Rani tampak gelisah di ruang rias pengantin. Sebenarnya dia sangat bahagia karena Firman akhirnya meminangnya sebagai istrinya. Namun, saat ini dia sedang menunggu kabar dari Anton, orang yang selama ini sangat mencintainya. Rani ingin memastikan bahwa Anton rela melepaskannya bersanding dengan Firman. "Anton memang lelaki yang baik, namun Firman adalah pilihan hatiku" kata Rani dalam hati.
Tiba tiba ponsel Rani berbunyi, pertanda ada pesan pendek yang masuk. Rani segera meraih ponselnya dan melihat isi pesan tersebut. "Mbak Rani, Insya Allah kak Anton sudah rela mbak dipersunting oleh Mas Firman. Liza, adik Anton". Rani pun bernafas lega.
Di tempat yang cukup jauh dari sana, di sebuah rumah sakit, Liza menatap jalanan yang basah karena baru saja diguyur hujan. Rintik hujan seakan mengiringi linangan air mata Liza. Di tempat tidur di ruangan itu terbaring Anton, kakaknya, yang baru saja menghembuskan nafasnya yang penghabisan.
Tiba tiba ponsel Rani berbunyi, pertanda ada pesan pendek yang masuk. Rani segera meraih ponselnya dan melihat isi pesan tersebut. "Mbak Rani, Insya Allah kak Anton sudah rela mbak dipersunting oleh Mas Firman. Liza, adik Anton". Rani pun bernafas lega.
Di tempat yang cukup jauh dari sana, di sebuah rumah sakit, Liza menatap jalanan yang basah karena baru saja diguyur hujan. Rintik hujan seakan mengiringi linangan air mata Liza. Di tempat tidur di ruangan itu terbaring Anton, kakaknya, yang baru saja menghembuskan nafasnya yang penghabisan.

2 komentar: