ide-ide lainnya.

Begini idenya:

saat ber-browsing ria, saya menemukan situs nulisbuku.com.  Gak ingat sih kata kunci apa yang dimasukkan ke Google atau dapat situs itu dari link yang mana, tapi sudahlah.  Salah satu pendiri situs itu adalah mbak Aulia Halimatussadiah atau biasa dipanggil mbak Ollie.  Dalam situs yang salah satu pendirinya pernah jadi pengisi acara workshop pertama Pena Lectura itu ada layanan untuk menerbitkan buku sendiri.  Dan yang paling menarik adalah jumlah buku yang bisa diterbitkan tidak harus dalam jumlah eksemplar tertentu.  Satu eksemplar pun tetap bisa diterbitkan. Bahasa kerennya Print on Demand, alias cetak kalau ada pesanan walau cuma sebiji kata orang betawi ..

Situs di atas tentunya bisa jadi alternatif bagi para bloggers yang sudah sangat ingin ingin menerbitkan buku.  Biasanya, kalau mau menerbitkan buku sendiri kan perlu modal cukup besar berhubung percetakan maunya mencetak buku sejumlah tertentu.  Jumlah itu tentunya cukup besar biayanya kalau harus ditanggung oleh kantong pribadi si blogger tersebut.  Sedangkan kalau diterbitkan oleh penerbit, terkadang perlu ada kompromi dengan penulis buku.  Sebagian penulis merasa perlu mempertahankan idelismenya sedangkan penerbit adalah institusi bisnis yang perlu mencari keuntungan.  Sehingga, tidak setiap naskah yang masuk ke penerbit bisa diterbitkan.  Memang, menurut pak Jonru, yang namanya penerbit bukan monster jahat bin kejam pada para penulis.  Penerbit dan penulis adalah mitra kerja yang seharusnya saling menguntungkan.  Namun, tetap saja ada hal-hal tertentu yang menyebabkan naskah tidak lolos.  Salah satunya momentum.  Kalau sekarang kita menerbitkan buku tentang Piala Dunia tentu saja tidak akan laku.  Buku seperti itu hanya laku kalau diterbitkan dan dicetak menjelang dan selama piala dunia, sehingga kalaupun mau diterbitkan harus menunggu sekitar 4 tahun lagi.  Buku kiat meraih Lailatul Qodar tentu sedikit yang mau beli sekarang ini, walaupun tema itu merupakan tema favorit menjelang dan selama Ramadhan.  Lain halnya dengan buku bertema kiat memilih hewan Qurban, bisa jadi buku itu laku keras karena animo orang untuk berqurban sekarang cukup besar dan saat ini Hari Raya Idul Adha hampir tiba.

Atau, bisa jadi dalam buku yang hendak diterbitkan banyak berisi hal-hal yang memang ingin di-share oleh penulisnya di kalangan terbatas.  Misalnya, buku tentang kehidupan sehari-hari yang dikemas dengan teknik Creative Non Fiction yang pernah dibahas dalam Workshop perdana Pena Lectura.  Bisa juga untuk doorprize di acara-acara Pena Lectura. Terbayang betapa senangnya peserta mendapat buku unik yang tidak bisa ditemukan di toko-toko buku.  Walaupun, bagi yang berminat tetap bisa memesan buku tersebut.  Tentu saja alternatif di atas bukan untuk menggantikan penerbitan buku dengan melibatkan penerbit pada umumnya, namun sekedar alternatif yang bisa ditempuh. Sehingga, makin banyak orang yang bisa mendapatkan "Alternatif untuk berkarya sambil mencerahkan dan menebar manfaat" sesuai judul tulisan ini.

Maka, saya kira tema menerbitkan buku dengan cara Print on Demand seperti di atas akan menjadi tema yang menarik untuk dibahas dalam kegiatan-kegiatan Pena Lectura selanjutnya. 

Demikian yang bisa saya sumbangkan untuk Sayembara ultah pertama Pena Lectura semoga makin sukses dengan segala kegiatannya. Karena bukankah, meminjam kata-kata Mas Bayu, “Jika setiap tempat adalah sekolah, maka setiap orang adalah guru".

Semoga bermanfaat

[Tulisan Repost] Menyembuhkan diri dengan memberdayakan energi tubuh


Note: Tulisan ini diikut sertakan pada workshop perdana Pena Lectura beberapa waktu yang lalu dan di-repost di blog ini. Foto di atas dari baksos bersama para alumni pelatihan SEFT Total Solution di Penjara Cipinang dari album yang ini

Semoga bermanfaat

Menyembuhkan diri dengan memberdayakan energi tubuh

Pada umumnya kita hanya melihat sebab dan akibat semata. Pada paradigma energy psychology, diantara sebab dan akibat ada proses antara yang disebut gangguan pada sistem energi tubuh. Setiap penyebab, baik fisik dan emosi, akan menyebabkan gangguan energi tubuh sebelum akhirnya muncul sebagai rasa sakit.

Apabila bagian dari sistem energi tubuh yang terganggu itu sudah normal kembali, maka sakit yang diderita akan berangsur-angsur pulih. Richard Gordon, pendiri Quantum Touch, menegaskan bahwa sesungguhnya semua penyembuhan adalah penyembuhan yang terjadi pada diri sendiri. Tidak ada seorangpun yang mampu menyembuhkan orang lain. Definisi seorang penyembuh, menurut Richard Gordon, adalah seseorang yang sakit lalu bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Sedangkan definisi seorang penyembuh yang hebat adalah seseorang yang sakit berat lalu bisa menyembuhkan dirinya sendiri dengan cepat (a healer is someone who was sick and got well; a great healer is someone who was very sick and got well quickly.)

Namun, karena sebagian besar menusia tingkat energinya relatif rendah maka tubuh perlu waktu lama untuk memulihkan diri. Untuk mempercepat kesembuhan, banyak orang memerlukan tambahan energi untuk memancing vibrasi energinya agar meningkat hingga menghasilkan efek kesembuhan.

Seringkali, keinginan kita untuk segera sembuh malah menghambat proses penyembuhan yang terjadi pada tubuh itu sendiri.

Dengan memperlancar aliran energi pada sistem energi tubuh, rasa sakit tersebut bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan. Proses tersebut dilakukan dengan melakukan pengetukan ringan pada titik-titik tertentu di tubuh manusia dengan menggunakan dua ujung jari, jari telunjuk dan jari tengah.

Terapi untuk memperlancar aliran energi tubuh biasanya diambil dari terapi-terapi berbasis Energy Psychology seperti EFT (Emotional Freedom Technique), SEFT, TAT dan lain-lain. Sedangkan terapi-terapi untuk meningkatkan vibrasi energi tubuh biasanya berbasis pada Quantum Touch, seperti Spiritual Quantum Touch, Resonance Healing Touch dan sebagainya.

Hadiah yang paling membahagiakan bagi seorang healing facilitator, baik yang menggunakan Energy Psychology Tapping atau Quantum Touch adalah kebahagiaan yang terpancar orang yang dia bantu untuk sembuh. Sungguh sebuah pengalaman yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata seindah apapun.