Selasa, 03 Mei 2011

[Renungan Cinta] Ada apa di balik patah hati

Seorang sahabat pernah mengingatkan bahwa "Hati seorang mukmin terlalu lembut untuk bisa patah".  Hati yang lembut itu karena mencintai Zat yang Abadi, yang tidak akan pernah mengecewakan para pencintaNya.  

Hati yang mengeras adalah bagaikan air yagn tercampuri banyak bahan-bahan kimia sehingga menjadi beracun dan tidak bisa diminum.  Hati itu bagaikan batu yang keras bagai tanah yang diaspal sehingga air hujan tidak bisa masuk ke dalamnya.  Hati bisa menjadi keras apabila dia dibalut berbagai pengalaman yang memiliki tingkat emosi tinggi. seperti dendam, kekecawaan, kemarahan dan sebagainya.  Semua itu berpangkal dari keinginan dan keinginan berawal dari pikiran kita sendiri.  

Menurut para ahli tafsir, jauh sebelum masa diutusnya Nabi Nuh kepada umatnya, hiduplah 5 orang shaleh yang sangat dihormati dan dicintai para pengikutnya.  Mereka bernama Wadd, Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nashr.  Sesudah kelima orang shaleh itu meninggal dunia, para pengikutnya mendirikan patung untuk mengenang mereka.  Patung-patung tersebut, oleh generasi yang datang sesudah para pendirinya, mulai disembah perlahan-lahan.  Upaya Nabi Nuh untuk mengingatkan mereka agar kembali menyembah Allah SWT tidak diindahkan oleh mereka dan mereka saling mengingatkan agar tetap menyembah kelima berhala itu.  Hal ini dijelaskan dalam Al Quran Surat Nuh ayat 23: Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr."(QS. Nuh: 23).  Jadi, dosa syirik itu dimulai dari kultus, baik individu, kelompok ataupun negara.  Ciri orang yang mengkultuskan sesuatu atau seseorang adalah timbulnya ghirah atau kemarahan apapbila sesuatu yang dikutuskan itu dikritik atau dicela. Demikian pembahasa tentang asal muasal dosa syirik yang pernah dibahas di pengajian Ar Rahman.  

Jatuh cinta adalah sejenis pengultusan terhadap orang yang dicintai.  Seseorang yang mencintai orang lain akan memperlakukan orang yang dicintai itu seakan-akan manusia setengah dewa.  Apa saja yang diminta oleh orang yang dicintai itu akan dipenuhi walaupun habis harta dan terkuras energi hingga tak tersisa.  Bahkan terkadang dia menghalalkan segala cara demi menyenangkan orang yang dicintainya tersebut. Yang pasti hilang dari orang yang patah hati adalah ketenangan.  Padahal ketenangan adalah fondasi kebahagiaan, kebahagiaan adalah fondasi dari kesuksesan dan kesuksesan adalah fondasi dari penampilan.  Unsur utama dalam membina ketenangan yang hakiki adalah keberkahan dan kesederhanaan.  Keberkahan bagaikan semen yang mengikat batu kali dan pasir dalam sebuah fondasi sebuah bangunan.  Sedangkan kesederhanaan adalah bagaikan batu kali dan pasir itu sendiri.  

Orang yang patah hati itu seharusnya mensyukuri nikmat tersebut.  Dia justru terhindar dari pengultusan sang kekasih sehingga mengalahkan penghambaanya pada Allah SWT, Rabb semesta alam yang menciptakan, mengatur dan memelihara segalanya, termasuk dirinya sendiri.   Orang yang patah hati itu justru berpeluang mendapatkan ketenangan sejati yang bersumber dari Kasih SayangNya yang tak terbatas.  Dia seharusnya mampu membangun kembali kehidupannya dari puing-puing hatinya yang hancur berantakan itu agar bisa bangkit kembali menatap masa depan yang indah, baik di dunia maupun akhirat.

Semoga bermanfaat

Referensi

Ebook "Jangan raih kesuksesan yang tidak sukses"

Ebook "Tragedi Impian"

Terapi Istighfar

http://www.ustsarwat.com/web/ust.php?id=1139257561

http://v4.e-arrahman.com/

9 komentar: