Jumat, 20 Mei 2011

[Ultah Cambai: Kisah Nyata Ditolak] Permohonan Maaf

People will forget what you say
People will forget what you do
But, people will never forget how you made them feel

Maya Angelou

Berawal dari sebuah kegiatan sosial di sebuah desa tertinggal tak jauh dari Jakarta.  Sesudah selesai kegiatan, kami semua pulang naik bisa yang sama dengan yang memberangkatkan kami.  Saat itu, di bis yang namanya mata sudah hampir tidak bisa dibuka. Jadi pada saat ada teman yang pesan untuk membantu seseorang ya yang tertangkap sayup - sayup saja.  Namun, begitu sampai tempat kembali dan bertemu orang yang perlu dibantu, entah kenapa rasa kantuk ini hilang lenyap dan berganti kekaguman yang luar biasa.  Sesudah selesai membantu pun, sampai di rumah masih saja kepikiran orang yang tadi itu.  Selama itu pula, hubungan kami baik-baik saja walaupun tidak bisa dikatakan akrab. Namun, semua berubah saat diketahui saya naksir berat sama dia.  Benar kata Maya Angelou di atas, jangan-jangan ada kesalahan yang tidak saya sadari.  

Memang, dalam kondisi emosional yang kurang kondusif, kesalahan sangat mungkin terjadi walau kadang tidak bisa diketahui persis.  Yang jelas, saya akui sayalah yang bersalah dan saya pun berusaha minta maaf.  Namun saying, permohonan maaf yang saya harapkan diterima itu belum juga terjadi sampai saat ini.  Paling tidak sampai tulisan ini dibuat.  Hubungan pertemanan yang ala kadarnya itu pun hancur berantakan sebagaimana hancurnya hati saya.   Mungkin inilah yang dinamakan Depresi, sebuah keadaan emosional yang seringkali mengantar penderitanya ke gerbang maut dengan  cara bunuh diri.  

Saya masih beruntung belum mau menyerah untuk memperbaiki diri.  Kesadaran bahwa hidup harus dilanjutkan apapun yang terjadi masih tersisa dalam diri saya walapun sempat meredup.  Saya pun mencoba mengalihkan perhatian ke dalam tulisan dan mencoba mempelajari beberapa jenis penyembuhan seperti SEFT dan Spiritual Quantum Touch atau SQT. SQT saya pelajari dari sesama relawan saat bertugas sebagai tim Trauma Healing ber sama beberapa praktisi SEFT di Padang beberapa waktu yang lalu. Namun, walaupun demikian, masih terasa ada yang mengganjal di hati saya berkenaan dengan permohonan maaf yang belum juga diterima.  

Suatu ketika, saya mengikuti acara bedah buku yang diadakan di sebuah universitas di daerah Ciputat.  Bedah buku itu diisi oleh kang Zain, penulis ebook tersebut dan Lead Trainer di Cahaya Semesta, sebagai narasumber.  e-book tersebut berjudul "Jangan Raih Kesuksesan yang tidak Sukses".  Kang Zain menjelaskan apa yang beliau ketahui dan percayai sebagai kesuksesan sejati berdasarkan pengalamannya sebagai seorang trainer dan motivator.  Mungkin, kalau di kalangan motivator dan trainer, apa yang diajarkan oleh kang Zain bias dianggap sebagai ajaran bid’ah, meminjam bahasa agama, atau dianggap nyeleneh karena menyimpang dari mainstream ajaran motivasi.  Ketenangan dan kebahagiaan seharusnya diraih terlebih dahulu daripada kesuksesan dan penampilan.  "Apakah kita selama ini menetapkan syarat-syarat tertentu sebelum kita bisa merasakan ketenangan dan kebahagiaan?" tanya Kang Zain pada yang hadir.  Ketenangan sejati, yang diperoleh dengan hanya bergantung pada Allah SWT seharusnya menjadi fondasi bagi kebahagiaan dan kesuksesan serta penampilan kita.  

"Hati yang kotor penuh rasa dengki dan dendam akan menarik kemalangan demi kemalangan ke dalam hidup kita seperti magnet.  Maka indahkanlah masa depanmu dengan memaafkan masa lalumu dan menerima keadaanmu saat ini" demikian pesan kang Zain dalam acara bedah ebook tersebut.  Membersihkan hati salah satunya dengan banyak beristighfar agar dosa-dosa kita terampuni dan hati kita pun menjadi semakin bersih.  Kang Zain pun menambahkan bahwa salah satu rahasia kesuksesan dakawah Rasul SAW adalah mudahnya beliau memaafkan, apalgi dalam urusan pribadi.  Seorang kafir Quraisy yang hendak membunuh beliau pun dimaafkan dengan mudah.  Saat kita memaafkan orang lain yang bersalah atua bahkan zalim pada kita, sesungguhnya kita memberi energi pada orang lain untuk memaafkan kita dan membuka diri untuk kita pengaruhi.      

Semoga bermanfaat

------------------------------------------

Jumlah kata: 587

Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba memperingati ulang tahun MP-nya Uni Cambai dengan kategori Kisah Nyata: Ditolak

11 komentar: