"Pak ustadz, Nabi SAW kok suka makan kambing ya?" tanya seorang jamaah kepada ustadz Firdaus. Ustadz Firdaus, ustadz muda lulusan LIPIA itu dibuat bingung oleh pertanyaan si jamaah. Beliau pun balik bertanya pada sang jamaah "Memangnya kenapa pak? bukankah daging kambing itu halal? masak mentang-mentang Nabi lalu tidak boleh makan daging kambing?". "Begini ustadz, halal sih halal. Tidak ada orang yang bilang daging kambing itu haram, tidak seperti babi. Tapi ya itu ustadz, daging kambing kan biangnya penyakit. Banyak orang, karena suka makan daging kambing, ada yang kena stroke, tekanan darah tinggi, jantung koroner dan penyakit lainnya. Sedangkan Nabi kita itu kan uswatun hasanah, beliau sungguh layak diteladani dalam berbagai aspek kehidupannya. Karena itulah saya bingung, masak sih Nabi malah mencontohkan kebiasaan yang merusak kesehatan?" lanjut sang jamaah.
Ustadz Firdaus pun terdiam sejenak. Beliau sekilas teringat akan kata-kata seorang temannya yang mengatakan bahwa paradigma bahwa daging kambing merusak kesehatan adalah propaganda musuh Islam dan ummat Islam. Maklum, sang teman adalah penggemar teori-teori konspirasi yang banyak digandrungi orang. Namun, ustadz Firdaus merasa bahwa pendekatan seperti itu kurang tepat untuk digunakan sebagai jawaban pertanyaan sang jamaah. Beliau memutuskan untuk menggunakan pendekatan yang lebih bisa diterima dan lebih mendidik. "Begini" kata ustadz Firdaus "Nabi kita yang mulia itu memang suka makan daging kambing. Tidak hanya beliau, para nabi-nabi terdahulu pun banyak yang pernah jadi penggembala kambing. Tentu saja ada kemungkinan para nabi tersebut mengonsumsi daging kambing. Apakah mungkin penggembala kambing tidak pernah sama sekali makan daging kambing? kan kedengarannya aneh. Dan kita juga tidak pernah menemukan satu riwayatpun yang menceritakan ada nabi yang tekanan darahnya tinggi, terserang stroke atau sakit jantung koroner". "Namun, di sisi lain banyak juga kita temukan orang-orang yang suka makan daging kambing tubuhnya sakit-sakitan. Entah stroke, darah tinggi, jantung koroner dan masih banyak lagi penyakit degeneratif lainnya" lanjut ustad Firdaus. "Berarti mungkin ada yang salah dalam mengolah daging kambing tersebut atau ada sebab-sebab lainnya. Tapi yang lebih mungkin adalah gaya hidup para pengonsumis daging kambing itu sendiri" kata ustadz Firdaus. "Maksud ustadz?" tanya sang jamaah kurang paham.
"Begini" kata ustadz Firdaus menjelaskan kepada sang jamaah "kita tidak tahu seberapa sering Nabi kita itu makan daging kambing. Anggaplah beliau cukup sering mengonsumsi daging tersebut, walau tentu saja tidak berlebihan. Maka, yang menjadi masalah adalah bagaimana cara beliau menjaga kesehatan sambil tetap mengonsumsi menu daging kambing tersebut". "Salah satu kebiasaan Nabi kita adalah berdzikir setiap habis subuh hingga terbit matahari. Itu agak lama kan? Nah, kira-kira Nabi saat itu duduknya bersila atau duduk bersimpuh?" tanya ustadz Firdaus pada sang jamaah. "Tidak tahu ustadz, kayaknya tidak ada hadits yang menjelaskan deh" jawab jamaah. "Benar, memang dalilnya tidak ada. Namun, kalau menurut saya, kemungkinan besar Nabi duduknya saat itu bersimpuh, bukan bersila. Kenapa? karena di dalam tubuh manusia terdapat sejumlah “tombol”. Salah satu diantara tombol-tombol tersebut adalah tombol pembakaran yang terletak di pangkal telapak kaki atas, antara jempol dan telunjuk. Tombol pembakaran jika ditekan agak lama dan keras akan menimbulkan polarisasi medan magnet di telapak kaki kita sehingga terjadi konversi energi negatif menjadi energi pembakaran yang berguna untuk membakar asam urat, gula darah, kolesterol, asam laktat, crystal oxalate dan racun tubuh di jaringan telapak kaki. Saat itulah terjadi konversi sumbatan energi, termasuk yang diakibatkan oleh kolestrol daging kambing tadi, menjadi bentuk energi lainnya yang bisa terbuang dengan mudah dari tubuh. Jadi, hampir setiap pagi Nabi kita melakukan detoksifikasi energi saat bersimpuh sambil berdzikir itu sehingga tidak ada energi negatif, kolestrol dan sebagainya yang tersisa dalam tubuh beliau". "Oh, begitu ya pak Ustadz? pantas saja saya selama ini memperhatikan ustadz kalau duduk tidak pernah bersila, selalu bersimpuh. Sebenarnya saya ingin bertanya apa tidak pegal? Tapi gak enak ah" kata sang jamaah. "Iya, saya juga dulu waktu awal-awal mempraktekkan ilmu ini, setelah diberitahu dalam suatu pelatihan, kaki pegal dan sakit luar biasa. Tapi lama kelamaan biasa juga. Sempat juga saya muntah-muntah dan bolak balik ke belakang. Tapi saya sadar, mungkin inilah detoksifikasi yang dimaksud. Gak masalah sakit sedikit, yang penting sehat. Akhirnya, sampai sekarang saya selalu duduk bersimpuh, baik saat membaca Al Quran, menonton TV, berdzikir dan sebagainya." kata ustadz Firdaus tersenyum "Apalagi kalau ditambah Senam yang diambil dari gerakan-gerakan sholat, bakal lebih mantap lagi". "Kayaknya saya juga perlu mempraktekkan ilmu seperti itu ya ustadz" kata sang jamaah. "Tentu" jawab ustadz Firdaus "masak kita sebagai bagian dari ummat Islam yang seharusnya jadi rahmatan lil alamin malah sakit-sakitan. Gak lucu dong". "Baik, ustadz, terima kasih tambahan ilmunya, saya mau pamit dulu ya, Assalamualaikum" kata sang jamaah. "Waalaikum salam, sama sama pak" kata ustadz Firdaus.
Semoga bermanfaat
Note: Senam Gerakan Sholat bisa di-download di attachment
Referensi
Duduk Simpuh
Pijat Getar Syaraf & Senam Ergonomik dan Meditasi Mengenal Diri di Milis ErgoLife-Club
Dipersembahkan oleh Distromuslim dot net
Ustadz Firdaus pun terdiam sejenak. Beliau sekilas teringat akan kata-kata seorang temannya yang mengatakan bahwa paradigma bahwa daging kambing merusak kesehatan adalah propaganda musuh Islam dan ummat Islam. Maklum, sang teman adalah penggemar teori-teori konspirasi yang banyak digandrungi orang. Namun, ustadz Firdaus merasa bahwa pendekatan seperti itu kurang tepat untuk digunakan sebagai jawaban pertanyaan sang jamaah. Beliau memutuskan untuk menggunakan pendekatan yang lebih bisa diterima dan lebih mendidik. "Begini" kata ustadz Firdaus "Nabi kita yang mulia itu memang suka makan daging kambing. Tidak hanya beliau, para nabi-nabi terdahulu pun banyak yang pernah jadi penggembala kambing. Tentu saja ada kemungkinan para nabi tersebut mengonsumsi daging kambing. Apakah mungkin penggembala kambing tidak pernah sama sekali makan daging kambing? kan kedengarannya aneh. Dan kita juga tidak pernah menemukan satu riwayatpun yang menceritakan ada nabi yang tekanan darahnya tinggi, terserang stroke atau sakit jantung koroner". "Namun, di sisi lain banyak juga kita temukan orang-orang yang suka makan daging kambing tubuhnya sakit-sakitan. Entah stroke, darah tinggi, jantung koroner dan masih banyak lagi penyakit degeneratif lainnya" lanjut ustad Firdaus. "Berarti mungkin ada yang salah dalam mengolah daging kambing tersebut atau ada sebab-sebab lainnya. Tapi yang lebih mungkin adalah gaya hidup para pengonsumis daging kambing itu sendiri" kata ustadz Firdaus. "Maksud ustadz?" tanya sang jamaah kurang paham.
"Begini" kata ustadz Firdaus menjelaskan kepada sang jamaah "kita tidak tahu seberapa sering Nabi kita itu makan daging kambing. Anggaplah beliau cukup sering mengonsumsi daging tersebut, walau tentu saja tidak berlebihan. Maka, yang menjadi masalah adalah bagaimana cara beliau menjaga kesehatan sambil tetap mengonsumsi menu daging kambing tersebut". "Salah satu kebiasaan Nabi kita adalah berdzikir setiap habis subuh hingga terbit matahari. Itu agak lama kan? Nah, kira-kira Nabi saat itu duduknya bersila atau duduk bersimpuh?" tanya ustadz Firdaus pada sang jamaah. "Tidak tahu ustadz, kayaknya tidak ada hadits yang menjelaskan deh" jawab jamaah. "Benar, memang dalilnya tidak ada. Namun, kalau menurut saya, kemungkinan besar Nabi duduknya saat itu bersimpuh, bukan bersila. Kenapa? karena di dalam tubuh manusia terdapat sejumlah “tombol”. Salah satu diantara tombol-tombol tersebut adalah tombol pembakaran yang terletak di pangkal telapak kaki atas, antara jempol dan telunjuk. Tombol pembakaran jika ditekan agak lama dan keras akan menimbulkan polarisasi medan magnet di telapak kaki kita sehingga terjadi konversi energi negatif menjadi energi pembakaran yang berguna untuk membakar asam urat, gula darah, kolesterol, asam laktat, crystal oxalate dan racun tubuh di jaringan telapak kaki. Saat itulah terjadi konversi sumbatan energi, termasuk yang diakibatkan oleh kolestrol daging kambing tadi, menjadi bentuk energi lainnya yang bisa terbuang dengan mudah dari tubuh. Jadi, hampir setiap pagi Nabi kita melakukan detoksifikasi energi saat bersimpuh sambil berdzikir itu sehingga tidak ada energi negatif, kolestrol dan sebagainya yang tersisa dalam tubuh beliau". "Oh, begitu ya pak Ustadz? pantas saja saya selama ini memperhatikan ustadz kalau duduk tidak pernah bersila, selalu bersimpuh. Sebenarnya saya ingin bertanya apa tidak pegal? Tapi gak enak ah" kata sang jamaah. "Iya, saya juga dulu waktu awal-awal mempraktekkan ilmu ini, setelah diberitahu dalam suatu pelatihan, kaki pegal dan sakit luar biasa. Tapi lama kelamaan biasa juga. Sempat juga saya muntah-muntah dan bolak balik ke belakang. Tapi saya sadar, mungkin inilah detoksifikasi yang dimaksud. Gak masalah sakit sedikit, yang penting sehat. Akhirnya, sampai sekarang saya selalu duduk bersimpuh, baik saat membaca Al Quran, menonton TV, berdzikir dan sebagainya." kata ustadz Firdaus tersenyum "Apalagi kalau ditambah Senam yang diambil dari gerakan-gerakan sholat, bakal lebih mantap lagi". "Kayaknya saya juga perlu mempraktekkan ilmu seperti itu ya ustadz" kata sang jamaah. "Tentu" jawab ustadz Firdaus "masak kita sebagai bagian dari ummat Islam yang seharusnya jadi rahmatan lil alamin malah sakit-sakitan. Gak lucu dong". "Baik, ustadz, terima kasih tambahan ilmunya, saya mau pamit dulu ya, Assalamualaikum" kata sang jamaah. "Waalaikum salam, sama sama pak" kata ustadz Firdaus.
Semoga bermanfaat

Note: Senam Gerakan Sholat bisa di-download di attachment
Referensi
Duduk Simpuh
Pijat Getar Syaraf & Senam Ergonomik dan Meditasi Mengenal Diri di Milis ErgoLife-Club
Dipersembahkan oleh Distromuslim dot net
Attachment: gerak_sehaty_free_books.pdf
13 komentar: