"Jangan tanyakan apa yang negara beri pada anda, tetapi tanyakan apa yang anda berikan pada negara" Jhon F Kennedy
makna dari mentalitas "to give" adalah mentalitas yang selalu mendorong diri kita untuk selalu ingin memberi kepada orang-orang di sekitar kita. Kebalikan dari mentalitas ini adalah mentalitas to get, yaitu mentalitas yang selalu mendorong diri kita untuk selalu memfokuskan diri pada apa-apa yang bisa kita dapatkan, biasa disebut aji mumpung saya apa.
mentalitas to give sayangnya belum membudaya di negeri kita sebagaimana yang kita dengar para pejabat di KPU belum-belum sudah minta tunjangan macam2, padahal kinerja belum ketahuan. Contoh lain, beberapa daerah masyarakat rusak kantor bupati anggota dewan dll karena para pejabatnya masih bermentalitas to get.
Hal-hal yang membuat mentalitas to give ini belum tersebar merata, bahkan yang tersebar luas adalah mentalitas to get antara lain: budaya materialistik dan kapitalistik yang merasuki bangsa ini.Pada akhirnya, mentalitas to get menyebabkan terjadinyapenebangan hutan liar alias illegal lodging, korupsi dan sebagainya, kenaikan harga sembako, kedele dan sebagainya yang hanya menguntungkan segelintir orang
zaman orde baru dahulu kita mengenal apa yang namanya trickle down effect, yaiut perinsip memberdayakan pengusaha agar masayarakat tertolong seperti gelas yang diisi penuh air sehingga meluber. Namun, pada kenyataanya gelasnya yang makin gede sehingga manfaat utk dia dan kelompoknya saja, persis lagu dangdut yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin
Bagaimana mempraktekkan mentalitas to give dalam hidup sehari-hari?
- Merenungkan apa yang sudah saya berikan pada pasangan, keluarga, tetangga, rekan kerja, perusahaan, atasan, anak buah, negara, agama dll. Termasuk memikirkan apa-apa yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Setelah jawabannya kita dapatkan, setiap hari harus kita melakukan hal-hal terbaik agar selalu bisa beri manfaat pada saat kita beraktivitas.
Dengan mentalitas to give, hidup kita jadi nikmat, tidak jadi beban, selalu bersyukur dan penuh semangat sehingga orang-orang merasakan keberadaan kita, jangan sampai orang lain tidak peduli, sama saja ada atau tidak. Mentalitas ini juga mendorong kita untuk terus-menerus berprestasi, sehingga kita menjadi orang yang bermanfaat.
Bagaimana jika tidak punya apa2Memberi tidak selalu dalam bentuk harta,tetapi juga tahta, kata, cinta, doa
- Harta: sumbangan, yaa ratusan ribu semua, cari seribuan kusut eh minta syurga, keterlaluan padahal 1000 utuk wc umum
- Tahta: Jabatan tugas-tugas rutin harus didelegasikan karena bagi mereaka sesuatu yang menantang, jangan terus menerus ditelepon. Bila begitu, sang atasan berarti gagal punya mentalitas to give
- Kata dalam bentuk ilmu. Bila kita berbagi ilmu, sumbangkan pencerahan gratisi, ilmu malah nambah karena perlu belajar, baca buku, tanya ahli makin to give makin banyak yang kita dapat
- Berbagi cinta: Beri perhatian, tengok bila sakit, berempati,walaupun tidak punya harta.
- Berdoa: Jangan malas berdoa untuk orang lain. Manfaatkan waktu-waktu yang tepat untuk berdoa bagi saudara-saudara kita. Do'a kepada orang lain yang tidak diketahui orang yang bersangkutan adalah do'a yang paling cepat dikabulkan.
Mentalitas to give didasari oleh kenyataan bahwa apabila kita berbuat baik dan sering memberi kepada orang lain, maka suatu saat kebaikan-kebaikan kita tersebut akan kembali kepada kita sendiri, walaupun bukan dari orang-orang yang menerima kebaikan kita tersebut. Apalagi sebagai bagian dari kaum muslimin, kita percaya bahwa 4JJI sWT Maha Kuasa untuk mengatur segala hal di dunia ini
Selamat mencoba, semoga bermanfaat
Ditranskrip dari Bapak Jamil Ahzaini dalam acara Life Excellence, kerjasama Radio Trijaya FM dan Kubik Leadership, setiap hari Kamis jam 17:00 - 18:00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar