Entah apakah ini berita baik atau sebaliknya, yang jelas saya termasuk yang terheran-heran dengan keputusan Multiplya untuk "boyongan" pindah rumah (atau kantor?) ke negeri zamrud khatulistiwa ini. Apakah karena di negeri ini kebanyakan mall yang offline sehingga sekalian mau ditambah yang online? entahlah, mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang, eh maksudnya kepada mereka sendiri.
Memang kalau diumpamakan kompleks perumahan, Multiply yang dulunya para penghuninya tinggal masuk sekarang harus lewat Mall dulu. Mall online yang bernama marketplace itu memang ditempatkan di gerbang masuk perumahan Multiply tersebut. Dan, mall itu pun makin lama makin besar karena yang menempati makin banyak.
Online sellers di Multiply pun semakin lama semakin banyak. Memang pada awalnya seperti kompleks perumahan yang satu dua penghuninya buka warung untuk mendapat tambahan penghasilan. Namun, makin lama banyak yang buka warung maka dibuatlah sebuah Mall bernama marketplace. Multiply sendiri telah menempatkan diri menjadi social network yang fokus pada e-commerce alias perdagangan online. Bahkan pihak Multiply telah mengadakan pertemuan akbar khusus para online seller
Pertanyaan yang mungkin mengusik adalah bagaimana dengan nasib para blogger yang menempatkan atau menitipkan hasil hasil karyanya di situs Multiply masing-masing? Baik yang berupa tulisan, foto ataupun konten lainnya? apakah sudah harus di-backup dulu di komputer masing-masing atau diungsikan (dengan cara copy paste) ke blog-blog yang lain? Akankah tetap bisa diakses seperti biasa atau ada kebijakan lain? Terus terang saya tidak punya jawabannya walaupun saya sendiri masih berharap bisa nge-blog dan saling bersilaturahim secara online dengan para tetangga MPers yang baik hati, tidak sombong dan rajin menabung itu.
Bagaimanapun juga, Mr. Pezaris dan kawan-kawannya sudah datang di negeri yang penuh dinamika ini, semoga mereka betah. Kalau bisa sih, sempatkan melihat keadaan rakyat miskin yang hidupnya menderita di negeri ini, jangan cuma mall-mall dan peluang-peluang bisnisnya aja ya.
Semoga bermanfaat
Memang kalau diumpamakan kompleks perumahan, Multiply yang dulunya para penghuninya tinggal masuk sekarang harus lewat Mall dulu. Mall online yang bernama marketplace itu memang ditempatkan di gerbang masuk perumahan Multiply tersebut. Dan, mall itu pun makin lama makin besar karena yang menempati makin banyak.
Online sellers di Multiply pun semakin lama semakin banyak. Memang pada awalnya seperti kompleks perumahan yang satu dua penghuninya buka warung untuk mendapat tambahan penghasilan. Namun, makin lama banyak yang buka warung maka dibuatlah sebuah Mall bernama marketplace. Multiply sendiri telah menempatkan diri menjadi social network yang fokus pada e-commerce alias perdagangan online. Bahkan pihak Multiply telah mengadakan pertemuan akbar khusus para online seller
Pertanyaan yang mungkin mengusik adalah bagaimana dengan nasib para blogger yang menempatkan atau menitipkan hasil hasil karyanya di situs Multiply masing-masing? Baik yang berupa tulisan, foto ataupun konten lainnya? apakah sudah harus di-backup dulu di komputer masing-masing atau diungsikan (dengan cara copy paste) ke blog-blog yang lain? Akankah tetap bisa diakses seperti biasa atau ada kebijakan lain? Terus terang saya tidak punya jawabannya walaupun saya sendiri masih berharap bisa nge-blog dan saling bersilaturahim secara online dengan para tetangga MPers yang baik hati, tidak sombong dan rajin menabung itu.
Bagaimanapun juga, Mr. Pezaris dan kawan-kawannya sudah datang di negeri yang penuh dinamika ini, semoga mereka betah. Kalau bisa sih, sempatkan melihat keadaan rakyat miskin yang hidupnya menderita di negeri ini, jangan cuma mall-mall dan peluang-peluang bisnisnya aja ya.
Semoga bermanfaat
12 komentar: