"Saya belajar sama boss es, dia punya counter es di berbagai mall. Saya dapat ilmu dari bapak saja sudah hutang budi besar pak. Mau minta modal sama istri gak enak, sama mertua juga gak enak. Jadi adanya motor ya saya jual." katanya. "Saya sampai tahu es mana yang benar-benar pakai gula, mana yang cuma mau untung gede. Kalau cuma mau untung doang bisa, tapi kan kita punya pelanggan" tambah si penjual es itu.

Dahulu, sebelum punya langganan bapak penjual es podeng itu seringkali hanya mendapt sedikit keuntungan. Pernah seharian jualan, bahakan sampai jam 8 malam, hanya dapat 25 ribu. Namun, karena sudah punya langganan, sehari gak jualan saja bisa dihubungi terus menerus via telepon dan sms. Dahulu pernah jualan di blok M, namun keutnungan berkurang karena kontrak naik, di Pluit dan tanah kusir malah diusir tukang es kelapa. Mungkin mereka tidak suka da saingan.

"Sempat nganggur 8 bulan saya" kata si bapak. Saya pun ikut mengangguk2 saja saat mendengar penjelasan si penjual es tersebut. Ternyata, di balik kesederhanaan dan kebersahajaan si bapak, ada semangat juang yang luar biasa. Layak diteladani oleh semua orang yang masih produktif. Semoga saya dan siapapun yang membaca tulisan bisa meneladaninya, aamiin

5 komentar: