http://wasathon.com/humaniora/read/mewaspadai_perangkap_pikiran/#.T2qcCFilrW4.twitter
“Siapa mengenal dirinya, maka mengenal Tuhannya.”. Kata-kata itu mudah dicerna dan sepertinya ringan saja. Tapi, apakah pemahaman kita seringan pernyataan tersebut? Kita sering berdebat atau mengkaji soal keimanan dengan memosisikannya sebagai wilayah batiniah, perasaan, atau hal-hal spiritual yang tidak ada hubungannya dengan ranah syariah—sikap kita terhadap kehidupan dan bagaimana kita menyikapinya, khususnya dalam rangka kita bersyukur terhadap Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar