DONG ... DONG .. DONG ..
Jarum pun menunjukkan pukul 00.00
Hari pun berganti, tahun yang lama pun berlalu
DUAR ... DUAR .. DUAR
Kembang api pun menerangi langit malam dan petasan membahana mengaungkan suara yang menggelegar

Orang - orang pun bergembira menyambut tahun baru yang baru saja tiba di dunia ini, mereka hilir mudik ke sana ke mari, ada yang bergoyang mengikuti alunan lagu ada juga yang hanya duduk mengamati situasi. Hampir semua orang bergembira menikmati malam pergantian tahun itu. Karena rasa adalah segalanya, mungkin demikian semboyan hidup mereka.
Keesokan paginya, saat pesta berakhir, hanya tampak segelintir manusia yang bertugas menjaga kebersihan kota. Mereka memunguti sampah dan menyapu jalanan agar jalan itu segera bersih dan bisa digunakan lagi keesokan harinya.
Beberapa hari kemudian, kita akan menyaksikan jalan tersebut kembali dilalui berbagai kendaraan dengan tujuan masing-masing. Tidak ada sedikitpun bekas pesta di sana. Mungkin, jika ada orang baru yang datang ke Jakarta, mungkin tidak tahu bahwa tempat itu suka dibuat hura-hura di tahun baru dengan kesia-siaan yang melampaui batas.
Demi sebuah sensasi rasa, apapun dilakukan, sejauh apapun didatangi ...
Sungguh disayangkan memang, banyak yang tidak menyadari bahwa bergantinya tahun adalah berkurangnya jatah kontrak hidup di dunia ini. Manusia hidup di dunia ini tidaklah selamanya, akan ada masanya dia meninggalkan dunia fana. Entah kematian yang penuh keindahan dan keharuan walaupun tetap meninggalkan kesedihan bagi yang ditinggalkan. Atau berakhir sebagai sebuah kematian yang mengerikan pertanda habisnya suatu kehidupan yang penuh dosa dan keingkaran.

Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau tahun telah berganti, namun apakah kita sudah menajdi manusia baru yang lebih baik dari sebelumnya?
Semoga ...

4 komentar: